SINGARAJA, The East Indonesia – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Buleleng 2024 mulai menunjukkan dinamika politik yang semakin hangat. Belakangan ini, beberapa spanduk dengan foto politikus Dewa Nyoman Sukrawan bersama Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG terlihat terpasang di beberapa sudut kota Singaraja.
Spanduk berukuran kurang lebih 3×1 meter tersebut terpasang di beberapa titik strategis seperti di Jalan Surapati, Jalan Erlangga, Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Banyuning, Serma Karma hingga daerah Sangket. Namun, hingga kini belum diketahui siapa yang memasang spanduk-spanduk tersebut.
Saat dikonfirmasi pada Minggu (28/7), Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG menyatakan bahwa spanduk tersebut bukan berasal darinya. Ketua BMI Buleleng ini menambahkan bahwa ia memiliki slogan untuk turun hadir bukan dengan kata-kata atau baliho, tetapi dengan kerja nyata.
“Itu pasti bukan dari saya. Ini pekerjaan kelompok-kelompok orang yang saya tidak tahu apa maksud dan keinginannya. Karena kalau saya, justru saya sampaikan untuk tidak memasang hal-hal seperti itu, karena mengotori daerah-daerah. Bagi saya hal-hal itu tidak ada nilai positifnya, bagi saya tidak ada manfaat yang baik untuk masyarakat. Saya selalu turun untuk bermanfaat bagi masyarakat, biar masyarakat menilai dan merasakan apa yang kita lakukan,”jelasnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya partai lain di luar PDI yang meminangnya, Pria yang akrab disapa Dokter Caput ini menegaskan masih tetap teguh dengan idealismenya Pada PDI Perjuangan.
“Dari awal sudah sampaikan, saya lahir di PDI, saya besar di PDI, saya lakukan kegiatan peduli ini kita lihat bagaimana program-program PDI itu yang kita implementasikan. Jadi bukan semata karena Pilkada kita turun, bukan semata karena itu kita peduli masyarakat. Kita turun terus dari dulu. Sampai saat ini belum terpikirkan ke partai lain. Saya tidak pernah toleh kanan, toleh kiri, saya berjalan lurus yang paling penting kondisi masyarakat, kenyataan, harus selalu kita lihat sehingga kita benar-benar tahu kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Bukan ambisi untuk kekuasaan saja, kalau kita tidak pernah tahu kondisi masyarakat sebenarnya untuk apa,” imbuhnya.
Sementara itu, dikonfirmasi via tlp Dewa Nyoman Sukrawan mengatakan tidak tahu yang membuat spanduk tersebut, walau demikian politisi yang sering muncul bersama Gibran ini mengatakan bahwa penilaian sepenuhnya ada pada masyarakat
“Kasi saja yang buat, masalah nanti masyarakat berpikiran A atau B mereka yang menilai, itu hanya foto di pasang mau gimana lagi, ” katanya.*Chris