DENPASAR – Debat kedua yang diselenggarakan oleh KPUD Bali digelar di Sanur Bali sangat menguntungkan pasangan calon Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Tema yang sangat fundamental bagi masyarakat ini hampir semua dikuasai oleh Mantra-Kerta. Penguasaan materi ini sangat beralasan karena urusan pelayanan publik sudah dilakukan baik oleh Rai Mantra karena sudah menjalankannya sebagai Walikota Denpasar dan Sudikerta pernah menjadi Wakil Bupati Badung dan Wakil Gubernur Bali.
Menurut Rai Mantra, untuk transportasi misalnya, Denpasar sudah memiliki moda transportasi yang cukup representatif. Bahkan, Rai Mantra mengoreksi data yang disampaikan Paslon Koster-Ace soal panjang ruas jalan di Kota Denpasar, sebab Koster-Ace menyampaikan data yang salah. Sementara Sudikerta menjelaskan soal moda Transportasi Sarbagita yang saat ini sudah berjalan yang menghubungkan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan.
“Kami meminta kepada masyarakat untuk menggunakan Trans Sarbagita untuk mengurangi kemacetan,” ujar Sudikerta.
Sementara I Wayan Koster menjelaskan soal kereta api keliling Bali, short cut Bali selatan dan utara, pembangunan bandara di Buleleng. Padahal, semua proyek raksasa itu sudah ada studi kelayakan yang dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Untuk peningkatan kesejahteran rakyat, Rai Mantra menjelaskan soal implementasi program Nawacandra. Angka pengangguran di Bali akan dikurangi, angka kemiskinan juga akan dikurangi. Untuk itu Mantra-Kerta menargetkan mampu menekan angka kemiskinan secara siginifikan yakni di bawah 3 persen pada tahun 2023. Mantra-Kerta juga menargetkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 74,38 jadi menjadi 80 pada akhir 2023.
“Angka IPM 80 ini merupakan standarisasi human index secara internasional. Itu harus kita capai,” tegasnya.
Yang paling menarik adalah soal lapangan kerja. Koster menjanjikan akan mengucurkan bantuan kepada para tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri dengan pinjaman di Bank BPD atau bank-bank lainnya.
“Kami akan menyiapkan pinjaman bagi tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri. Selama ini tenaga kerja Bali yang mau berangkat ke luar negeri biasanya terkendala modal. Kami akan memberikan pinjaman. Sekembalinya mereka dari luar negeri, mereka akan mengembalikan pinjaman tersebut,” ujar Koster.
Sementara Mantra-Kerta dengan sangat cerdas menjelaskan soal penyerapan tenaga kerja. Mantra-Kerta berkomitmen untuk menyiapkan lapangan kerja bagi putra-putri Bali. Rai Mantra mengatakan bahwa tenaga kerja Bali perlu mendapatkan pelatihan dalam bidang ketrampilan dan keahlian. Sebelum mereka terjun ke dunia kerja para tenaga kerja harus dilatih berbagai ketrampilan. (*)
Laporan : Axelle Dhae


