Denpasar,Theeast.co.id – Bank Sampah yang sudah memiliki nasabah tetap mungkin baru berdiri di Banjar Tegeh Sari, Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Bank Sampah Tegeh Sari ini sudah memiliki nasabah (pelanggan) tetap yakni warga banjar dan beberapa orang di luar banjar yang ikut andil dalam Bank Sampah Tegeh Sari. Para nasabah bank sampah ini setiap harinya membawa sampah ke bank untul ditabung. Namun tidak semua sampah diterima, karena sampah yang diterima adalah sampah plastik, kaleng dan sejenisnya. Nasabahnya bisa menabung kapan saja selama jam dinas. Setiap bulan, nasabah bisa mengklaim tabungannya di kantor Bank Sampah tersebut.
Keberadaan Bank Sampah dinilai produktif dalam mengurangi volume sampah menuju TPS dan TPA. Karenanya, sebagai bentuk program keberlanjutan, Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus menggenjot pertumbuhan bank sampah. Kali ini, pembentukan bank sampah turut menyasar wilayah banjar-banjar di Kota Denpasar. Salah satunya adalah Banjar Tegeh Sari, Tonja Kecamatan Denpasar Utara yang telah meluncurkan Bank Samph Tegeh Lestari pada Minggu (20/1).
Kelian Adat Banjar Tegeh Sari, Gede Mahntrayasa menjelaskan bahwa Yayasan Tegeh Sari, Kelurah Tonja telah berdiri sejak tahun 2010 lalu dan memiliki dua unit kerja yakni Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Pengelolaan Sampah. Kendati demikian, beragam inovasi terus dimaksimalkan guna mendukung dan memaksimalkan penanganan sampah di Kota Denpasar. Salah satunya adalah dengan pembentukan bank Sampah Tegeh Sari. “Keberadaan Bank Sampah di Banjar sangatlah penting, selain memberikan nilai ekonomis terhadap sampah, hal ini juga dapat menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah,” jelasnya.
Menurut Mantrayasa, saat ini sedikitnya terdapat 1.160 pelanggan yang telah terdaftar menjadi anggota Bank Sampah Tegeh Sari Lestari. Kedepan pihaknya mengaku akan terus memaksimalkan sehingga seluruh masyarakat tergabung dalam bank sampah. Sehingga volume sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi. “Terimakasih atas kepercayaan masyarakat yang sudah bergabung dalam bank sampah Tegeh Sari Lestari ini dan bersama-sama mengatasai permasalahan sampah mulai dari tingkat Banjar,” paparnya.
Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra mengatakan bahwa Pemkot Denpasar di awal tahun 2019 ini mendapat dua pnghargaan, yakni sebagai Kota Cerdas dan sebagai Kota Sehat. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama untuk mempertahankan predikat ini.
Lodra menekankan bahwa pengelolaan sampah di masyarakat harus diawali dengan perubahan cara pandang kita terhadap sampah. Dimana, saat ini sampah bukan menjadi sesuatu yang harus dibuang begitu saja, melainkan dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Seperti halnya diolah menjadi kompos dan diolah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis. “Jadi tidak hanya dibuang begitu saja, melainkan sampah dapat diolah menjadi barang atau kerajinan yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis,” jelasnya.
Lodra juga menekankan bahwa masyarakat hendaknya memahmi sistem pengolahan sampah berbasis 3R yakni Reduce, Reuse, dan Recycle sehingga penanganan sampah dapat dimaksimalkan. Dan pihaknya juga turut mengajak masyarakat untuk mengaplikasikan penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang pengurangan plastik. Sehingga volume sampah di masyarakat dapat dikontrol dan diminimalisir bersama. “Permasalahan sampah ini harus kita tangani bersama, mulai dari masyarakat hingga seluruh elemen dan pemangku kepentingan, dan tentunya bagaimana kita memangdang sampah itu sendiri agar lebih bernilai ekonomis,” jelasnya. Untuk dikethui saat ini di Kota Denpasar terdapat sedikitnya 128 Bank Sampah yang tersebar di empat kecamatan.(Axelle Dae)


