BADUNG, The East Indonesia – Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi, SIK, mengundang puluhan mahasiswa dari berbagai elemen untuk mempererat silaturahmi sekaligus menggelar diskusi terbuka dalam Focus Group Discussion (FGD) membahas “Demokrasi Ditengah Pandemi” di Restoran Abian Sari, Jalan Raya Abianbase, Mengwi, Kabupaten Badung, Sabtu (31/10/2020).
Ketika membuka acara tersebut, Kapolres Badung menyampaikan bahwa keberadaan pemuda harus tampil menjadi pioner dalam setiap situasi sekaligus sebagai “agent of change”. Termasuk dalam menegakkan demokrasi, selain selalu minta didengar aspirasinya namun juga harus mau dan mampu mendengar jika ada perbedaan pendapat.
“Perbedaan itu sebuah keniscayaan dan kebebasan itu ada batasannya Mari kita bersama-sama menegakkan demokrasi ditengah pandemi Covid-19 ini dengan tetap disiplin menerapkan ketentuan protokol kesehatan. Polri hadir sebagai bagian dari pergerakan dan proses demokrasi,” ujar AKBP Roby Septiadi.
Dalam FGD kali ini enghadirkan 4 narasumber masing-masing, Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi, SIK, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHID) Badung I Kadek Suwawa Kiki Kesuma Dewa, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bali Samsul Arifin, SPd, dan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Badung Prince Gideon Simanjuntak.
Ketika tampil sebagai pembicara pertama, Kapolres Badung menjelaskan, proses demokrasi harus tetap menjunjung tinggi kesejahteraan yang dibangun dari, untuk, dan oleh rakyat. Apapun permasalahannya bahwa kedaulatan rakyat itu seharusnya bisa berjalan dengan aman, tertib, dan damai.
Terkait tahapan pelaksanaan pesta demokrasi Pilkada Serentak, 9 Desember mendatang, para pemuda bisa mewujudkan kontribusinya. Mengingat, animo para pemuda cukup besar dalam berdemokrasi untuk mendapatkan porsi guna menyuarakan pendapatnya
“Pihak Polrs Badung selalu memberikan ruang untuk kemajuan demokrasi dan mempersilakan para pemuda untuk mengaktualisasikan dirinya. Salurkan aspirasi dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan,” kata Roby Septiadi.
Pembicara kedua, Kadek Suwawa Kiki Kesuma Dewa mengapresiasi gelaran FGD tersebut dan menilai bahwa alam demokrasi saat ini sedang terancam. “Namun, dimana pun bumi dipijak disitu langit harus dijunjung tinggi,” katanya.
Samsul Arifin selaku pembicara ketiga, juga mengapresiasi pelaksanaan FGD untuk merawat demokrasi demi kemajuan bangsa. “IMM lahir untuk mengawal demokrasi agar proses demokrasi bisa berjalan amandan damai. Mari semua pihak berpikir luwes dan tidak arogan,” ajak Samsul Arifin, seraya mengatakan untuk merawat demokrasi melalui afirmasi positif dengan cara tri kompetensi dasar yaitu, intelektualitas, religiusitas, dan humanitas.
Sebagai pembicara terakhir, Prince Gideon Simanjuntak menyoroti tentang adanya ketimpangan dan ketidakadilan dalam berdemokrasi. Gideon juga mengajak semua pihak untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan perekonomian, serta membantu para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Acara diskusi berjalan lancar dan tertib dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan serta diakhiri dengan sesi foto bersama dan pembagian souvenir dari Kapolres Badung kepada seluruh peserta FGD yang hadir. (Djk)

