DENPASAR, Theeast.co.id – Pemerintah Provinsi Bali bergerak cepat melakukan langkah antisipasi Korona dengan meninggalnya satu orang WNA di Bali. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, korban yang meninggal akibat korona sudah ditelusuri semua. Mulai dari kedatangan pertama di Bandara Ngurah Rai, dimana dia tinggal selama tiga hari sebelum akhirnya masuk rumah sakit, kemana saja perginya sampai dengan para perawat yang merawat di sebuah rumah sakit di Bali sebelum dievakuasi ke Sanglah. “Kita memutuskan untuk melakukan isolasi rumah dalam pengawasan ketat. Jumlahnya ada 21 orang, mulai dari Bandara Ngurah Rai, tempat menginap, hingga perawat yang merawatnya sebelum dievakuasi ke Sanglah. Semuanya diisolasi di rumah masing-masing,” ujarnya.
Disebut isolasi rumah karena semuanya untuk sementara tidak keluar rumah dan dalam pengawasan petugas. Mereka sudah mendapatkan penjelasan resmi dari petugas, tentang semua hal, mulai dari menjaga kebersihan, pencegahan, gejala, bagaimana antisipasi, sampai dengan pertolongan bila mengalami sakit. Selama masa isolasi rumah, orang dalam pemantauan tersebut sebaiknya tidak banyak berkontak dengan anggota keluarga yang lain, selalu mengenakan masker, etika batuk dan bersin, cuci tangan dan sebagainya. Isolasi rumah akan dilakukan minimal 14 hari atau lebih terhitung sejak kapan orang-orang tersebut mulai berkontak langsung dengan korban yang meninggal.
Dari jumlah tersebut, hanya satu orang yang langsung diisolasi di RSUP Sanglah yakni suami dari korban meninggal. “Mengapa suaminya kita langsung isolasi di Sanglah karena suaminya adalah orang yang paling dekat dengan korban meninggal. Mereka tidur bersama. Satu ranjang, makan bersama dan sebagainya. Makanya suaminya harus diisolasi sampai dengan masa inkubasi selesai,” ujarnya. Tujuan isolasi suami korban karena selain antisipasi penyebaran virus Korona juga demi keselamatan yang bersangkutan sendiri.
Sementara untuk protap sejak awal, rumah sakit swasta yang menerima pertama itu juga sudah menerapkan protap penanganan Cobod19. Setelah ditangani di rumah sakit swasta dari tanggal 3 Maret sampai dengan tanggal 8 Maret memang belum menunjukkan tanda-tanda yang ke arah yang lebih sehat. Setelah tanggal 9 Maret dan dinyatakan positif maka jejak korban selama di Bali mulai ditelusuri. Mulai dari Bandara Ngurah Rai sampai dengan hotel dan rumah sakit. “Tim sudah menemukan, datang dari mana, menuju ke mana, ke rumah sakit apa dan seterusnya. Mereka semua sudah diperiksa kesehatannya. Memang sampai sekarang belum sakit tetapi kita tunggu sampai selesai masa inkubasi,” ujarnya.(axelle dae).


