DENPASAR – Sebuah karya seni yang didukung anak-anak dari Komunitas Bumi Bajra bertajuk “GEN”, akan disajikan di Gallery Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu 10 Maret 2018 mendatang, yang mengangkat dunia anak yang didominasi dengan permainan tradisional dan nyanyian.
Garapan yang berdurasi waktu sekitar satu jam itu mengambil seni pertunjukan kontemporer dengan mengangkat kisah anak-anak yang memperdebatkan mana yang lebih dulu ada telor atau ayam. Mereka saling mempertahankan pendapatnya dengan berbagai argumen.
“Kami mencoba mengangkat makna dari perdebatan telor dan ayam yang tak pernah selesai itu ke dalam garapan seni. Garapan ini melalui proses yang panjang, mulai dari menentukan tema, pemilihan penari, hingga proses latihan,” ujar IGP Rakadana, Ketua Komunitas Bumi Bajra, Rabu (6/3).
Sebelumnya, Komunitas Bumi Bajra tampil dalam ajang Ruang Kreatif 2017 bertajuk Bhakti Budaya Djarum Foundation yang dikoordinir Garin Nugroho. Dari ribuan proposal yang masuk ke panitia, hanya 25 proposal terbaik yang diseleksi lagi menjadi 10 grup kesenian yang terpilih untuk menampilkan karyanya, termasuk Komunitas Bumi Bajra mewakili Bali.
“Kami bersyukur Bumi Bajra bisa terpilih. Awalnya berupa konsep, selanjutnya proses latihan yang dipandu langsung oleh Mas Garin. Akhirnya, kami fokus pada satu topik saja yaitu telor dan ayam,” terangnya.
Rakadana menjelaskan, komunitasnya mencoba memvisualkan aktivitas keseharian anak-anak dengan menggambarkan, bagaimana anak-anak selain bermain mereka juga belajar aksara melalui perspektif mereka sendiri. Yaitu bermain dengan musik, tari dan yoga, yang sudah tentu sarat pesan.
“GEN” sejak awal digarap oleh dua bersaudara yaitu Ida Made Adnya Gentorang dan Ida Ayu Wayan Prihandari yang didukung oleh anak-anak setingkat SD dan SMP yang memiliki dasar seni, seperti tari, musik, vokal dan yoga.
“Para pendukung ini sebagai penari dan juga penabuhnya. Mereka tak hanya menguasai satu unsur seni, tetapi berbagai seni, sehingga menjadi seni kompleks,” paparnya.
Rakadana juga menjelaskan, “GEN” dalam arti biologis, adalah pewarisan oleh satu individu kepada keturunannya. “GEN” juga merupakan jejak sejarah hidup yang divisualisasikan melalui media “TELUR”
“Disitu ada pesan-pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan tradisi keluhuran yang tak boleh di makan jaman, sama halnya dengan “AKSARA” sebagai jejak peradaban jiwa yang bersifat kelanggengan dan tak termusnahkan,” pungkasnya.


