Angka Stunting Di Atambua Selatan Tergolong Tinggi, Ketua Dan Waket TP PKK Minta Kerjasama Berbagai Pihak

352
Ketua TP PKK Belu, Freny Sumantri Taolin dan Wakil Ketua TP PKK Belu, Rinawati BR Perangin Angin didampingi Camat dan Ketua TP PKK Kecamatan Atambua Selatan saat acara kunjungan kerja ke Kantor Kecamatan Atambua Selatan. Foto : Ist

ATAMBUA, The East Indonesia – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Stunting ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Republik Indonesia dari pusat hingga ke daerah.

Adapun Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebagai provinsi dengan angka stunting tertinggi nasional pada 2021. SSGI mencatat sebanyak 37,8% atau 1 dari 3 anak balita di NTT mengalami stunting.

Begitu pun untuk Kabupaten Belu tentunya memiliki sumbangsih untuk angka stunting di Provinsi NTT dan umumnya secara nasional.

Pada kunjungan kerja (kunker) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) sekaligus ketua Dekranasda Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin bersama Wakil Ketua TP PKK sekaligus Wakil Ketua Dekranasda Belu, Rinawati BR Perangin Angin bersama rombongan ke Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu mendapati data angka stunting yang tergolong tinggi di tingkat kabupaten Belu, Jumat (26/08/2022).

Angka stunting di Puskesmas Atambua Selatan per pertengahan Agustus 2022 ada sebanyak 234 orang.

Mendapati angka stunting tersebut di Kecamatan Atambua Selatan, Istri Bupati Belu, dr Agustinus Taolin, SpPD-KGEH FINASIM dan istri Wakil Bupati Belu, Dr. Drs. Aloysius Haleserens, MM ini sangat prihatin atas kondisi tersebut.

Keduanya kemudian menanyakan berbagai penyebab tingginya angka stunting tersebut ke para Lurah dan kader posyandu yang ada di Kecamatan Atambua Selatan.

“Kami turut sedih. Ternyata banyak kasus stunting yang ada di salah satu kecamatan kota di Kabupaten Belu, khususnya di Puskesmas Atambua Selatan,” ujar Ketua TP PKK Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin.

Freny mengatakan bahwa stunting dapat menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap anak baik dalam jangka pendek maupun panjang.

“Kalau anak kita stunting maka akan berdampak sering merasa kesakitan bahkan kematian, menghambat pertumbuhan syaraf, perkembangan motorik lebih lamban, postur tubuh tidak optimal saat dewasa bahkan meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya serta berpengaruh pada kemampuan berpikir anak,” ujarnya.

Karena itu, anak mantan Bupati Belu periode 1988-1993, Ignatius Sumantri ini meminta agar adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Belu khususnya lagi di Kecamatan Atambua Selatan.

“Kita harap ada kerjasama semua pihak terkait untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Belu ini melalui program-program penanggulangan stunting seperti Pemberian Makanan Tambahan pada Balita dan Ibu Hamil, Pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri dan ibu hamil, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita serta program ikutan lainnya,” tandas Freny Sumantri Taolin.

Menyambung dari situ, Wakil Ketua TP PKK, Rinawati BR Perangin Angin, SE, MM meminta agar masyarakat dapat mengantisipasi pencegahan stunting sejak anak masih dalam kandungan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, memenuhi asupan nutrisi dan konsumsi zat besi serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Mari kita semua sama-sama bergerak untuk melakukan penurunan stunting di Rai Belu tercinta,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Acara kunker tersebut, dihadiri oleh Camat Atambua Selatan, Dedi Kim; Ketua TP PKK Atambua Selatan; para Lurah se-kecamatan Atambua Selatan; para pengurus TP PKK kabupaten Belu; tokoh Agama; para kader posyandu serta masyarakat di Kecamatan Atambua Selatan.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK ingin mengetahui secara langsung perkembangan dan keluhan terkait program-program kerja di masa kepemimpinan mereka.

Usai kegiatan dalam ruangan, tak lupa, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK menanam bunga secara simbolis di halaman kantor Kecamatan Atambua Selatan sebagai dorongan untuk menjalankan salah satu program utama yaitu Belu berbunga. (Ronny)