Atambua, Theeast.co.id – Padang Savana Fulan Fehan merupakan hambaran padang rumput luas yang berada di kaki Gunung Lakaan di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah perbatasan Negara RI-RDTL.
Padang Savana Fulan Fehan memiliki jarak sekitar 30-an kilometer dari pusat ibukota Atambua. Untuk mencapai Padang Savana Fulan Fehan, para pengunjung dapat melintasi melalui jalur Maudemu ataupun jalur Weluli desa Dirun.
Selain memajangkan hamparan rerumputan nan jauh, Padang Savana Fulan Fehan juga menawarkan berbagai potensi yang menarik untuk para pengunjung diantaranya kesegaran udara yang sangat alami, memiliki pemandangan yang menakjubkan dengan disertai tumbuhan kaktus yang bertumbuh subur diatasnya. Pada musim penghujan, Padang ini akan menghijau segar dan bila musim kemarau Fulan Fehan akan berwarna cokelat keemasan.
Posisi Padang Fulan Fehan yang berada di lembah gunung tertinggi di kabupaten Belu ini sering ditutupi awan sehingga kabut pun menjadi pesona tersendiri dalam mengunjungi tempat ini. Pemandangan rangkaian pegunungan hingga gunung-gunung negara tetangga Timor Leste menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang mendatangi tempat ini. Tak hanya itu, Padang Savana Fulan Fehan juga terdapat kuda dan sapi yang berkeliaran bebas disekitarnya.
Beberapa objek bersejarah di kabupaten Belu juga terdapat tidak jauh dari hamparan Padang Rumput yang luas ini seperti Benteng Lapis Tujuh atau Holhara Ranu Hitu Dirun dan pada sudut lainnya berdiri Gunung Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu, yang di puncaknya terdapat beberapa peninggalan bersejarah berupa desa dan kuburan-kuburan bangsa Melus. Ada pula dua air terjun berair jernih dan segar yakni Air Terjun Sihata Mauhalek, kecamatan Lasiolat serta Air Terjun Lesu Til di Weluli, Kecamatan Lamaknen sehingga tempat-tempat ini seperti dalam satu kemasan untuk ditawarkan pesonanya kepada para pengunjung. (Ronny)


