Tingkat Kesembuhan Capai 69,29%, Bali Siap Songsong New Normal Pariwisata

328
Tingkat Kesembuhan Capai 69,29%, Bali Siap Songsong New Normal Pariwisata/theeast.co.id
Tingkat Kesembuhan Capai 69,29%, Bali Siap Songsong New Normal Pariwisata/theeast.co.id

DENPASAR, Theeast.co.id – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat tampil sebagai pembicara bertajuk “What Can Bali’s Tourism Industry Do With Digital Payment In The New Normal Era” di Denpasar, Kamis (4/6) mengatakan, saat ini dunia tengah dihadapkan pada kondisi sulit. Pandemik COVID-19 menyebar begitu cepat di berbagai belahan dunia. Indonesia dan khususnya Provinsi Bali juga tidak terlepas dari sebaran virus ini. Namun di sisi lain, Bali juga telah melakukan berbagai upaya baik untuk mencegah penyebaran kasus positif COVID-19. “Upaya pencegahan yang kita lakukan selama ini menunjukkan hasil yang baik,” ujarnya.

Menurut data statistik Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali per tanggal 2 Juni 2020, tingkat kesembuhan dari pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali adalah 69,29%. “Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi kita semua. Meski jumlah kasus positif di Bali masih bertambah, namun jumlah ini relatif lebih baik dibandingkan daerah lain di Indonesia. Untuk itu, kita perlu mempersiapkan diri untuk membangun kembali perekonomian Bali, terutama pada sektor pariwisata sebagai leading sektor di Bali,” ujarnya. Ia menegaskan, membangun pariwisata Bali pasca pandemik bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan pada seluruh sektor, terutama industri pariwisata, menjadi fokus utama kita semua. Salah satu komponen dalam protokol kesehatan adalah metode transaksi non-tunai. Hal ini penting untuk dilakukan karena setidaknya dua alasan. Pertama, uang tunai dapat menjadi media penyebaran virus yang harus kita hentikan. Kedua, transaksi non-tunai sebenarnya merupakan metode transaksi yang efektif dan aman. Ini merupakan momentum yang baik bagi kita untuk mulai menggalakkan gerakan masyarakat non-tunai (Cashless Society).

Pemberlakuan transaksi non-tunai tentu memiliki tantangan tersendiri. Masyarakat Bali saat ini masih belum terlalu fasih menggunakan alat pembayaran digital. Mengubah pola perilaku masyarakat membutuhkan suatu pembiasaan yang dapat didorong dengan kemudahan dan manfaat bertransaksi digital. Hadirnya Bank Indonesia dengan QRIS atau Quick Response Indonesian Standard. Sistem ini diharapkan mampu mengatasi persoalan ini dengan menyamakan sistem e-money di Indonesia. Ke depan Wagub Cok Ace berharap Bali tidak saja dapat menjadi pelopor dalam penggunaan transaksi non-tunai, tetapi juga unggul dalam pengembangan inovasi dan penerapan teknologi informasi digital.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, BI selalu siap mendampingi pariwisata Bali, memberikan informasi, bertukar ilmu pengetahuan dan sosialisasi bagaimana industri pariwissata Bali kedepannya dalam menghadapi pasca pandemi ini dapat melakukan transaksi pembayaran yang non tunai atau contact less. Ini juga merupakan perkembangan digitalisasi dari industri 4.0. Menurutnya dengan melakukan transaksi pembayaran nontunai maka akan mengurangi penularan virus melalui lalu lintas uang. “Untuk itu, kedepannya Bank Indonesia akan berkerjasama dengan perbankan yang ada di Bali untuk turut menyelenggarakan dan mengedukasi masyarakat terkait pembayaran non tunai,” ujarnya.

Terkait dengan hal tersebut, ia menyatakan bahwa sejak triwulan pertama tahun 2020, transaksi non tunai sudah mulai ada peningkatan. Hal ini merupakan dampak dari pandemi dimana masyarakat lebih cenderung memilih transaksi nontunai menggunakan m-banking serta merchant lainnya. Untuk itu ia berharap perbankan se Bali serta beberapa aktor terkait dapat memberikan edukasi baru terhadap payment Bali kedepannya, dan nantinya masyarakat Bali semakin fasih menggunakan transaksi non tunai.(Axelle Dae).