DENPASAR, Theeast.co.id – Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, hingga saat ini sudah ada lebih dari 12 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang sudah tiba di Bali. Namun dari jumlah tersebut, ada sekitar 4 ribuan orang yang sudah tiba di Bali sebelum Bali menerapkan Siaga Darurat atau Tanggap Darurat Covid19 Provinsi Bali. “Menurut data yang saya terima, sejak awal Februari para PMI sudah datang dari luar pada saat itu Indonesia dan Bali belum menerapkan Siaga Darurat atau Tanggap Darurat Covid19. Jadi saat itu, para PMI hanya melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan Thermo Gun. Kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing. Ternyata mereka diketahui belakangan baru positif. Dan kondisi ini bisa menular ke anggota keluarga yang lain,” ujarnya di Denpasar, Senin (8/6).
Ribuan PMI yang pulang sebelum penetapan masa Tanggap Darurat Covid19 saat ini sedang ditelusuri. Mereka tersebar ke seluruh desa di Bali. Bukan hanya ditelusuri tetapi semuanya diperiksa baik dengan rapid test maupun swab test. Bila hasil pemeriksaan Rapid Test menunjukkan reaktif maka dilanjutkan dengan swab test. Saat ini petugas sudah mengantongi semua nama dan alamat para PMI yang jumlahnya sekitar 4 ribuan yang kembali sebelum penetapan Tanggap Darurat Covid19 untuk diperiksa semuanya. “Saya perintahkan agar Satgas Gotong Royong mengejar PMI yang jumlahnya 4800 orang untuk diperiksa. Hingga saat ini sudah lebih dari 3 ribu orang dari jumlah itu yang diperiksa dan semuanya dinyatakan negatif. Petugas terus mengejar yang masih tersisa sekitar 1000-an orang untuk diperiksa. Semoga semuanya negatif,” ujarnya.
Sementara PMI yang tiba di Bali mulai tanggal 22 Maret 2020, Pemprov Bali sudah menerapkan standar yang lebih ketat. Semua PMI yang tiba di Bali baik melalui bandara maupun pelabuhan wajib melakukan rapid test langsung di bandara dan pelabuhan. Bagi yang negatif itu boleh pulang ke masing-masing kabupaten untuk dikarantina. Bagi yang positif maka akan langsung dikarantina di tingkat provinsi. Sebab, belajar dari beberapa pengalaman mengatakan, PMI yang diizinkan karantina mandiri, belakangan diketahui positif. Dan sudah menularkannya kepada keluarganya, juga kepada warganya. “Akhirnya kita baru menyikapi pada tanggal 13 April dengan mengundang Bupati dan Walikota agar para PMI kita karantina semua.
Yang positif dikarantina oleh provinsi, yang negatif dikarantina oleh kabupaten kota di hotel. Dari situ baru bisa dikendalikan namun yang sudah terlanjur menjalani karena mandiri ini ternyata memang belakangan positif. Oleh karena itu kita kemudian menerapkan pengecatan lagi dengan melakukan uji Sweb kepada semua penumpang yang masuk ke bandara datang dari luar termasuk PMI dan ABK,” ujarnya.
Saat ini di Bali dilakukan rapid test massal dengan menyasar desa yang memiliki PMI, petugas medis, lingkungan yang warganya ada positif Covid-19, hasil Tracing pasien transmisi lokal dan permintaan masyarakat secara umum. Rata-rata perhari menghabiskan 1000 rapid test. Rata-rata perbulan menghabiskan 30 ribu rapid test. Bila diketahui reaktif maka akan dilanjutkan dengan swab test. Jumlah ini belum termasuk di beberapa titik di Bali yang dilakukan rapid test massal. “Kita optimis dengan cara ini, penanganan Covid19 di Bali cepat selesai,” ujarnya.(AXelle Dae).

