Jelang Kemerdekaan RI ke-78, Tugu Nol Kilometer Atambua, Taman Batas Kota dan Monumen Seroja Ignatius Sumantri Diresmikan

559

ATAMBUA, The East Indonesia – Program inovasi “Belu berbunga” yang dicanangkan oleh Ketua TP PKK kabupaten Belu, Ny. Freny Sumantri Taolin dan Wakil Ketua TP PKK kabupaten Belu, Ny. Rinawati Haleserens terus digeliatkan di Kabupaten Belu sebagai wilayah Perbatasan Negara RI-RDTL.

Grand launching program Belu dilakukan sejak akhir Desember 2021 dan pada tanggal 17 Agustus 2022 dilakukanlah launching Taman Simpang Lima Atambua.

Atas proses yang dilakukan melalui program Belu Berbunga, Penghargaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Award Tahun 2022 dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia, pada Selasa 8 November 2022 pun didapatkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu.

Tidak sampai disitu, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Belu masih terus mendorong agar Progam ini berjalan terlebih di Atambua sebagai Ibu Kota Kabupaten Belu.

Tepatnya, tanggal 11 Agustus 2023 kemarin, menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78, 3 icon baru di Kota Atambua, Perbatasan Negara RI-RDTL serentak diresmikan yakni
Pertama, Tugu Titik Nol di depan Gereja Katedral Atambua; kedua, Taman pada tugu Batas Kota Atambua di Nenuk, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat dan ketiga, Monumen Seroja Halilulik di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat.

Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus bersama Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr dan Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho meresmikan tiga icon baru di Kota Atambua, Kabupaten Belu.

Hadir pula pada peresmian itu, Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Wakil Bupati, Dr. Aloysius Haleserens, Sekda Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si, Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr, Kepala Perwakilan BI Provinis NTT, Donny H. Heatubun dan Dirut Bank NTT, Alexander Riwu Kaho, Ketua dan Waket TPP PKK Kabupaten, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Belu, Yosefina L. M. Katho Johanes, SP dan Pimpinan Bank NTT Cabang Atambua, Adrianus Pontus, S.Hut, Pimpinan OPD Kabupaten Belu, Wakil Ketua OJK Provinsi NTT, Camat Kota dan Camat Tasifeto Barat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat, serta undangan lainnya.

Peresmian dimulai dari tugu Tugu Titik Nol di depan Gereja Katedral Atambua, kemudian rombongan bergeser ke Taman Batas Kota Atambua di Nenuk, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat dan berakhir di Tugu Seroja Halilulik di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat.

Untuk diketahui branding Pemerintah Kabupaten Belu akan kehadiran sebuah Monumen Titik 0 KM akan dikenang oleh seluruh masyarakat Kabupaten Belu.

Tugu penanda geografis ini memiliki peran sebagai simbol pusat pemerintahan, perekonomian dan pusat kegiatan masyarakat Kabupaten Belu, juga akan menjadi objek wisata baru bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Secara terperinci, Atambua 0 KM adalah titik awal perhitungan jarak Kabupaten Belu yang dimulai dari Kota Atambua. Penataan Spot ini muncul dari ide Ketua TP PKK Kabupaten Belu, yang kemudian berkolaborasi dengan perangkat daerah terkait dilingkup Pemerintah Kabupaten Belu.

Gagasan ini diterjemahkan oleh Tim Teknis Belu Berbunga dalam sebuah desain yang kemudian dibiayai dan dibangun dengan bantuan dana CSR Bank NTT bidang lingkungan, kepada Pemerintah Kabupaten Belu melalui Program Belu Berbunga TP PKK Kabupaten Belu tahun 2023.

Adapun tujuan dari penataan spot ini adalah sebagai monumen titik awal perhitungan jarak dengan Kabupaten Belu, sebagai destinasi wisata kota, memberikan perlindungan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki, memberikan kestabilan lingkungan bagi masyarakat kota sebagai elemen ekologis kota.

Spot ini hadir sebagai bentuk kolaborasi dengan mitra yang memiliki kepedulian terhadap rencana penataan kawasan perkotaan atambua dan pembangunan di Kabupaten Belu,

Selain menambah nilai estetika, atau keindahan lingkungan dikawasan Perkotaan Atambua dan sekitarnya, Spot 0 KM Atambua ini sebagai Icon Atambua Kota Beriman (Bersih, Indah, Nyaman) dan Cantik.

Sementara Peresmian Taman Batas Kota Nenuk, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat merupakan Taman Pintu Gerbang kedatangan ke Kawasan Perkotaan Atambua, sebagai Kota Perbatasan RI-RDTL.

Taman batas kota ini sudah ada dan dibangun sejak tahun 2013 yang lalu oleh Pemerintahan sebelumnya melalui Dinas PU Kabupaten Belu, namun keberadaan taman ini kurang mendapat perhatian selama ini. Kondisi ini menjadi perhatian dari Ketua TP PKK Kabupaten Belu, Bunda Freny Sumantri Taolin, yang kemudian menjadi latar belakang munculnya ide penataan dalam bentuk pemugaran taman ini.

Taman ini dibangun dengan skema kolaborasi bersama Perangkat Daerah terkait, yang diterjemahkan oleh Tim Teknis Belu Berbunga melalui desain yang kemudian dibiayai serta dibangun dengan bantuan dana CSR Bank NTT khususnya bidang lingkungan kepada Pemerintah Kabupaten Belu, melalui Program Belu berbunga TP PKK Kabupaten Belu tahun 2023.

Adapun tujuan dari penataan spot ini adalah untuk menambah nilai estetika atau keindahan lingkungan dikawasan yang merupakan pintu gerbang memasuki Perkotaan Atambua. Selain itu, Spot Taman Batas Kota ini bisa memberikan perlindungan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dari aspek lingkungan, sekaligus memberikan kestabilan lingkungan bagi masyarakat kota sebagai elemen ekologis kota.

Kehadiran Taman Batas Kota ini juga merupakan contoh pola kerja sama dengan mitra swasta yang memiliki kepedulian terhadap rencana penataan kawasan Perkotaan Atambua dan pembangunan di Kabupaten Belu. Selain menjadi wadah dalam pengembangan UKM di kawasan perbatasan batas kota ini, juga sebagai icon Atambua sebagai Kota Beriman, bersih indah dan nyaman.

Kemudian Monumen Seroja Ignatius Sumantri Taolin diperbaiki dimana untuk diperingati sebagai perjuangan masyarakat Kabupaten Belu untuk berkembang dalam kesejahteraannya.

Monumen Seroja Ignatius Sumantri ini dipoles untuk mendapatkan nilai estetika di tempat tersebut.

Ketua TP PKK kabupaten Belu, Ny. Freny Sumantri Taolin dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari program di tahun sebelumnya dengan menggunakan bantuan Dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank NTT Bidang Lingkungan kepada Pemerintah Kabupaten Belu melalui Program Belu Berbunga Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Belu Tahun 2023.

“Dana ini yang berhasil kita maksimalkan untuk membangun dan memperbaiki beberapa spot diantaranya tugu titik nol kilometer, gapura batas Kota Atambua dan Monumen Seroja di Halilulik. Puji Tuhan semua berjalan baik dan sesuai rencana,” pintanya.

Istri dari Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM ini pun berterimakasih kepada semua pihak yang selalu berkolaborasi untuk terus membuat sesuatu yang baru dan indah untuk Kabupaten Belu.

“Terimakasih kepada Bapak Bupati, Pak Wakil Bupati dan seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Belu, pihak Bank NTT yang sudah mensupport program kami dan juga kepada Bapak Uskup Atambua yang selalu memberikan arahan dan masukkan kepada kami, Bank Indonesia lewat program busana budaya serta kepada seluruh elemen masyarakat yang dengan caranya masing-masing mendukung kami,” ujar Freny Taolin.

Anak mantan Bupati Belu periode 1988-1993, Ignatius Sumantri ini pun secara khusus berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan penghargaan dengan mengabadikan nama Monumen Seroja Halilulik menjadi Monumen Seroja Ignatius Sumantri sebagai mana ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Belu.

“Saya atas nama keluarga Bapak Bupati Belu periode 1988-1993, almarhum Ignatius Sumantri menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya karena nama papah dicantumkan dalam nama monumen ini. Monumen ini dibangun pada tanggal 17 Agustus 1990 saat Almarhum Ignatius Sumantri menjabat sebagai Bupati Belu dan hari ini nama Bapak Ignatius Sumantri bisa dicantumkan dengan nama Monumen Seroja Ignatius Sumantri. Kami sangat menghargai dan berterimakasih atas penghargaan ini,” imbuhnya.

Ketua TP PKK kabupaten Belu berharap agar tugu titik nol kilometer, gapura batas Kota Atambua dan Monumen Seroja Ignatius Sumantri di Halilulik bisa dijaga dan dirawat secara bersama dengan baik.

“Mari kita hijaukan Kabupaten Belu dengan Ruang Terbuka Hijau dengan taman-taman yang bisa dirasakan manfaatnya bagi seluruh masyarakat. Semoga Tuhan senantiasa memudahkan dan melancarkan segala upaya yang kita lakukan demi kemajuan Kabupaten Belu tercinta,” tutur Freny Sumantri Taolin.

Yang Mulia Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kebahagiaannya adalah bisa bekerjasama dengan menjadikan Gereja tidak tertutup dengan dirinya sendiri.

“Gereja siap untuk melayani. Gereja memberikan pelayanan, tidak bisa dari dirinya sendiri. Karena itu bersama dengan para Imam, kami merasa bangga, merasa bermartabat, merasa bersyukur, merasa bermakna untuk bekerjasama dengan pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan semua elemen,” pungkasnya.

Uskup Atambua juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Belu, Malaka dan TTU yang selalu berinovasi untuk pelayanan kepada masyarakat.

“Kami berterimakasih kepada Pemerintah yang telah berinovasi untuk pelayanan. Ini memberikan manfaat besar untuk pelayanan kami kepada umat. Perjalanan dari nol Kilometer menandakan perjalanan dari kota Atambua yang dulu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari karya misi. Kota Atambua, Kota Misi, Kota Beriman. Terimakasih karena dengan itu perjalanan iman mulai dan umat mulai mendapat perkembangan. Terimakasih karena di Kilometer 10 tadi kita melakukan pemberkatan di Batas Kota dan di Monumen Seroja ini kita juga bisa memberkati Monumen Seroja Ignatius Sumantri yang menjadi pendahulu kita dan berpikir untuk menghargai perjuangan dari daerah ini untuk hidup yang lebih baik. Saya sebagai Uskup hanya mendoakan semuanya,” urai Mgr. Dominikus Saku. ***(Ronny)