Home Nasional Sosial SMSI Bali Diminta Jadi Contoh Media yang Sehat Luar Dalam

SMSI Bali Diminta Jadi Contoh Media yang Sehat Luar Dalam

FOTO : Ketua Dewan Penasehat SMSI Bali, I GMB Dwikora Putra saat menyampaikan sambutan dan membuka secara resmi Rapat Kerja Daerah (Rakerda) SMSI Bali tahun 2021, di secretariat SMSI Bali, Gedung PWI Bali Lumintang Denpasar, Senin (26/7/2021).

DENPASAR, The East Indonesia – Serika Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali diharapkan terus bertumbuh sebagai organisasi media online yang sehat secara internal, juga sehat secara eksternal. Demikian diungkap Ketua Dewan Penasehat SMSI Bali, I GMB Dwikora Putra saat menyampaikan sambutan dan membuka secara resmi Rapat Kerja Daerah (Rakerda) SMSI Bali tahun 2021, di secretariat SMSI Bali, Gedung PWI Bali Lumintang Denpasar, Senin (26/7/2021).

Rakerda SMSI Bali 2021 yang mengambil tema ‘Media Beken Wartawan Keren,’ mengalami beberapa kali penundaan lantarakan pelaksanaan PPKM, mulai dari PPKM darurat hingga PPKM Level 3 yang diberlakukan di Bali. “Saya perlu mengingatkan agar organisasi ini menjadi contoh bagi organisasi Media Online di Bali. SMSI itu harus sehat ke dalam dan keluar. SMSI adalah organisasi para pengusaha pers/pemilik media. Jadi tindakannya harus beda dengan wartawan pada umumnya,’ ujar Dwikora yang juga Ketua PWI Bali dan salah seorang pemrakarsa lahirnya SMSI.

Dwikora menjelaskan soal sehat luar dalam tersebut dengan sangat rinci. Sehat secara ke dalam berarti secara administrasi seluruh anggota yang tergabung dalam organisasi SMSI harus merujuk pada UU Pers Nomor 40 tahun 1999 yaitu berbadan hukum pers seperti PT, Yayasan, ataupun Koperasi. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab adalah seseorang yang menyandang status Wartawan Utama dan dibuktikan dengan adanya kartu UKW dari Dewan Pers. Ketiga, Struktur organisasinya jelas.

Sementara sehat keluar berarti SMSI Bali menampilkan kualitas dan kinerja yang baik. “Sehat keluar, dalam pelaksanaannya di lapangan setiap perusahaan media yang tergabung dalam organisasi SMSI harus membekali pelatihan wartawannya ilmu terkait jurnalistik,” sebut Dwikora Putra yang juga Ketua PWI Bali, didampingi Ketua SMSI Provinsi Bali, Emanuela Dewata Oja (Edo) dan Wakil Ketua Bidang Organisasi SMSI Provinsi Bali, DM Suta Sastradinata.

Kenapa demikian? Hal ini menurutnya mengacu pada kualitas daripada hasil karya jurnalistik produk dari perusahaan media itu sendiri. Sehingga para narasumber menjadi yakin dan percaya kepada karya jurnalistik yang akan disampaikan ke masyarakat.
Dwikora Putra yang juga Pemimpin Redaksi Warta Bali berpesan, dalam menyajikan suatu karya jurnalistik tidak selalu mengacu hanya pada kecepatan, namun juga ketepatan.
“Jangan sampai karena kurang teliti, anggota SMSI digugat karena masalah pemberitaan. Jelas ini akan mencoreng nama SMSI,” katanya menutup.(ad/tim)

Facebook Comments

About Post Author

Exit mobile version