DENPASAR – Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PW NU) Bali menggelar kegiatan Halaqoh (diskusi bersama ulama) dengan tema “Halaqoh Kebangsaan dan Kemandirian Ekonomi Umat,”Sabtu, 31/3/2018. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor PW NU Bali ini dihadiri Ketua NU Pusat, Ma’ruf Amin yang sekaligus sebagai pemateri dalam Halaqoh tersebut.
Dalam pemaparannya, Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Pancasila adalah titik temu dari Bangsa Indonesia yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Dan tidak boleh dipertentangkan lagi. “Kebangsaan dan keIslaman sudah selesai, tidak boleh dipertentangkan lagi, apabila ada yang mempertentangkannya lagi, maka mereka mengalami salah persepsi,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini didirikan oleh para pendiri-pendiri bangsa yang di dalamnya juga terlibat para ulama-ulama, mereka telah mendiskusikan dan mengkaji secara mendalam Pancasila sebagai pondasi dasar negara kita. “Para pendiri bangsa bersama para ulama ini telah melalui pengkajian yang mendalam dalam mendirikan negara ini, dan tidak ada nilai-nilai di dalam Pancasila yang bertentangan dengan Islam,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kita hidup bernegara ini saling membutuhkan satu sama lain, dan untuk itu NU memiliki paham Ukuah Watoniah dan Ukuah Islamiah dalam menjaga NKRI ini. Dan meminta kepada seluruh anggota NU Bali agar selalu menjaga kerukunan antar umat beragama dengan berdasar pada prinsip-prinsip yang ada di dalam Ukuah Watoniah dan Ukuah Islamiah tersebut, karena NU memiliki komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI.
“Negara ini terbentuk karena kita saling membutuhkan dan saling melengkapi, kita harus menjaga keutuhan bangsa ini dengan Ukuah Watoniah, dan Ukuah Islamiah. Menjaga keutuhan NKRI adalah komitmen Nahdatul Ulama” tandasnya.
Ma’ruf Amin juga mengingatkan kepada para warga Nahdliyin yang ada di Bali khususnya para pengurus agar selalu meningkatkan diri secara organisasi agar NU selalu menjadi lebih baik. “Usia NU sudah 100 tahun, kurang 8 tahun lagi, kita harus terus meningkatkan diri secara organisasi, agar selalu dapat lebih baik lagi,” jelasnya.
Ketua PW NU Bali, Abdul Azis mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan pemahaman kebangsaan kepada masyarakat khususnya anggota NU Bali, mengingat akhir-akhir ini banyak berita-berita hoax dan ujaran kebencian yang dapat mengancam kesatuan Bangsa Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman kebangsaan kepada seluruh warga NU, mengingat akhir-akhir ini banyak berita-berita hoax yang dapat mengancam kesatuan bangsa, sehingga dengan diadakan kegiatan ini dapat memperluas wawasan kebangsaan warga NU khusunya yang ada di Bali, sehingga apabila ada berita-berita hoax dapat dipatahkan, itu tujuannya” paparnya.
Terkait pilkada di Bali ia berharap kepada semua pihak agar tidak menyalahgunakan isu-isu Sara untuk memenangkan calonnya masing-masing karena sangat berbahaya. Ia juga mengatakan bahwa NU Bali menolak penggunaan isu-isu sara di dalam pertarungan politik, baik itu Pilkada maupun Pilpres.
“I-isu sara yang masuk ke dunia politik ini sangat menyesatkan dan sangat berbahaya, oleh karena itu agar tidak terjadi seperti apa yang terjadi di luar Bali, PW NU terus berusaha memberikan pemahaman-pemahaman (kebangsaan). Disini kami tegas menolak isu-isu Sara dalam dunia politik” jelasnya.
Sementara itu, Wakil ketua PW NU Bali, Samsul Hadi menjelaskan kegiatan ini merupakan safari kebangsaan Kiyai Ma’ruf Amin untuk menjaga suasana kondusif menjelang pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018 ini. Kegiatan halaqoh ini dihadiri oleh kurang lebih 200 anggota NU seluruh Bali, diantaranya Pimpinan-pimpinan Cabang NU kabupaten, seperti PC NU Jembrana, Singaraja, Karangasem, Denpasar, Badung, Tabanan, Gianyar, dan juga dari GP Ansor, Muslimat NU, Persatuan Guru NU, dan ormas-ormas Nu lainnya. (Adhi)

