DENPASAR – Hari Suci Nyepi yang lalu menyisakan cerita manis untuk seniman yang menggeluti bisnis ogoh-ogoh. Bagaimana tidak, omzet untuk pembuatan ogoh-ogoh ini mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan, saat ini ogoh-ogoh juga mulai merambah pasar ekspor.
Dijelaskan oleh Komang Indra Wirawan, salah satu pengelola Yayasan Gases Bali, sebelum hari pengerupukan, hari dimana ogoh-ogoh diarak, pihaknya menerima 170 buah permintaan pembuatan boneka raksasa ini.
“Untuk Nyepi tahun ini kami menerima pesanan 170 buah ogoh-ogoh. Harga bervariasi dari Rp 500 ribu sampai jutaan tergantung bentuk dan bahan,” jelasnya, Selasa (20/3).
Pria yang juga menyandang gelar Doktor ini menjelaskan permintaan tidak hanya datang dari Bali tapi daerah lain di Indonesia, seperti dari Jakarta, Surabaya, Sulawesi, Lombok dan Kalimantan.
Bahkan, lanjutnya, Yayasan Gases Bali saat ini sudah menerima permintaan pengiriman ogoh-ogoh ke luar negeri.

“Pasar terbesar kami diluar negeri adalah Australia, Singapura dan Bulgaria. Harganya jelas lebih mahal karena dibuat dengan bahan dan cara khusus sehingga tidak rusak saat dikemas. Saat dikirim, ogoh-ogoh dipisahkan per bagian yang masing-masing sudah ditandai, jadi si pemesan bisa merakit sendiri,” paparnya.
Permintaan pesanan ogoh-ogoh ini, lanjutnya, bisa terus bertambah mengingat pemesanan terjadi bukan hanya mendekati hari raya Nyepi, tapi hampir sepanjang tahun karena permintaan tidak hanya dari masyarakat tapi juga dari perhotelan dan perusahaan lain.
“Pesanan bisa datang terus karena banyak yang mencari ogoh-ogoh bukan hanya untuk keperluan pengerupukan tapi juga upacara lain, bahkan ada juga yang untuk dijual kembali. Kendalanya hanya di cuaca saja, karena kalau lagi hujan kami agak kerepotan juga,” ujarnya.
Indra Wirawan mengungkapkan apa yang pihaknya kerjakan saat ini merupakan komitmen untuk pelestarian budaya.
“Bagi kami tidak ada yang salah dengan bisnis ini karena dalam konteks kesenian, kalau bisa melebarkan sayap kenapa tidak? Kami bisa bertahan sejak tahun 90-an karena berkomitmen untuk melestarikan budaya dan sekaligus membantu umat merayakan Pengerupukan,” pungkasnya.


