Lestarikan Budaya Bali, Penyuluh Bahasa Bali Kembali Buka Pelatihan Menulis Lontar Gratis

339

SINGARAJA, The East Indonesia – Menilai tingginya tingkat antusias masyarakat untuk belajar menulis lontar, Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng kembali menggelar pelatihan menulis lontar secara gratis untuk umum.
Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Buleleng, Putu Pertama Yasa Ketika dikonfrimasi membenarkan bahwasannya pihaknya kembali bersinergi dengan Rumah Intaran untuk membuka pelatihan secara gratis penulisan lontar.

“Tiga bulan lalu kami sudah melakukan pelatihan ini, ternyata banyak peminat. Jadi kami buka Kembali untuk merangsang lagi minat menulis lontar masyarakat Buleleng,” ujar Pertama Yasa.

Dijelaskan, pihaknya menilai masyarakat Buleleng khususnya generasi muda sangat jarang menekuni lontar, terlebih menulis lontar. Terkait itu, Pertama Yasa secara swadaya bersama berbagai pihak memfasilitasi pelatihan menulis lontar seacra gratis. Pelatihan dimaksud dibuka untuk umum setiap hari Minggu mulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 Wita.

Baca juga :  Pemkab Buleleng Gelar Pelatihan Kewirausahaan Bagi Kalangan Muda

Harapannya, banyak generasi muda yang terdorong untuk mulai belajar menulis lontar. Menurut penilainnya, Pertama Yasa mengungkapkan bahwa Satuan Pendidikan di Bali mengajar menulis lontar pada tingkatkan jenjang sekolah SMA/SMK dan perguruan tinggi saja. “Perlu pendidikan pelestarian menulis lontar ini diterapkan sejak dini, mulai dari SD, SMP hingga ke perguruan tinggi,” tegasnya.

Ia berasumsi, adaptasi belajar secara virtual ini tidak menyentuh pendidikan menulis lontar. Hal itu diungkapnkan karena menulis lontar secara baik dan benar tidak bisa dipejalari melalui google, melainkan harus melalui pelatihan pihak yang mumpuni.

Ditambahkan, melalui partisipasi aktif seluruh pihak akan pentingnya pelestarian adat dan budaya Bali. Kedepannya menulis lontar benar-benar menyetuh semua kalangan. Baik itu dari kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa. “Kami sadar betul era digitalisasi ini sangat mempengaruhi minat generais muda. Kendati pun demikian kami tetap optimis bahwasannya menulis lontar dapat eksis atas dasar pelestarian budaya kita di Bali,” pungkasnya.***

Baca juga :  Kepala Sekolah Di Bali Terapkan Kearifan Lokal Dalam Kurikulum

Penulis – Wismaya|Editor – Chris

Facebook Comments

About Post Author