Buku Praktik Baik Implementasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Covid-19, Rekam Jejak Perjuangan Para Relawan

319
Buku Praktik Baik Implementasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Covid-19, Rekam Jejak Perjuangan Para Relawan/theeast.co.id

JAKARTA, The East Indonesia – Bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meresmikan peluncuran Buku Praktik Baik Implementasi Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Covid-19. Buku ini merangkum catatan proses edukasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dalam mengimplementasikan kebiasaan baru guna mencegah penyebaran Covid-19 sekaligus mengaktualisasikan kebijakan merdeka belajar di tengah masyarakat.

“Anak muda adalah pembawa perubahan, perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan untuk kemajuan bangsa, perubahan untuk segera mewujudkan Indonesia sehat,” ucap Mendikbud ketika meresmikan Buku Pembelajaran Praktik Baik KKNT Covid-19, yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Rabu (28/10/2020).

“Harapannya, buku ini dapat menginspirasi banyak orang untuk memberikan kontribusi kontrit dan memotivasi semua pihak untuk terus memperkaya catatan praktik baik bagi pembelajaran dan menjadi rekam jejak pemuda pemudi Indonesia di masa penanganan Covid-19 serta bekal dalam menghadapi era revolusi industri 4.0,” lanjutnya.

Turut hadir, Menteri Dalam Negeri yang menyambut gembira inisiasi bersama penyelenggaraan acara ini. Meski di tengah pandemi, anak-anak muda tetap produktif berkegiatan demi kepentingan bangsa dan rakyat. Oleh karenanya, Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut berkontribusi menyelamatkan ekonomi serta menjaga stabilitas politik dan keamanan di tanah air. “Selamat atas peluncuran buku yang inspiratif dan informatif ini,” disampaikan Tito.

Mendikbud mengungkap, sejak 5 bulan terakhir, puluhan ribu mahasiswa telah mengikuti program-program mitigasi bencana. Program KKNT salah satunya merupakan wujud kepedulian mahasiswa atas berbagai permasalahan pembangunan di desa maupun perkotaan dan telah menjadi tradisi sejak pertama dicanangkan di tahun 1971. Ia menilai selama ini telah banyak universitas yang menunjukkan inisiatif dan inovasinya dengan semangat gotong-royong yang kuat yang tidak banyak dijumpai di negara-negara lain.

Menanggapi hal itu, Direktur Sistem Penanggulangan Bencana, BNPB, Urdekh berkomentar bahwa mahasiswa kerap memiliki kemampuan yang luar biasa untuk ikut berperan dalam penanggulangan bencana. Dengan sisi milenialnya, ide-ide bagus di luar pemikiran umum, sering muncul menjadi solusi atas masalah yang ditemukan.

“Mahasiswa adalah figur perubahan yang mampu berkontribusi bagi bangsa dalam konteks apapun. Inilah yang harus kita manfaatkan,” kata Urdekh.

Ketua Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Mayor Jenderal TNI Doni Monardo menilai pentingnya peran mahasiswa dalam memetakan masalah dan berkreasi mencari solusi bagi masyarakat. Oleh karenanya, peluncuran buku ini menurut Doni bisa menjadi pelajaran dan pedoman di masa depan tentang bagaimana Indonesia menyikapi pandemi Covid-19 yang pernah terjadi.

“Kolaborasi pentahelix dan antar disiplin ilmu akan menjadi solusi yang komprehensif. Selain itu, melalui kegiatan KKN Tematik Covid-19, mahasiswa bisa mengasah jiwa kepeduliannya seiring dengan peringatan Sumpah Pemuda yang sedang kita peringati bersama. Mari bersatu melawan Covid-19,” ajak Doni.

Senada dengan sebelumnya, Deputi Bidang Sistem dan Strategi, BNPB, B. Wisnu Widjaja, mengemukakan, buku ini adalah dokumen praktik baik dan proses pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih maju dalam penanganan Covid-19. “Kebiasaan mendokumentasikan aktivitas pekerjaan adalah hal yang baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan,” tegas Wisnu.

“Di sisi lain, kata dia, bagi mahasiswa ini adalah kesempatan untuk berlatih dalam mempraktekkan tri dharma karena di saat yang sama kita belajar, kita riset, dan berbakti membantu menangani wabah,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPTBRP), Sorja Kusuma menyampaikan, penyusunan buku ini melibatkan 26 provinsi, 28 perguruan tinggi, 179 kelompok mahasiswa yang masing-masing terdiri dari 10 orang. “Dari situ tersusun sebanyak 63 makalah yang disusun menjadi satu buku,” katanya menguraikan.

Sebagai bentuk apresiasi, pada kesempatan ini, Kemendikbud melalui Direktur Kelembagaan dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Aris Junaidi turut diumumkan 10 penulis KKN Tematik Covid-19 yang memperoleh nilai tertinggi. FPTPRB selaku koordinator, telah melakukan penilaian terhadap berbagai tulisan dengan 24 kriteria yang meliputi judul, tata bahasa, abstrak, latar belakang, metode, diskusi, dan kesimpulan.

Mereka adalah Tri Nurhudi Sasono dari Stikes Kepanjen, Malang; Hadli Lidya Rikayana dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang; Lisa Adhani dari Universitas Bhayangkara, Jakarta Raya; Efriani dari Universitas Tanjungpura, Pontianak; Mega Novita dari Universitas PGRI, Semarang; Fitri Kurnia Rahim dan M. Wildan Khaerudin, dari Stikes Kadugede, Jabar; Siti Rahmawati Zulaikhah dari Universitas Nahdathul Ulama, Purwokerto; Yulinda Erma Suryani dari Universitas Widya Dharma, Klaten; Desi Kusumawati dari Universitas PGRI Madiun; Santi Dwi Astuti dari Universitas Setia Budi, Surakarta.

“Adik-adik relawan sudah menjadi pemenang, semoga langkah kalian bisa terus menginspirasi dunia pendidikan kita,” ujar Aris.

Selama pandemi, di samping pendidikan yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring), kampus tetap aktif melakukan penelitian dan pengembangan untuk mengatasi Covid-19. Berbagai produk telah dihasilkan oleh dosen bersama mahasiswa. Diantaranya, rapid test RI-GHA yang saat ini telah diproduksi massal, robot ners untuk membantu menangani pasien Covid-19 di rumah sakit akademik, serta ventilator hasil pengembangan di perguruan tinggi yang telah diproduksi dan digunakan di banyak rumah sakit di Indonesia.

Mendikbud mengapresiasi kerelawanan mahasiswa dalam program-program pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, hal tersebut adalah contoh pemimpin dan generasi unggul harapan bangsa. Ia yakin, peringatan Hari Sumpah Pemuda semakin membangkitkan semangat generasi muda Indonesia.

“Saya bangga, semangat bela negara telah diwujudkan secara nyata melalui program KKN Tematik Covid-19 ini,” tutup Nadiem.(red/tim).