Kualitas Pembangunan 4 Sekolah Bantuan Kementerian PUPR Senilai 9 M Diragukan

360
Kualitas Pembangunan 4 Sekolah Bantuan Kementerian PUPR Senilai 9 M Diragukan/theeast.co.id
Kualitas Pembangunan 4 Sekolah Bantuan Kementerian PUPR Senilai 9 M Diragukan/theeast.co.id

ATAMBUA, Theeast.co.id – Kualitas pembangunan 4 unit sekolah bantuan Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya senilai 9,147 Miliar Rupiah pada Tahun Anggaran 2019 di Kabupaten Belu wilayah Perbatasan Negara RI-RDTL terkesan dikerjakan asal jadi.

Hal tersebut lantaran belum sampai 6 bulan, fisik pekerjaan 4 gedung sekolah masing-masing di SDI Wekatimun, SDI Rusan, SDI Duarato dan SMPN Kimbana yang diserahkan sementara oleh kontraktor pelaksana PT. Nusa Lestari Makmur asal Kefamenanu sejak akhir Desember lalu sudah mulai rusak.

Pantauan Theeast.co.id di keempat sekolah yang dikerjakan Kontraktor pelaksana PT. Nusa Lestari Makmur tampak fisik bangunan seperti tembok bangunan, lantai keramik dan plafon yang baru saja berumur lima bulan lebih ini sudah mulai rusak.

Tembok bangunan mulai retak dari tembok bagian dalam tembus tembok bagian luar atau sebaliknya. Plafon ruang baik di dalam maupun diluar mulai retak bahkan runtuh dari posisi semula. Kondisi kerusakan terjadi hampir merata di empat gedung sekolah yang dibangun oleh kontrak pelaksana tersebut.

Di SDI Wekatimun misalnya dari tiga ruang kelas baru di kerjakan PT. Nusa Lestari Kefamenanu, tembok dua ruangan lain sudah rusak ( retak-red). Lantai ubin lapangan upacara yang letaknya persis di bagian tengah kompleks sekolah inipun terkesan asal jadi. Sebab pada saat musim hujan bagian tengah lapangan tersebut tidak bisa digunakan pihak sekolah untuk upacara siswa karena digenangi air hujan yang cukup dalam.

“Kemarin waktu musim hujan lapangan upacaranya tidak bisa kami pakai upacara karena bagian tengah lapangan tergenang air yang cukup dalam,” ungkap Kepala SDI Wekatimun, Adolfina Lukas di Atambua akhir pekan lalu.

Sementara SDI Rusan, dari dua ruang kelas baru yang dikerjakan PT. Nusa Lestari, satu ruang sudah rusak karena temboknya sudah mulai retak dari dalam tembus luar atau sebaliknya. Selain dua ruang kelas baru di sekolah ini juga ada pekerjaan rehab ruang kelas.

Dua ruang kelas A dan B yang baru selesai direhab akhir Desember lalu kini sudah rusak pada plafon dan lantai keramiknya.

Hal yang sama terjadi pada tiga ruang kelas baru dan rehab beberapa ruang kelas SDI Duarato dengan dana Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya.

“Pak wartawan dong lihat sendiri kerusakan yang ada. Kami sebenarnya mau omong tapi RAB pekerjaannya saja kontraktornya tidak pernah kasih tunjuk kepada kami, makanya kami tidak bisa kontrol saat pekerjaan dimulai sampai penyerahan sementara pada akhir Desember lalu,” ungkap Kepala SDI Rusan, Wilhelmus Koi Mali diamini Kepala SDI Duarato Pius Yohanes Tak Mali.

Senada dengan itu kepala SMPN Kimbana, Vince Kase yang ditemui di Kimbana mengakui hingga saat itu ada sejumlah item pekerjaan tertentu yang pekerjaannya belum selesai. Salah satu yaitu plafon ruang WC SMPN Kimbana.

“Waktu itu penyerahan sementara kepada kami pihak sekolah artinya masih ada pekerjaan yang belum selesai dan harus diselesaikan setelah penyerahan sementara tapi kenyataannya sampai saat ini kontraktor pelaksananya tidak pulang-pulang untuk selesaikan pekerjaan yang belum selesai,” kata Kepala SMPN Kimbana diamini Kepala SDI Wekatimun, Adolfina Lukas. (Ronny).