DENPASAR, The East Indonesia – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menjelaskan pertanyaan wartawan soal informasi yang beredar soal test swab gratis bagi masyarakat. Menurut Suarjaya, seluruh pemeriksaan swab selama ini memang gratis. “Jadi jangan salah paham ya. Selama ini seluruh pemeriksaan swab itu gratis bila itu merupakan hasil tracing dan testing. Untuk semua yang kontak erat semua ditracing dan kemudian diswab. Dan itu semua gratis. Setiap kasus baru selalu dilakukan tracing dan testing. Swab itu saat testing, dan semuanya gratis,” ujarnya di Denpasar, Kamis (29/10/2020).
Menurutnya, kalau masyarakat yang melakukan test secara mandiri itu berbeda perlakuannya. Masyarakat yang atas inisiatif sendiri melakukan pemeriksaan untuk kepentingan bisnis dan perjalanan itu berbeda. Dia harus membayar sendiri karena berada di luar ketentuan aturan yang ada. Tidak ada dalam pedoman untuk digratiskan.
Sementara bila kasus yang ditemukan dan kemudian dilakukan tracing untuk semua yang kontak erat maka semua prosesnya gratis. Swabnya gratis. Sementara untuk yang inisiatif sendiri maka harus membayar sesuai ketentuan yang ada yakni Rp 900 ribu. Harga ini sudah sesuai dengan aturan dan Bali umumnya sudah mengikuti aturan pusat. Apalagi bila test itu dilakukan di lembaga pemerintah maka dipastikan harganya sama.
Saat ini Bali sedang menggalakan program test swab sebanyak 2 ribu orang perhari hingga habis. Ia menantang seluruh wartawan di Bali untuk melakukan swab secara serentak dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar wartawan. “Kalau wartawan semua mau swab, kumpulkan. Mau dimana saya ikuti. Gratis. Berani ngga? Risikonya kalau diketahui positif harus dikarantina. Tidak boleh ada karantina mandiri, harus terpantau. Kalau ada yang berani hubungi saya,” ujarnya. Supaya jumlah 2 ribu perhari bisa dipenuhi dan hasilnya segera diketahui.
Penulis : Axelle Dae|Editor : Christovao Vinhas


