Friday, December 26, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

7 Desa di Lereng Gunung Agung Terpapar Abu Vulkanik Gunung Agung

Denpasar, Theeast.co.id — Sebanyak 7 desa yang berada di radius 4 sampai 6 kilometer terpapar debu vulkanik Gunung Agung, Minggu (15/7). Sekretaris Pasebaya Gunung Agung I Wayan Suara Arsana mengatakan, hingga saat ini sudah ada 7 desa yang ada di lereng Gunung Agung terpapar abu vulkanik.

“Letusan Gunung Agung sebanyak dua kali pada Minggu (15/7) menyebabkan sekitar 7 desa yang ada di lereng Gunung Agung terpapar debu vulkanik walau dengan intensitas ringan. Data ini berdasarkan hasil laporan lapangan dari relawan Pasebaya Gunung Agung yang tersebar di 28 desa yang ada di lereng Gunung Agung. Sekalipun paparan abu vulkanik dengan intensitas ringan, namun tetap saja mengganggu aktifitas warga dan berpotensi merusak tanaman yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, 7 desa yang terpapar abu vulkanik itu antara lain Desa Bhuana Giri, Desa Pidpid, Desa Tista, Desa Nawakerti, sebagian Desa Abang, Desa Kertha Mandala, Batu Gunung dan sebagian wilayah ibukota Kabupaten Karangasem, Amlapura.

Namun beruntungnya, pada saat yang sama terjadi curah hujan sedikit deras, sehingga abu vulkanik yang melekar pada tanaman bisa hilang dengan sendirinya. Beberapa warga juga melaporkan bahwa abu juga turun di beberapa titik di luar radius 4 sampai 6 kilometer. Hal ini terjadi karena arah angin yang terus berhembus ke arah barat dan barat daya saat hembusan abu ke udara di atas puncak gunung.

Diketahui, pada Minggu (15/7, terjadi dua kali letusan abu vulkanik. Letusan pertama terjadi pada dinihari dengan tinggi kolom abu tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan puncak gunung. Sementara letusa keduanya terjadai pada pukul 09.05 Wita dengan tinggi kolom abu 1500 meter di atas puncak kawah atau 4.462 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensisat tebal condong ke arah tenggara dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo makismum 24 milimeter, dan durasi 1 menit 45 detik.

Sementara Hums PT Angkasa Pura Ngurah Rai Arie Ashanurohim mangatakan, Bandara Ngurah Rai Bali terus melakukan pengamatan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendeteksi ruang gerak abu vulkanik yang bisa mengganggu penerbangan.

Namun hasil pemantauan RGB Citra Satelit Himawari pada pukul 10.00 Wita, pasca letusan Gunung Agung, memang terdeteksi abu vulkanik bergerak ke arah barat dan barat daya yang bisa menyebabkan terganggunya penerbangan di Bandara Ngurah Rai.

“Namun sampai saat ini Bandara Ngurah Rai aman dan lancar. Operasional bandara berjalan normal. Ruang udara bandara juga masih bersih dan layak terbang,” ujarnya.

Walau demikian, pihaknya mengaku tetap memantau letusan Gunung Agung dan berkoordianasi dengan PVMBG untuk mengetahui informasi terkini. (Axelle Dhae)

Popular Articles