DENPASAR, The East Indonesia – Gubernur Bali Wayan Koster mencetuskan kegiatan positif bertepatan dengan hari suci *Rahina Tumpek Wariga, pada Sabtu (Saniscara Kliwon, Wariga) yang dilaksanakan secara **Niskala-Sakala*. Gubernur Koster, para kepala daerah, dan puluhan ribu warga Bali akan serentak melakukan penanaman pohon untuk penghijauan serta kegiatan bersih-bersih sungai.
Hingga Rabu, 22 Oktober 2025 siang, jumlah warga Bali yang terdaftar melalui Google Form untuk kegiatan gotong royong penanaman pohon tercatat sebanyak 20.453 orang.
Peserta yang terdaftar terdiri dari pegawai pemerintah provinsi, pegawai pemerintah kabupaten/kota, aparat TNI/Polri, kepala desa, lurah, bendesa adat, masyarakat umum, pelajar, serta komunitas lingkungan.
Pendaftaran melalui Google Form masih dibuka hingga Jumat, 24 Oktober 2025. Bagi warga yang ingin berpartisipasi menyukseskan *Kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana*, dapat mendaftar melalui tautan berikut:https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSclsLqjjrPM5VasqLsMP6oJrHIMNhqfbOZIyZTQN98sbgdIyQ/viewform
Masyarakat dapat memilih lokasi kegiatan sesuai domisili atau daerah asal masing-masing kabupaten/kota.
“Kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2025, bertepatan dengan perayaan Rahina Tumpek Wariga, Sabtu (Saniscara Kliwon, Wariga) yang dilaksanakan secara Niskala-Sakala.
Secara Niskala, kegiatan diisi dengan persembahyangan di Pura Pengubengan Besakih, pukul 08.00 Wita. Setelah persembahyangan, dilanjutkan penanaman pohon secara simbolis di area pura.
Untuk tingkat kabupaten/kota, lokasi persembahyangan ditentukan oleh walikota atau bupati masing-masing,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster di rumah jabatan Jaya Sabha, Rabu (22/10/2025).
Gubernur Koster menjelaskan, dari hasil pendataan melalui Google Form, peserta kegiatan terdiri dari pegawai pemerintah provinsi, pegawai pemerintah kabupaten/kota, aparat TNI/Polri, kepala desa, lurah, bendesa adat, masyarakat, pelajar, dan komunitas lingkungan.
“Jumlah personel penanaman pohon sebanyak 20.453 orang, dengan luas area penanaman mencapai 314,08 hektare dan jumlah bibit sebanyak 34.047 pohon.
Adapun jumlah personel bersih-bersih sungai sebanyak 27.189 orang.
Data ini dihimpun hingga pukul 13.00 Wita dan masih akan bertambah hingga 24 Oktober 2025.
Pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi akan dipimpin langsung oleh Gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten oleh walikota atau bupati,” jelas Koster.
Gubernur Bali dua periode ini menegaskan, Rahina Tumpek Wariga merupakan hari pemuliaan terhadap tumbuh-tumbuhan hari kelahiran atau hari jadi tumbuh-tumbuhan yang diisi dengan persembahyangan dan upakara sebagai wujud bhakti serta rasa terima kasih kepada tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan senantiasa memberi kehidupan bagi manusia, seperti menghasilkan oksigen, sayur-sayuran, buah-buahan, sumber pangan lainnya, serta menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam.
“Oleh karena itu, pada Rahina Tumpek Wariga secara Sakala dilaksanakan kegiatan penanaman pohon sebagai wujud bhakti untuk mengharmoniskan kembali kehidupan di alam ini.
“Saatnya manusia memberi kembali kepada alam dengan menanam pohon, bukan hanya memetik hasil dari tumbuh-tumbuhan,” katanya.
Koster menambahkan, prinsip keseimbangan alam yang diwariskan leluhur harus terus dijaga.
“Pada hari Tumpek Wariga, kita muliakan tumbuhan dengan menanam pohon memberi kembali kepada alam, karena selama ini kita selalu mengambil dan memetik hasilnya,” ujarnya.
Secara Sakala, kegiatan berskala besar dilaksanakan pada Minggu, 26 Oktober 2025, dengan agenda penanaman pohon dan bersih-bersih sungai.
Gubernur Koster menuturkan, kegiatan akan dilaksanakan serentak di 9 kabupaten/kota, hingga ke tingkat desa, kelurahan, dan desa adat. Di tingkat provinsi, kegiatan berfokus pada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni: Tukad Ayung, panjang 71,79 km, melintasi 4 wilayah (Bangli, Gianyar, Badung, dan Denpasar); 7 kecamatan; dan 25 desa. Tukad Badung, panjang 19,60 km, melintasi 2 wilayah (Badung dan Denpasar); 5 kecamatan; dan 15 desa/kelurahan. Tukad Mati, panjang 22,41 km, melintasi 2 wilayah (Badung dan Denpasar); 5 kecamatan; dan 13 desa/kelurahan.
“Untuk kabupaten lainnya Jembrana, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan kegiatan dilaksanakan di wilayah DAS prioritas masing-masing, dengan mempertimbangkan tingkat kerawanan bencana,” jelas Koster.
Dijelaskan pula, jenis pohon yang ditanam adalah pohon yang bermanfaat untuk upakara, sumber pangan, kesehatan, dan keseimbangan ekologis, sebanyak 25 jenis, antara lain:
Jepun, Jempiring, Sandat, Pucuk Merah, Cempaka, Durian, Alpukat, Nangka, Kelapa Genjah, Klengkeng, Sukun, Mangga, Pule, Cemara, Beringin, Trembesi, Mahoni, Tabebuya, Jati, Ketapang Kencana, Ketapang Laut, dan Ketimus.
“Secara khusus, kegiatan Bersih-Bersih Sungai bertujuan untuk membersihkan sumbatan dan kotoran yang menghambat aliran air sungai serta berpotensi menyebabkan banjir. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi musim hujan yang puncaknya diperkirakan terjadi pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026,” pungkasnya.(*)