DENPASAR, The East Indonesia – Upaya Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster untuk membawa minuman arak Bali hingga diakui dunia ternyata tidaklah mudah. Ternyata ada pengalaman menarik dan sangat berkesan dari pria bertubuh kecil tapi dengan visi yang besar ini mengenai arak Bali. Hal ini disampaikan Koster saat menghadiri salah satu rangkaian peringatan Bulan Bung Karno di Taman Ujung Karangasem Bali, Minggu (23/6/2024). Koster mengisahkan, dulu itu arak Bali dilarang dan dikejar-kejar pihak berwajib. Akibatnya, para petani arak harus main kucing-kucingan dengan petugas. Arak dilarang produksi, dilarang dijual, dan seterusnya. “Suatu hari saya melihat sendiri, di sebuah desa di Kecamatan Bondalem Karangasem. Seorang petani arak yang mengolah tuak menjadi arak secara tradisional. Karena dilarang, sampai petani tersebut membuat atau memprosesnya di kandang sapi. Saya tanya kenapa harus di kandang sapi. Petani itu menjelaskan supaya kalau didatangi pihak keamanan, dan ditanya siapa yang produksi maka dia akan menjawabnya tidak tahu karena ada di kandang sapi. Sanpai segitunya,” ujarnya.
Pria asal Buleleng ini menjelaskan, dari pengalaman melihat petani arak Bali olah di kandang sapi itulah maka ketika dia menjadi Gubernur Bali periode 2018-2023, Koster langsung membuat kebijakan dengan mengeluarkan Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Kelolah Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali. Pergub dibuat supaya lebih sederhana dan mudah. Ada empat jenis minuman yang diatur yakni arak, tuak, brem, dan minuman artisanal lainnya. Bukan hanya itu. Mantan anggota DPR RI 3 periode ini juga menulis surat protes ke Presiden Jokowi untuk merevisi Perpres yang memasukan arak ke dalam daftar negatif investasi. Dan dikabulkan. “Ini perjuangan panjang. Saya juga menulis surat ke beberapa menteri terkait agar arak Bali diakui. Dan berkat restu Ida Batara dan dukungan semua pihak Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 akhirnya disetujui,” ujarnya.
Perjuangan panjang soal arak Bali ini dinilai sukses dan membuahkan hasil. Ada beberapa alasan yang sangat masuk akal dan bisa dipertanggung jawabkan secara baik. Pertama, di Bali itu penuh dengan ritual adat dan agama. Salah satu bahan ritual itu adalah arak Bali. Jadi arak Bali ini memiliki dimensi spiritual, sebagai minuman bhutakalla (simbol kejahatan). Bila arak Bali tidak digunakan maka Bhutakalla akan marah. Kedua, sebagai masyarakat Bali, secara tradisional dan sudah dibuktikan secara ilmiah, bahwa arak Bali itu untuk kesehatan. Minum 1 sloki sebelum kerja, sebelum ke sawah, sebelum ke ladang (tegalan) untuk penyemangat. Minum setengah sloki atau1 sloki sebelum tidur agar tidurnya nyenyak dan bangunnya sehat dan segar. Ini minuman kesehatan dan bukan dikonsumsi dalam jumlah banyak hingga mabuk. “Ini perlu dijelaskan agar tidak diplintir oleh media dan media sosial,” ujarnya.
Kini arak Bali sudah mendunia. Berkat Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 itu, produksi arak Bali semakin meningkat. Kemasan botol arak Bali semakin berkelas dunia. Branding arak Bali semakin kuat dan mendunia. Saat ini sudah ada 48 branding arak Bali yang sudah ada izin edar oleh BPOM dan sudah mendapatkan pita cukai oleh Dirjen Bea Cukai. Sekarang hotel berbintang, restoran berbintang di Bali sudah menjadikan arak Bali sebagai menu utama hingga ada yang di-mix, dan olahan Cocktail dan sebagainya.*Arnold