DENPASAR, theeast.co.id – Paradigma para pemilih Buleleng yang nota bene menjadi nasis PDIP pelan-pelan mulai bergeser. Hal ini disampaik politisi senior Partai Golkar asal Buleleng Nyoman Sugawa Korry saat dikonfirmasi Selasa (19/6). Menurut pria asal Banyuatis tersebut, kondisi ini diketahui saat dirinya bersama seluruh relawan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) menggelar acara jalan sehat di Singaraja, Ibukota Kabupaten Buleleng. “Persiapannya sangat singkat. Undangannya juga hanya melalui group WA, telp, SMS. Semua merasa peduli dengan Mantra-Kerta. Akhirnya semua terlibat. Peserta membludak, lebih dari 500 orang. Informasi acara disampaikan secara berantai karena semua peduli dengan Mantra-Kerta. Semua lapisa umur datang. Ibu-ibu bisa goyang poco-poco. Begitu juga dengan pemilih milenial. Semua berjalan sangat cepat,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali itu.
Menurut Sugawa Korry, semua peserta datang dari Buleleng. Tidak ada peserta datang dari luar Buleleng. “Ini berbeda dengan kelompok sebelah. Semua orang didatangkan dari seluruh pelosok Bali. Kalau kami, persiapanya sangat singkat, undangan sederhana, tetapi semua orang datang dengan antusias yang tinggi,” ujarnya. Kondisi ini memperlihatkan jika pendukung Mantra-Kerta di Buleleng itu datang dengan hatinurani. Mereka datang dengan kesadaran penuh, siapa yang seharusnya memimpin Bali. Bahkan beberapa tokoh senior seperti Arga Pinatyh, dan bahkan beberapa sesepuh asal PDIP juga datang mengikuti acara jalan sehat. “Kita mengedapankan politik gembira, santun, politik yang sehat, tidak menganggu lalulintas, tidak hura-hura dan sebagainya. Kita ajak masyarakat untuk berjalan sehat, bergoyang poco-poco,” ujarnya.
Menurut Sekretaris Golkar itu, Buleleng sudah terjadi pergeseran paradigma. “Belajar dari pengalaman dua kali Pilgub yakni tahun 2008 lalu. Saat itu Golkar melawan PDIP yaitu Made Mangku Pastika yang saat ini masih menjadi gubernur Bali. Orang Buleleng sangat solid mendukung putra daerahnya. Asal gubernur orang Buleleng, pasti dukung. Waktu itu sebagai tim lawan, kami sangat sulit masuk. Di wilayah Desa Banjar misalnya. Sangat sulit. Kini semua sudah cair. Mereka tahu siapa yang harus mereka pilih, sekalipun salah satu Cagubnya orang Buleleng,” ujarnya. Fakta lain juga membuktikan, orang Buleleng sudah mampu melihat figur yang mereka pilih, bukan lagi hanya karena partai atau karena orang Buleleng. Dirinya yakin, Mantra-Kerta bisa menang di Buleleng. (AD)

