BULELENG, The East Indonesia – Kodim 1609/Buleleng melaksanakan rapid test antigen secara acak pada hari Rabu (3/2). Rapid test yang bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi, dilakukan di depan pintu masuk Pura Jagatnatha Singaraja dan di sepanjang Jalan Diponegoro Singaraja. Hasilnya ada tiga orang warga yang rapid testnya dinyatakan reaktif.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WITA hingga pukul 11.40 WITA, tercatat ada sebanyak 116 orang yang di rapid test antigen. Dengan rincian 41 orang di rapid test di Pura Jagatnatha Singaraja sebelum melaksanakan upacara persembahyangan serta di Jalan Diponegoro sebanyak 75 orang.
Untuk rapid test yang dilaksanakan di Pura Jagatnatha, ditemukan ada dua orang reaktif yang merupakan pasangan suami istri asal Kecamatan Seririt. Sementara di Jalan Diponegoro, ditemukan satu orang warga asal Kecamatan buleleng yang hasil rapidnya reaktif.
Rencananya tiga warga yang hasil rapidnya reaktif akan dilakukan swab test pada hari Kamis (4/2). Tets swab ini dilakukan untuk memastikan apakah ketiganya terpapar virus covid-19 atau tidak. Pelaksanaan test swab telah dikoordinasikan anatar pihak Kodim dengan Dinas Kesehatan Buleleng.
Terkait dengan rapid test ini, Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Mohammad Windra Lisrianto mengatakan rapid dilakukan secara acak untuk antisipasi meluasnya penularan covid-19. Rapid yang digelar ini bersifat tidak dipaksakan dan hanya dilakukan kepada warga yang bersedia untuk di rapid.
“Penularan covid di Buleleng saat ini hampir sebagian besar bersumber dari klaster upacara adat dan agama. Seperti yang terjadi di Dusun Buyan, Desa Pancasari Kecamatan Sukasada beberapa waktu lalu. Karena satu orang terpapar saat acara pernikahan, akhirnya merembet dan menular ke 23 orang lainnya di desa tersebut, “ungkapnya.
Windra menambahkan saat ini Satgas Provinsi dan Kabupaten telah berupaya menekan agar klaster upacara adat dan agama tidak terus terjadi. Karena itu kegiatan rapid test dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi kepada warga yang akan bersembahyang ke pura.
“Rapid tidak dipaksakan, hanya warga yang bersedia untuk dirapid yang kami periksa. Mudah-mudahan dengan upaya ini, penularan covid dapat ditekan dan warga semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya. ***
Penulis – Wismaya|Editor – Igo Kleden


