Kapal Bermuatan Batu Bara Ribuan Ton Kandas

609
KANDAS - Kapal Bermuatan Batu Bara Ribuan Ton Kandas. Foto : Ist

SINGARAJA, The East Indonesia – Warga di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng khawatir dengan adanya kapal tongkang yang bermuatan batu bara dengan kondisi miring dan kandas. Warga khawatir terkait lambatnya penanganan kapal tongkang bermuatan ribuan ton batu bara, yang kandas di laut desa setempat. Sebab, batu bara tersebut dikhawatirkan tumpah dan mencemari laut.

Dari pantauan di Pantai Celukan Bawang, kapal BG. TBS 3301 itu miring ke sebelah kiri, sehingga terpaksa dikandaskan, dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Muatan batu bara sebanyak 9.700 ton yang diangkut oleh kapal itu kemudian di pindahkan dengan sistem ship to ship, atau dari kapal BG. TBS 3301 ke kapal tongkang lainnya. Batu bara itu dipindahkan dengan bantuan dua unit alat berat.

Hingga Selasa (30/8) siang, batu bara yang dipindahkan baru sekitar 3.000 ton. Pihak transporter dalam hal ini PT Tri Sukses Wanatama menargetkan pemindahan batu bara ini tuntas dilakukan dua hari kedepan. Setelah dipindahkan dengan menggunakan kapal tongkang yang lain, batu bara yang diangkut dari Pelabuhan Sangata, Kalimantan Timur itu pun akan dimasukan ke PLTU Celukan Bawang.

General Affair PT General Energi Bali (GEB) PLTU Celukan Bawang, Indriati Tanu Tanto mengatakan, kandasnya kapal tongkang bermuatan batu bara ini bukan menjadi tanggung jawab pihaknya. Melainkan tanggung jawab pihak transporter dalam hal ini PT Tri Sukses Wanatama. Sebab, peristiwa ini terjadi sebelum batu bara itu diserahterimakan kepada pihak PLTU Celukan Bawang.

“Jadi tanggung jawabnya masih pada pihak transporter. Karena batu bara itu posisinya belum kami terima. Kapal yang mengangkut batu bara mengalami kemiringan, saat dalam perjalanan menuju ke PLTU. Jadi batu bara itu belum sampai di kami, sehingga tanggung jawabnya ada di pihak transporter. Ini yang tidak dipahami oleh masyarakat,” jelasnya.

Meski bukan menjadi tanggung jawab pihak PLTU, namun Indrianti menyebut, dirinya telah rutin mendesak pihak transporter agar kejadian ini segera ditangani. Hal ini dilakukan agar batu bara yang diangkut, tidak tumpah ke laut. Bahkan pemindahan batu bara dengan sistem ship to ship itu merupakan usulan dari pihak PLTU.

“Jadi kapal ini datang dalam kondisi memang sudah miring. Kapal itu harus ngantre dengan kapal-kapal pengangkut batu bara lain, yang juga melakukan bongkar muat di PLTU. Harus nunggu antrean, karena bongkar muat itu paling cepat sehari. Sehingga kapal ini semakin miring, jadi terpaksa harus dikandaskan. Saat kapal dikandaskan, tentu pihak transporter sudah izin dengan Perbekel,” jelasnya.

Meski adanya kejadian ini, Indrianti menyebut, pasokan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik di PLTU Celukan Bawang masih tetap aman. Sebab, kapal yang mengirim batu bara untuk pasokan di PLTU ada beberapa unit. “Dalam sehari itu rata-rata ada tiga unit kapal tongkang yang membawa pesanan batu bara kami. Jadi meski ada kejadian ini, stok batu bara selalu aman,” terangnya.

Sementara karyawan PT Tri Sukses Wanatama Reza FZ ditemui di Pantai Celukan Bawang mengklaim, tidak ada batu bara yang tumpah ke laut, meski kapal tongkat yang mengangkutnya dalam keadaan miring dan terpaksa dikandaskan. “Ada yang bilang batu baranya sudah tumpah sampai ribuan ton. Itu pembohongan publik. Kami bisa mengambil langkah hukun terkait hal itu,” ucapnya.

Reza pun menyebut, saat kapal hendak berlayar dari Pelabuhan Sangata pada 20 Juli lalu, telah dilakukan pengecekan, sehingga kapal dinyatakan layak jalan. Namun saat memasuki Pulau Kangean, Jawa Timur, cuaca tiba-tiba buruk. Kapal dihantam gelombang tinggi sehingga miring ke arah kiri.

“Saat itu kapal masih miring sedikit. Masih layak laut, sehingga perjalanan dilanjutkan menuju ke PLTU Celukan Bawang. Kami tiba di perairan Celukan Bawang pada 29 Juli. Sampai dengan jarak tiga mil dari PLTU, kapal tiba-tiba miring keras,” terang Reza.

Saat kapal mengalami kemiringan, pihaknya ungkap Reza, telah berupaya melakukan penyelamatan, dengan menstabilkan kapal tongkang. Kapal tersebut pun berhasil stabil pada 20 Agustus lalu, dan hendak ditarik menuju ke PLTU Celukan Bawang.. Namun rupanya padat 20 Agustus malam, cuaca kembali memburuk dan lagi-lagi kapal diterjang ombak besar, sehingga kapal kembali miring. Untuk mencegah kapal tenggelam, pihaknya pun memutuskan untuk mengkandaskan kapal tersebut.

“Pemindahan baru bisa dilakukan karena menunggu kapal tongkang yang lain kosong dulu. Setelah kosong, kapalnya kami pakai untuk memindahkan batu bara dari kapal yang miring ini. Pemindahan ini kira-kira memakan waktu lima hari. Upaya ini sudah kami lakukan sejak tiga hari yang lalu. Saya jamin, tidak ada batu bara yang tumpah ke laut. Jadi zero polusi,” tegasnya.

Penulis|Wismaya