SINGARAJA, The East Indonesia – Pria asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ciptakan mobil listrik bertenaga surya. Dia bernama I Putu Dedi Wihartama Griadhi.
Motivasi terbesar Dedi untuk memanfaat tenaga surya adalah karena di Bali, Indonesia sebagai Negara tropis, persediaan sinar matahari sangat melimpah. Sehingga, sangat sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Dedi sapaan akrabnya, membuat kendaraan alternatif tersebut juga agar lebih hemat biaya. Selain itu, perasaan jengah dengan polusi udara akibat kendaraan bermotor yang semakin padat menjadi ide awal membuat mobil bertenaga surya.
Mobil bertenaga surya itu, kata Dedi cukup tangguh untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Selain dapat digunakan seharian penuh selama ada sinar matahari. Mobilnya itu juga dapat digunakan beberapa lama saat malam hari.
“Sambil jalan kita bisa mengisi batrai. selama ada penyinaran ke mobil ini. Terus mobil ini bisa jalan dengan kecepatan 40 Km per jam”kata Dedi, Kamis (11/7).
Sebelum membuat mobil itu, dia terlebih dahulu merancang prototype mobil tersebut mulai dari kerangka besi, roda belakang, roda depan, pengendali, dan penggerak berupa dynamo yang ditenagai oleh baterai dan panel surya.
Modalnya, Dedi merogoh kocek sebesar Rp 30 juta untuk mekanisme penggeraknya dan Rp 5 juta untuk bahan-bahan lainnya. Fitur-fitur mobil tenaga surya, Dedi rancang sebagaimana mobil konvensional yaitu lampu sen, lampu depan, lampu belakang, dan audio device.
Namun, Dedi menambahkan fitur tambahan berupa colokan listrik agar bisa memanfaatkan energi dari panel surya.
“Kalau misalnya siangnya tidak habis digunakan energinya. Kita bisa untuk keperluan listrik di rumah,” ungkapnya.
Untuk menyimpan energi yang dihasilkan panel surya, Dedi menggunakan baterai VRLA, jenis baterai deep cycle dengan daya 20 ampere 60 volt yang bisa recharge berkali-kali. Umur penggunaan baterai tersebut jika digunakan dan dirawat dengan baik bisa lebih dari 5 tahun.
Selain itu, Dedi mengklaim mobil tersebut juga cukup tangguh untuk melakukan pekerjaan sehari-hari bagi masyarakat, kapasitas muatannya sekitar 500 sampai 750 kilogram.
“Jadi kalau untuk keperluan mengangkut sampah di desa-desa itu sudah lumayan cukup,” imbuh Dedi.
Pria bergelar Sarjana Ekonomi berencana, setelah mobil ini melewati masa uji coba dan dikomersialisasikan ke masyarakat, Dedi akan menyediakan spare part yang diperlukan sebagai bentuk layanan purna jual kepada para pembelinya.
Sementara itu, Mobil tenaga Surya yang dibuat oleh Dedi mendapatkan apresiasi dari Ketua BMI Buleleng, dr Ketut Putra Sedana alias dr Caput.
Kata dia, hal seperti ini harus dihargai. Sebab, sudah membuat karya yang bisa menjadi alternatif di masyarakat. Seperti diketahui, polusi akibat kendaraan bermotor saat ini sudah semakin mengkhawatirkan.
“Ini harus diperhatikan karya intelektual warga kita. Mobil mengunakan tenaga Surya sangat baik untuk lingkungan. Seperti kita ketahui perubahan iklim kita sudah banyak menghasilkan polisi. Kedepan ini harus kita fikirkan bersama,”pungkasnya.*Wismaya


