Jakarta – Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Pimpinan Nasional II Partai Perindo di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Dalam pidato sambutannya, Jokowi sempat mengaku bahwa dirinya hafal dengan mars Partai Perindo.
“Selain itu, setiap saya menghidupkan televisi, selalau saya mendengar lagu mars Partai Perindo. Jadi saya hafal mars Partai Perindo”, ujarnya yang disambut dengan sorakan para kader.
Salah seorang kader ada yang berteriak untuk Jokowi dapat menyanyikan mars tersebut.
“Tapi disini saya jangan disuruh nyanyi lah. Saya tahu lagunya diawali dengan mengajak seluruh rakyat Indonesia, diakhiri dengan jayalah Indonesia”, tuturnya.
Menambahkan,”Ini akhir. Lagu mars tadi jayalah Indonesia ini penting sekali”.
Sebelumnya, Jokowi yang mengenakan kemeja putih terbalut jas hitam dan dilengkapi dasi merah tampak ikut berdiri saat Mars Perindo dikumandangkan.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibyo yang telah mengusungnya ke dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepercayaan Partai Perindo kepada saya,” ujar Jokowi.
“Sekali lagi, terima kasih Pak Ketua Umum Partai Perindo,” kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan, ia juga menyampaikan selamat kepada Perindo yang sukses dalam verifikasi oleh KPU sebagai partai politik peserta Pemilu 2019.
Dalam kesempatan tersebut pula, Jokowi memberikan pidato sambutan mengenai cara menjaga demokrasi agar tenang dan tentram.
“Cara menjaganya sederhana saja, hanya butuh niat baik dan kedewasaan kita serta kematangan kita dalam berdemokrasi.
Kontestasi pilkada, pileg, dan pilpres harus menjunjung tinggi etika, menjunjung tinggi sopan santun politik, menjunjung tinggi tata krama kita dalam berpolitik”, ujarnya membuka.
Dirinya juga menyayangkan mengenai kontestasi politik yang menurutnya jauh dari yang diharapkan.
“Kontestasi harus saling menghargai, menghormati, dan tidak saling mencemooh.
Kontestasi harus dalam suasana yang gembira, ada kegembiraan politik dalam suasana pesta demokrasi.
Namanya kan pesta, jangan sampe ada kekhawatiran ataupun ketakutan. Namanya juga kontestasi”, tuturnya.
Jokowi juga menganggap jika perbedaan pandangan adalah sebuah hal yang wajar.
“Perbedaan pilihan itu adalah hal yang sangat wajar dalam hal demokrasi. Demokrasi memang dirancang untuk perbedaan pendapat dan perbedaan pilihan. Namun jangan sampai menganggu persaudaraan, persatuan, dan kerukunan kita.
Perbedaan pilihan itu biasa, namun harus menjunjung tinggi sopan santun dan adat ketimuran kita. Tidak boleh menghujat dan berbohong”, ujarnya.
Jokowi juga menepis adanya isu bahwa pemerintahannya antri kritik.
“Kritik itu juga penting untuk memperbaiki kebijakan saat ini. Belum tentu pemerintah juga betul. Kalo ada yang salah, ya mestinya ada yang mengingatkan dengan kritik.
Tapi tolong dibedakan kritik dengan mencela, beda itu. Kritik dengan mencemooh, beda juga. Kritik dengan nyinyir, beda lagi. Kritik dengan menghujat juga tidak sama. Kritik dengan fitnah, apa lagi (beda).
Sekali lagi, kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Namun, harus berbasis data. Kritik itu tidak asbun (asal bunyi), tidak asal bicara. Kritik itu dimaksudkan untuk mencari solusi Kritik itu harus digunakan untuk mencari kebijakan yang lebih baik”, ujarnya menutup.
Agenda Rapimnas ke-2 Perindo adalah dalam rangka meneguhkan kembali Partai Perindo untuk mencalonkan Bapak Insinyur Haji Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pesta demokrasi 2019,” ujar Hary Tanoe.
Pernyataan Hary Tanoe tersebut spontan disambut tepuk tangan dan sorak sorai 1.700-an kader Partai Perindo yang hadir.
Kesempatan tersebut rupanya bentuk sikap resmi Partai Perindo dalam mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019.
Laporan: Remigius Nahal

