DENPASAR, The East Indonesia – Upaya Gubernur Bali I Wayan Koster untuk mempromosikan minuman arak Bali kepada setiap pejabat yang datang ke Bali terus dilakukan. Menariknya, gubernur berpostur kecil namun dengan pemikiran yang besar ini, mampu memanfaatkan momen-momen penting dan formal di saat para pejabat besar dan penting berkunjung ke Bali. Koster mampu memanfaatkan moment penting tersebut untuk mempromosikan minuman kas Bali baik arak maupun kopi yang sudah sangat terkenal hingga ke mancanegara.
Saat menerima kunjungan Menteri Koperasi dan UKM di Wiswa Sabha Renon, Sabtu siang (14)11/2020). Di sela-sela sambutannya, Koster menyelipkan untuk promosi arak dan kopi Bali kepada Teten Masduki dan para Dirjen dari Kemenkop dan UKM dan para pengusaha UMKM Bali. Gaya promosinya terbilang nyentrik karena ternyata Teten Masduki itu sahabat karibnya. Koster dengan lugas menyebut jika Teten Masduki itu seorang maniak kopi.
“Saya tahu Pak Teten ini maniak kopi. Beliau hobi kopi, dan minum kopi apa saja. Koleksinya banyak sekali, termasuk kopi Kintamani, kopi Pupuan. Tetapi beda dengan saya bapak. Kalau saya minum kopi tanpa gula, pake arak Bali. Itu bikin sehat. Kalau mau bapak boleh coba. Kopi arak Bali bebas Covid19,” urai Koster disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta yang hadir.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga tidak kalah. Saat memberikan sambutan, Teten menyebut Bali itu banyak ahli bakteri. Ia menyebut beberapa nama yang sudah terkenal. Di antaranya Gede Ngurah Wididana atau yang biasa disebut Pak Oles dan Prof. Gelgel yang meneliti arak Bali untuk menyembuhkan Covid19.
Penjelasan Teten Masduki ini membuat penasaran awak media yang hadir saat itu. Ketika memberikan penjelasan kepada awak media, Teten ditanyain soal UU yang melarang minum atau memproduksi minuman beralkohol atau arak. Diberondong pertanyaan itu, Teten hanya memberikan jawaban singkat. “Kalau untuk diimport tidak masalah,” ujarnya.
Penulis|Axelle Dae|Editor|Christovao Vinhas.


