Kepemimpinan Agustinus Taolin Kemenkes Beri Lagi Penghargaan, Puskesmas Halilulik Jadi PuskesmasTempat Kaji Banding ILP

240
Penghargaan dari Kementerian Kesehatan untuk Puskesmas Halilulik, Kabupaten Belu. FOTO - DOK.

ATAMBUA, The East Indonesia – Dibawah kepemimpinan seorang Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH., FINASIM dan Wakil Bupati Belu, Dr. Aloysius Haleserens, MM terus menorehkan prestasi untuk pelayanan bagi masyarakatnya.

Kali ini, Puskesmas Halilulik mendapat penghargaan sebagai Puskesmas Tempat Kaji Banding Integrasi Layanan Primer (ILP) Terbanyak yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penghargaan tersebut diterima oleh Kepala Puskesmas Halilulik Edelbertus Mauk, S.Kep.NS di acara Pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas, Kamis (17/10/2024) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam upaya mengoptimalkan integrasi pelayanan kesehatan primer dan memberikan apresiasi terhadap komitmen pelayanan puskesmas.

Selain itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat, bersama mitra pembangunan, telah menyusun Buku Pedoman Kerja Puskesmas untuk setiap klaster. Buku pedoman ini bertujuan mendukung efektivitas layanan ILP (Integrasi Layanan Primer) yang lebih komprehensif dan terintegrasi di seluruh Indonesia.

Untuk sosialisasi dan implementasi pedoman kerja ini, Kementerian Kesehatan akan mengadakan kegiatan bertajuk pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas yang mengangkat tema Transformasi Puskesmas Menuju Indonesia EMAS 2045.

Salah satu Puskesmas yang terpilih untuk berpartisipasi adalah Puskesmas Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, yang akan mewakili Puskesmas di NTT dan terpilih sebagai Puskesmas Kaji Banding terbaik dalam hal ILP.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Ansilla F. Eka Mutty menjelaskan bahwaTransformasi Layanan Primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer.

“Puskesmas sebagai pelaksana diubah bentuk layanannya yang awalnya berbasis program, diubah ke yang berbasis claster, yang lebih dikenal dengan Puskesmas ILP ( Integrasi Layanan Primer). Ketika Belu diminta untuk menunjuk satu Puskesmas sebagai pilot project untuk ILP, saya secara spontan memilih Puskesmas Halilulik,” ungkap Ansilla.

Dijelaskan Ansilla Mutty, dalam ILP Puskesmas, semua Fasilitas Kesehatan harus terintegrasi siklus hidup, mulai Puskesmas, Pustu sampai ke Posyandu. Awalnya untuk Puskesmas Halilulik, Pustu Naekasa juga dipilih sebagai Pustu ILP, dengan semua Posyandu di bawahnya dijadikan Posyandu Siklus Hidup.

Selanjutnya, kata Ansilla Mutty dia berkembang terus sehingga saat ini, dari 7 Pustu/polindes di bawah Puskesmas Halilulik, semuanya telah menerapkan sistem ILP, dan 49 Posyandu juga telah bertransformasi menjadi Posyandu Siklus Hidup.

Sebagai Puskesmas ILP, Puskesmas Halilulik sering dijadikan sebagai tempat studi banding dari beberapa Puskesmas baik dari Belu, maupun dari Kabupaten lain di NTT.

“Perjuangan ILP ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu, Momentum dan Dinas Kesehatan Provinsi. Saat ini, sudah ada 9 Puskesmas di Belu yang dipersiapkan untuk menjadi ILP, dan kami berharap tahun depan, seluruh 17 Puskesmas di Belu dapat menjadi ILP,” jelas Ansilla Mutty

Kadis Ansilla Mutty berharap dengan penerapan ILP ini, Dinas Kesehatan dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan sesuai dengan siklus hidup masyarakat, mulai dari Puskesmas hingga Posyandu, dengan kualitas layanan yang seragam.

“Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Momentum, Pemerintah Daerah Belu, Jajaran Dinas Kesehatan Belu, serta seluruh Puskesmas di Belu, terutama Puskesmas Halilulik beserta jajarannya,” pungkas Kadis Ansilla.***ronny