Wednesday, December 3, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Usai Soft Opening, Ruang Cuci Darah RSUD Atambua Belum Juga Dipakai

ATAMBUA, The East Indonesia – Sekitar 16 hari pasca soft opening yang dilakukan oleh Bupati Belu Willybrodus Lay dan didampingi Wakil Bupati Belu JT Ose Luan, unit pelayanan Haemodialisa (cuci darah) belum juga bisa digunakan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr Gabriel Manek SVD Atambua.

Padahal dalam soft opening tersebut, dijanjikan bahwa setelah sekitar pekan depan terhitung waktu itu dipastikan unit pelayanan cuci darah tersebut sudah bisa digunakan.

Saat dikonfirmasi awak media ini melalui telepon seluler, direktur RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua dr. Bathseba E Corputty, Jumat (02/10/2020) menegaskan bahwa hingga hari ini alat cuci darah belum bisa digunakan untuk pasien karena masih harus menunggu hasil pemeriksaan kualitas air.

“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan kualitas air dari Jakarta, belum keluar. Kan hasil lab-nya belum keluar, kok kita sudah mau jalan, itu bagaimana?” Tandasnya.

Selanjutnya dr. Bethesda Corputty tidak bisa memberikan banyak penjelasan karena sementara mengikuti Diklat sehingga dirinya meminta untuk menghubungi saja salah satu kabid-nya.

Sementara itu Kabid Pelayanan RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua, Sipry Mali saat dihubungi awak media ini menjelaskan alasan yang sama dimana masih menunggu pemeriksaan kualitas air.

“Sementara dia punya pemeriksaan air itu belum datang. Pemeriksaan air kan diperkirakan waktu itu 2 minggu. Tetapi sampai kemarin dulu kita coba kontak hasilnya, belum ada,” pungkasnya.

Kabid pelayanan RSUD Atambua ini juga menyampaikan bahwa tentang payung hukum pun sudah ada.

“Karena KSO, maka hasil dari unit cuci darah akan dibagi 20 berbanding 80%. Jadi yang 20% itu masuk bersih ke Ruaah Sakit,” tuturnya.

Sementara terkait instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kabid Sipry Mali menerangkan bahwa hal tersebut telah terselesaikan

“Semua kita sudah siap tinggal menunggu itu saja dengan persiapan administrasi yang lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Unit pelayanan Haemodialisa (cuci darah) yang ada di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua, Bupati Belu Willybrodus Lay telah melakukan soft opening.

Soft opening Unit pelayanan Haemodialisa pada RSUD Mgr. Gabriel Manek SVD Atambua ini dilaksanakan pada Rabu pagi (16/09/2020). Hadir juga dalam kegiatan tersebut Bupati Belu Willybrodus Lay bersama Wakil Bupati JT Ose Luan, Penjabat Sekda Belu Marsel Mau Meta, Direktur RSUD Atambua, dr. Bathseba E Corputty dan Komisi III DPRD Belu.

Direktur RSUD Atambua, dr. Bathseba E Corputty saat dikonfirmasi awak media ini mengakui bahwa memang limbah pembuangan pada unit pelayanan Haemodialisa belum selesai dikerjakan yang mana sementara dilakukan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

“Sementara kan orang mengerjakan instalasi IPAL di Rumah Sakit. Jadi nanti masih ada dia punya tabung itu yang kita lihat tadi itu nanti 1 kami pasang disini. Itu tidak lama. Tinggal exca gali taroh tangkinya itu terus tinggal konek,” pungkasnya.

Menyambung pernyataan direktur RSUD Atambua terkait pembuangan limbah tersebut, Dokter Oskar selaku penanggungjawab instalasi Haemodialisa mengatakan bahwa mungkin sekitar seminggu lagi pembuangan limbah ini akan selesai.

“Limbah sudah kami siapkan semuanya. Memang nanti disamping itu kita pakai bio tank dan nanti kita sambung. Mungkin yah 1 minggu selesai,” tandasnya.

Terkait dengan supervisi limbah pembuangan tersebut, dokter Oskar menjelaskan bahwa pihak RSUD Atambua sudah berkomunikasi dengan pihak kementerian.

“Untuk yang ini kemarin juga kami sudah kontak. Kemungkinan besar akan secara virtual karena masih covid ini. Jadi kemungkinan akan supervisi virtual,” ujarnya.

Sementara berkaitan dengan kesiapan tenaga kesehatan yang akan mengoperasikan unit Haemodialisa, Direktur RSUD Atambua ini menerangkan bahwa pihaknya sudah memiliki tenaga tersebut.

“Itu kami pun tenaga terlatih ada 3 orang. Perawatnya, dokter Theo dan dokter Oskar,” imbuh dr. Elen Corputty.

Selain itu 7 unit mesin hemodialisa yang dilakukan soft opening ini semuanya merupakan KSO (Kerjasama Operasional) dan tidak ada yang dibeli sehingga hasilnya pun harus saling berbagi antara pihak RSUD Atambua dan penyedia alkes.

“KSO. Tidak ada beli,” singkatnya.

Direktur RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua ini juga menegaskan bahwa unit Haemodialisa ini sudah siap digunakan karena menurutnya telah memenuhi standar.

“Sudah siap. Sudah memenuhi standar,” pinta dr. Elen Corputty.

Bupati Belu Willybrodus Lay dalam sempat wawancara mengatakan bahwa soft opening unit pelayanan Haemodialisa (cuci darah) yang ada di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua merupakan kabar gembira bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Belu.

“Hari ini kabar gembira kan. Kabar gembira itu kabar apa coba? Kabar gembiranya bahwa hari ini sudah soft opening Haemodialisa atau mesin layanan unit cuci darah,” pungkasnya.

Dijelaskan bahwa di kabupaten Belu sudah ada 7 unit alat Haemodialisa dan akan ditambah lagi sesuai dengan kebutuhan.

“Dari perusahaan kalau ada permintaan tambahan pasti akan ditambah. Saya harap jangan tambah lagi karena tambah lagi berarti kesehatan masyarakatnya bermasalah. Jadi cukup 7 saja,” ujar Willy Lay.

Bupati Belu Willybrodus Lay ini juga menerangkan bahwa layanan ini bukan untuk Kabupaten Belu saja tetapi bisa juga untuk masyarakat dari Kabupaten-Kabupaten yang lain. (Ronny)

Popular Articles