Tuesday, December 23, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Tim Dokter Dalam dan Luar Negeri Penelitian Bagi Etnis Timor  di RSUD Atambua-Belu. Ini Hal Yang Dilakukan!

ATAMBUA, The East Indonesia – Tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group kolaborasi antara Universitas Indonesia, Universitas Airlangga dan Profesor Yamaoka dari salah satu Universitas besar di Negara Jepang serta Miss Mey selaku personil penyedia alat Urea Breath Test (UBT) dari Negara China melakukan praktek dan penelitian secara langsung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr Gabriel Manek SVD Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi NTT, wilayah Perbatasan Negara RI-RDTL sejak Senin, 10 Juli 2023.

Kedatangan tim tersebut diterima langsung oleh Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM didampingi PLT Direktur RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua dan jajaran.

Tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group ini melakukan praktek dan penelitian terhadap gangguan pencernaan dari Etnis Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM kepada wartawan The East Indonesia berterima kasih kepada Tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group yang sudah bersedia datang ke Kabupaten Belu untuk melakukan penelitian secara langsung bagi masyarakat Belu dan Etnis Timor lainnya (Malaka, TTU, TTS dan Kupang) di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua.

“Terimakasih atas kedatangan di Kabupaten Belu, tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group kolaborasi antara Universitas Indonesia, Universitas Airlangga dan Profesor Yamaoka dari salah satu Universitas besar di Negara Jepang serta Miss Mey selaku personil penyedia alat Urea Breath Test (UBT) dari Negara China,” pungkasnya.

Bupati Belu, Agustinus Taolin yang juga adalah seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastroentero Hepatologi Indonesia mengatakan bahwa penelitian akan dilakukan dengan target 100 orang.

“Perlu diketahui bahwa penelitian ini bukan pencobaan. Tetapi, pasien yang kita periksa adalah pasien yang semuanya punya penyakit lambung. Kalau ketemu penyakitnya, kita langsung tangani dan obati,” tegasnya.

Untuk pemeriksaan Endoskopi di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua, Bupati Belu dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM menuturkan bahwa dengan program pengobatan gratis bagi seluruh masyarakat Belu, pemeriksaannya akan dilakukan secara gratis.

Sementara itu, PLT Direktur RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua, drg. Maria Ansilla F. Eka Mutty menjelaskan bahwa kedatangan tim ini atas kerjasama Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM dan Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB., FINASIM, FSCP, FACG dari Universitas Indonesia; Muhammad Miftahussurur, dr.,M.Kes., SpPD-KGEH, Ph.D dari Universitas Airlangga Surabaya; dan Prof. Yamaoka dari Universitas Jepang.

“Untuk tahap pertama telah datang tim peneliti dari UNAIR yang saat ini dibawah oleh dokter Alida, SpPD sekaligus mewakili perhimpunan endoskopi gastroenterologi Indonesia (pegi) cabang surabaya. Pada minggu berikut baru akan datang Prof Ary Fahrial Syam dan Prof Yamaoka dari Jepang untuk melihat jalannya penelitian di RSUD Atambua dan memberikan seminar di Gedung Betelalenok Atambua,” pungkasnya.

Pihak dari RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua pun telah menyiapkan fasilitas yang diperlukan untuk keperluan penelitian oleh tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group.

Disampaikan pula bahwa kedatangan tim ini dikarenakan bahwa orang-orang Indonesia Timur memiliki potensi yang cukup tinggi terjadinya kanker pada lambung dimana memiliki kebiasaan miras, merokok hingga mengkonsumsi garam yang cukup tinggi.

“Mereka sangat mengapresiasi karena Pak Bupati Belu mau menerima mereka untuk meneliti kondisi lambung masyarakat Belu dan Etnis Timor lainnya yang selanjutnya diberikan solusi agar mencegah tidak lagi berpotensi kanker lambung,” tutur Ansilla Mutty.

Lanjutnya, “Hari ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa pasien dan semuanya berjalan baik adanya. Penelitian ini masih akan berlangsung 9-10 hari kedepannya.”

Sementara itu, dr. Alida, SpPD dari Universitas Airlangga sekaligus mewakili perhimpunan endoskopi gastroenterologi Indonesia (pegi) cabang surabaya yang masuk dalam tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua menerangkan bahwa kedatangan tim mereka ke Atambua, Kabupaten Belu untuk penelitian terhadap etnis Timor adalah yang pertama kali.

“Kami dari tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group di Universitas Airlangga ada 2 orang yaitu Dr. Irine normalina, S.Pi., M.Ked dan dr. Camilia Metadea Aji Savitri. Kami dari tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group sudah sering melakukan penelitian. Tetapi baru kali ini mengadakan di Atambua, Timor. Sebelumnya kami di Medan, Makassar, Manado, Ambon, Papua,” tuturnya.

Disampaikan bahwa kedatangan ke Atambua untuk meneliti kuman pada saluran pencernaan masyarakat Etnis Timor dikarenakan berdasarkan data, Indonesia Timur memiliki kasus saluran cerna paling tinggi dibandingkan Indonesia bagian Barat.

“Akhirnya dengan kerjasama Pak Bupati dan Prof. Ary serta Prof Yamaoka, terselenggaralah kegiatan kami disini,” pungkasnya.

Dokter Alida menerangkan bahwa tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group akan melakukan pemeriksaan secara baik dengan menggunakan 3 metode pemeriksaan sehingga bisa mendapatkan hasil dan solusi yang baik.

“Kami melakukan endoskopi, teropong dari saluran cerna, kemudian mengambil dari jaringannya dan akan dilihat struktur yang menunjukkan akan adanya kuman Helicobacter Pylory. Pemeriksaan kuman Helicobacter Pylori, kita menggunakan 3 metode,” tandasnya.

Tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group juga berterima kasih atas antusias luar biasa dari masyarakat akan kehadiran mereka di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua.***(Ronny)

Popular Articles