Ikut PKH Perempuan, PKBM Deflobamora Atambua Pamerkan Aneka Kue Labu Kuning dan Ubi Ungu

516

ATAMBUA, The East Indonesia – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Deflobamora Atambua merupakan salah satu kelompok binaan yang terbentuk sejak tahun 2019 lalu dengan izin operasionalnya diterbitkan pada bulan September tahun itu juga.

Dengan beranggotakan 25 peserta, kelompok ini pun berhasil mendapatkan kesempatan dalam mengikuti Program Kualitas Hidup Perempuan (PKH-Perempuan) yang dilaksanakan langsung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sejak September 2020 dan puncaknya dilakukan pada hari ini, Rabu (02/12/2020).

Program Kualitas Hidup Perempuan ini diberikan kuota hanya 30 Kabupaten di Seluruh Indonesia dan salah satunya adalah Kabupaten Belu. Sebagai salah satu kelompok di Kabupaten Belu yang mengikuti kegiatan PKH-Perempuan dalam GP3M (Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Mandiri), pihak PKBM Deflobamora Atambua memamerkan hasil olahan aneka kue dari bahan lokal labu kuning dan ubi ungu.

Adapun olahan dari labu kuning diantaranya Kue Tar, Bolu gulung, Klepon, Puding, Nastar dan Kue lumpur labu kuning. Selanjutnya olahan ubi ungu diantaranya.Kue Tar, Roti sobek, Kripik, Klepon, Sempeit dan Kue ubi ungu yg digoreng dengan tepung roti. Tidak hanya memamerkan aneka kue dari bahan lokal labu kuning dan ubi ungu, PKBM Deflobamora Atambua juga melakukan olahan bahan lokal yang ada di pekarangan rumah yang merupakan kreatifitas dari para peserta dalam pemanfaatan potensi lokal yaitu Puding buah naga dari buah naga, Keripik pisang dari buah pisang dan Kripik ubi dari singkong.

Gaspar Kopong Kelen selaku Ketua PKBM Deflobamora Atambua saat ditemui awak media ini menjelaskan bahwa kegiatan Program Kualitas Hidup Perempuan (PKH-Perempuan) merupakan program Pemerintah Pusat dalam peningkatan kualitas hidup perempuan. Karena itu pihaknya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan juga kesempatan kepada Kabupaten Belu sehingga PKBM Deflobamora Atambua dapat terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

“Kami dari pihak PKBM Deflobamora Atambua bersyukur dan berterima kasih karena kami dapat terlibat langsung dalam kegiatan ini,” pungkas Gaspar Kopong.

Ketua PKBM Deflobamora Atambua ini menerangkan bahwa sebelumnya pada bulan September 2020 lalu para pesertanya diberikan pelatihan selama 3 hari dan kemudian diberikan modal untuk membeli bahan baku dalam membuka usaha di rumah maupun kios masing-masing.

“Sejak latihan berakhir pada tanggal 27 September 2020, besoknya sudah langsung dimulai melaksanakan kegiatan usaha di rumah dan kios masing-masing,” ujarnya.

Sebagai pembina, Gaspar Kopong menilai bahwa usaha yang dilaksanakan oleh peserta dari PKBM Deflobamora Atambua sangatlah berjalan dengan baik dengan salah satu tandanya iuran per hari perorangan yang dibayar lancar.

Disamping itu dirinya melihat dan mendengarkan bahwa atas usaha ini, para peserta yang adalah ibu-ibu dapat membantu perekonomian keluarga masing-masing. “Kesan mereka sampaikan kepada saya bahwa selama ini dengan adanya program ini dan membuka usaha olahan yang ada, mereka bisa membantu suami dan keluarga mereka dalam ketahanan ekonomi keluarga,” imbuhnya.

Ketua PKBM Deflobamora Atambua ini berharap dengan puncak kegiatan Program Kualitas Hidup Perempuan tahun 2020, para peserta dapat menjalankan usaha dengan baik dan lancar. “Semoga di hari puncak ini tetap terus dikembangkan usaha ini sehingga apa yang diharapkan dari program ini yaitu membantu pemerintah dalam peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia dan peningkatan ekonomi keluarga lewat peran ibu-ibu bisa dicapai,” pinta Gaspar Kopong.

Untuk diketahui bahwa PKBM Deflobamora Atambua merupakan lembaga pendidikan non formal yg berdiri thn 2019 dgn nomor izin operasional : DPMPTSP 5304 / IPLKP/002/IX/2019 yg dikeluarkan oleh Dinas Perizinan Kabupaten Belu tertanggal 18 September 2019 dengan mempunyai beberapa program yang direncanakan yaitu
1. program pendidikan kesetaraan paket A, B , C pendidikan keaksaraan
2. Kursus dan pelatihan
3. Pendidikan anak usia dini
4. Program literasi usaha dan pemberdayaan.

Dari 4 program yang ada baru 2 program yang terealisasi yaitu program no 1 dan 4 sudah teralalisasi sedangkan program no 2 dan 3 masih belum terealisasi karena tenaga atau instruktur untuk kegiatan kursus dan belum memadai. (Ronny)