Home Ekonomi Bisnis Jadi Market Place Pariwisata Dunia, BBTF 2018 Capai Target Transaksi 7,71 T

Jadi Market Place Pariwisata Dunia, BBTF 2018 Capai Target Transaksi 7,71 T

Bali, theeast.co.id – Bali Beyond Travel Fair (BBTF) Tahun 2018 resmi ditutup pada Jumat sore (29/6) lalu. Chairman BBTF Ketut Ardhana menjelaskan, BBTF kali ini berlangsung dengan aman, lancar dan sukses. Pihaknya berhasil mempromosikan Indonesia yang sangat kaya akan destinasi pariwisata. “Para peserta BBTF sangat mengapresiasi Indonesia yang kaya akan destinasi pariwisata mulai dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya.

Menurut Ardhana, dalam BBTF kali ini terjadi peningkatan total transaksi. Bila tahun 2017 total transaksi hanya mencapai Rp 5,6 triliun. Sementara dalam BBTF tahun 2018 total transaksi mencapai Rp 7,71 trilliun. “Ini luar biasa. Transaksi melebihi target sebelumnya, karena transaksi kali ini mencapai Rp 7,71 triliun. Peningkatan transaksi tersebut sangat beralasan karena kali ini terjadi peningkatan peserta yang menjadi buyers. “Total buyers yang hadir kali ini mencapai 320 buyers dari banyak negara di dunia. Jumlah ini termasuk buyers domestik yang dibawa oleh Garuda dari berbagai daerah di Indonesia. Kita sangat mengapresiasi upaya Garuda yang membawa banyak buyers dari berbagai daerah di Indonesia, karena mereka memiliki banyak agen di daerah di Indonesia. Ini juga sumber potensial,” ujarnya.

Ardhana juga menjelaskan, jika BBTF sudah menjadi market place pariwisata dunia. Saat ini sudah ada sekitar 5 negara yang menjadikan BBTF sebagai tempat penjualan produk pariwisatanya. Salah satunya adalah Thailand dan Kambodia. Bahkan, Asosiasi Travel Agen (ATA) Thailand datang sendiri ke BBTF untuk memasarkan produknya. “Ada sellers representatif Ayana, dari Thailand yang sudah memastikan akan ikut BBTF tahun depan. Mereka sudah merasakan manfaatnya. Begitu juga Kambodia. Mereka akan datang secara konsorsium. Mereka juga ingin menangkap pasar Indonesia karena dinilai sangat berpotensi bahwa orang Indonesia juga akan bepergian ke beberapa negara di Asia,” ujarnya. Selain itu, negara lain juga memasarkan produk pariwisatanya ke BBTF.

Pertumbuhan pariwisata di Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terbaik dan di antara 20 tujuan wisata di dunia yang paling cepat berkembang, yang berarti bahwa tingkat pertumbuhan bangsa adalah setara dengan standar global. Semua upaya telah dirancang oleh Menteri Pariwisata dan didukung oleh Presiden Indonesia yang berkomitmen untuk mengembangkan industri pariwisata. Pariwisata telah ditetapkan sebagai sektor terkemuka bangsa, tercantum dalam prioritas rencana kerja pemerintah tahun 2018 untuk sektor Pertanian, Pariwisata dan Perikanan. Indonesia diharapkan menjadi pemain global dengan mengekspos kekayaan alam yang tak tersentuh, seni budaya dan tradisi di seluruh negeri. Pemerintah menargetkan 4 tujuan wisata yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo untuk mengakomodasi tren baru pariwisata nomaden, ekowisata serta mengembangkan 10 Tujuan Wisata Bali Baru yang diharapkan akan setara dengan Bali dalam menarik wisatawan asing.

Pada 2019, Kementerian Pariwisata telah menetapkan target untuk mendorong Indonesia agar menjadi 30 negara paling top di dunia (naik 12 peringkat) di antara semua 141 negara di Travel & Tourism Competitive Index (TTCI) oleh World Economic Forum. Dengan mengamankan posisi di atas peringkat ke-30, kita akan menerima pengakuan global sebagai tujuan terkemuka di dunia. Pariwisata ditakdirkan untuk menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Tahun ini, ada tiga fokus utama untuk kementerian, meliputi; pariwisata digital, mengembangkan program home stay desa wisata dan menciptakan aksesibilitas perjalanan udara lebih besar. Dengan berfokus pada aspek-aspek ini, kita akan memiliki pengaruh yang diperlukan untuk meningkatkan tingkat TTCI. Perubahan tren itu sendiri adalah bergerak dari tujuan liburan ke keseimbangan kerja dan liburan – kita menanggapi secara positif pertumbuhan ekonomi rekreasi dan pariwisata nomaden.

Sejalan dengan harapan kita akan masa depan pariwisata Indonesia, BALI & BEYOND TRAVEL FAIR (BBTF) 2018 telah memutuskan untuk mengangkat tema tahun ini “Exploring The Colours of Indonesia”. BBTF akan mengundang para pakar yang akan membahas peluang, tren oleh wawasan industri serta menyoroti keragaman budaya Indonesia. Tarian, budaya, tradisi dan wisata alam yang memukau dari gunung berapi yang tinggi, gulungan ombak tak berujung, pantai pasir putih yang panjang membentang, ratusan sungai berliku mengiris sawah hijau, hutan menutup puncak keindahan bawah air dan kehidupan alam liar yang sangat menghipnotis dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, dan masih banyak lagi.

Dikenal sebagai Pameran Perjalanan dan Wisata Internasional terkemuka di Indonesia dan secara konsisten terus mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata sejak tahun pertama, BBTF mempertemukan sellers dan buyers dalam satu forum setiap tahunnya. BBTF membawa sellers dan buyers bersama dalam satu wadah dalam acara bergengsi ini setiap tahunnya. Ini adalah tahun ke-5 dari BBTF – acara yang digagas dan diselenggarakan oleh Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali dan sampai sekarang, dimana saat ini BBTF masuk menjadi pembahasan akan dijadikan sebagai salah satu pameran Pariwisata yang terpenting di Indonesia.

BBTF 2018 diadakan di pusat pameran dan konvensi terkemuka dan bergengsi dari tanggal 26 – 30 Juni 2018 tepatnya di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) – berada di daerah dekat pantai, dikelilingi oleh banyak hotel internasional bintang lima dan resort yang semua dapat ditempuh dalam jarak berjalan kaki.

BBTF mewakili spektrum pariwisata di semua tingkatan termasuk sektor perhotelan, tur operator atau agen perjalanan, Organisasi Pariwisata Nasional, konvensi dan biro perjalanan, perusahaan teknologi perjalanan, MICE (pertemuan, insentif, konvensi dan pameran) dan perwakilan perusahaan perjalanan juga sebagai tujuan baru regional.

“Tantangan terbesar kami adalah untuk membangun sinergi yang harmonis antara semua entitas, pemerintah daerah dan semua sektor, sehingga menciptakan konsep ‘Indonesia Bergabung”, ujar Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya. “Link yang lemah harus ditangani dan diselesaikan segera, dengan mempertimbangkan model Penta-helix (berdasarkan lima pemangku kepentingan – bisnis, administrasi publik, warga setempat, sektor pengetahuan dan modal). Kesuksesan Bali & Beyond Travel Fair sejak diluncurkan merupakan sinergi Penta-helix yang kita kerjakan. Hal ini semakin memotivasi kami untuk sepenuhnya mendukung BBTF, dengan track record yang luar biasa dan telah membuktikan kinerjanya sebagai pameran travel yang terkemuka di Indonesia.” tambahnya.

“BALI & BEYOND TRAVEL FAIR 2018 bangga menjadi bagian dalam pertumbuhan pariwisata di Indonesia dan diakui sebagai Pameran Perjalanan dan Wisata Internasional terkemuka di Indonesia. Kami telah memilih tema Exploring the Colours of Indonesia tahun ini karena kami percaya pada potensi Indonesia dimana Bali berfungsi sebagai market place.” I Ketut Ardana, Ketua BBTF berbagi pemikiran. Tahun ini BBTF 2018 akan menghadirkan 320 buyers dari 41 negara dan 68 trade buyers yang terdiri dari 63 buyers domestik yang dihadirkan oleh Garuda Indonesia dan 5 trade buyers, sekitar 241 sellers termasuk dari 3 negara baru yang akan berpartisipasi, 36 media internasional dan juga puluhan media nasional dan lokal akan hadir.

Dari sisi pariwisata digital; tren teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini diyakini akan memberikan pengaruh besar dalam dunia pariwisata Indonesia di waktu mendatang. Dalam usaha mengikuti kecepatan perkembangan era digital saat ini, BBTF bekerja sama dengan Indonomo menggunakan sistem pendaftaran, database dan absensi berbasis Cloud bertujuan agar semua peserta baik buyers dan sellers dapat melakukan transaksi bisnis sesuai dengan jadwal masing-masing. Dari laporan akhir pada sistem inilah yang diharapkan bisa membantu BBTF dalam menyaring dan menentukan market segment tahun mendatang, sehingga dapat dipastikan penyelenggaraan BBTF tahun 2019 akan semakin lebih teratur secara sistematis dan sangat canggih.

Target kedua adalah mengembangkan program home stay desa wisata. Dengan semakin meningkatnya keinginan turis-turis dari mancanegara khususnya yang ingin merasakan hidup di tengah masyarakat pedesaan Bali, memicu panitia BBTF untuk pertama kalinya di tahun ini turut menampilkan 9 desa wisata berpotensi yang ada di Propinsi Bali. Setiap desa wisata yang masuk area kabupaten di Bali disyaratkan untuk ikut serta mempromosikan potensi desanya tersebut. Setiap kabupaten mengirimkan satu perwakilan desa wisata yang akan ditampilkan.

Tujuan dilibatkannya desa wisata pada ajang BBTF untuk memperkenalkan kepada wisatawan baik itu domestik dan mancanegara akan potensi di desa tersebut yang sangat terasa perkembangannya terlihat dari semakin banyaknya homestay di kawasan desa wisata yang sudah mampu menyaingi hotel-hotel bintang 3 dan 4 di kawasan perkotaan.

Dalam BBTF 2018, DPD Asita Bali menggandeng Pemerintah Kabupaten Badung sebagai co-host. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Made Badra dalam kesempatan jumpa pers pada bulan April yang lalu menyatakan pihaknya konsisten dalam mendukung keberhasilan Bali & Beyond Travel Fair. Dukungan itu diwujudkan melalui Pemerintah Kabupaten Badung telah merancang Gedung Sasana Budaya yang berlokasi di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Gedung berkapasitas 15 ribu orang itu diproyeksikan menjadi venue utama pelaksanaan BBTF setiap tahunnya. Pemerintah Kabupaten Badung juga memfasilitasi 40 usaha industri di wilayah Badung dan 40 usaha industri dari Kabupaten lainnya yang akan menempati area Kampung Bali paviliun dalam Travel Expo (Travex) BBTF.

Tahun ini, kembali kami hadirkan 10 Tujuan Wisata prioritas yang diperkenalkan sebagai tujuan wisata berpotensi di Indonesia. Promosi tujuan wisata Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Candi Borobudur di Jogjakarta, Bromo Tengger Semeru National Park Malang Jawa Timur, Mandalika di Lombok, Komodo Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara dan Morotai Maluku Utara semuanya dipamerkan di area khusus dalam Travex BBTF.

BBTF 2018 menerima dukungan dari Sababay Winery, Bali Sunshine Tours & Travel, ITDC, Hotel Alaya Ubud, Bali Xtreme Adventures, Indonomo, D&A Consulting, De Klumpu Bali, D’Umah Bali, Mövenpick Resort & Spa Jimbaran Bali, Nilamani Hotels, Grand Mirage Resort & Thalasso Bali, Nusa Dua Beach & Spa Bali dan Hotel Nikko Bali sebagai sponsor-sponsor utama yang telah mendukung penuh acara ini sehingga bisa terselenggara dengan baik dan sesuai harapan.(*)

Facebook Comments

About Post Author

Exit mobile version