KPU Buleleng Gelar Debat Kedua, Tema Pembangunan Buleleng Berkelanjutan

137
KPU Buleleng menggelar debat kedua bagi pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng tahun 2024, di Banyualit Spa & Resor Lovina, Selasa (12/11) malam. Foto : Dok - Wismaya

SINGARAJA, The East Indonesia – KPU Kabupaten Buleleng kembali menggelar debat terbuka bagi pasangan calon (Paslon) Bupati/Wabup Buleleng. Kali ini KPU Buleleng menggelar debat kedua bagi pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng tahun 2024, di Banyualit Spa & Resor Lovina, Selasa (12/11) malam. Tema yang diangkat pada Debat Terbuka Kedua ini adalah “Menyelesaikan Persoalan Buleleng Menuju Buleleng Maju Berkelanjutan”.

Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana membuka debat terbuka kedua dengan dihadiri Ketua KPU Bali Dewa Agung Gede Lidartawan, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dan para petinggi Polri dan TNI di Buleleng termasuk sejumlah pimpinan lembaga dan badan di Buleleng.

“Melalui acara debat ini, kita berharap pasangan calon dapat memberikan pendidikan politik dan menambah wawasan pemilih yang akan datang ke TPS pada hari Rabu, 27 November 2024 mendatang melalui penyampaian visi, misi dan program kerja yang diselaraskan dengan RPJPD Kabupaten Buleleng,” ucap Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana.

Dudhi menegaskan melalui debat terbuka ini kedua paslon juga diharapkan dapat menyampaikan ide dan gagasan inovatif. “Bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan layanan masyarakat, memajukan daerah serta solusi yang dalam menyelesaikan persoalan-persoalan daerah yang bertujuan untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbuhnya.

Tema yang diangkat pada Debat Terbuka Kedua ini adalah “Menyelesaikan Persoalan Buleleng Menuju Buleleng Maju Berkelanjutan”. Tim panelis sudah menyiapkan pertanyaan bagi kedua paslon sesuai subtema meliputi, Aksesibilitas Buleleng melalui pengembangan mode transportasi publik, Penegakan hukum mewujudkan keadilan dan kamtibmas, Konservasi lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan serta Memperkuat Ketahanan Budaya dan Ketahanan Energi.

Kedua Paslon Bupati/Wabup diberikan kesempatan memaparkan visi misinya sesuai dengan tema debat. Paslon Nomor Urut 1 Nyoman Sugawa Korry dan Gede Suardana diberi kesempatan pertama memaparkan visi misinya. “Kami sodorkan beberapa program, untuk Transportasi Publik yang pertama mewujudkan Bandara Bali Utara, kedua meningkatkan fungsi Pelabuhan Celukan Bawang dan Sangsit, ketiga mode transportasi bus kelas menengah untuk di kota dan antar kota kecamatan, keempat penyiapan dermaga untuk penunjang pariwisata,” ungkapnya.

Terkait penguatan ketahanan energi, Paslon yang diusung KIM-Plus ini menawarkan program pengawasan dan pembinaan stasiun pompa yang ada, menjaga kelancaran distribusi dan pemanfaatan energi tenaga air dan matahari.

“Yang terpenting bagi kami adalah kita harus mengkaji dan memperjuangkan hak atas potensi gas bumi Blok Agung I dengan cadangan 4,3 triliun meter kubik, setara dengan 2,2 triliun dolar amerika di laut Bali Utara,” tandasnya.

Kesempatan berikutnya diberikan kepada Paslon Nomor Urut 2, Nyoman Sutjidra – Gede Supriatna. Paket Sutjidra-Supriatna memaparkan visi, misi dan program sesuai tema serta subtema debat antara lain menuntaskan tiga aspek tantangan pembangunan Buleleng yaitu aspek alam, aspek manusia dan aspek budaya.

“Aspek alam berupa permasalahan alih fungsi lahan produktif, ini akan menjadi masalah serius karena berpengaruh ketahanan pangan, yang kedua timbunan sampah plastik, kemudian ancaman terhadap kerusakan ekosistem dan polusi udara, air dan tanah,” jelasnya.

Persoalan aspek manusia, yang pertama adalah pertambahan jumlah penduduk, maraknya konten-konten akibat pengaruh digitalisasi dan yang paling meresahkan masyarakat adalah peredaran gelap narkotik dan obat terlarang. “Dibidang budaya, yang terjadi adalah pengaruh budaya luar, serta eksploitasi budaya untuk kepentingan pariwisata. Apa yang menjadi solusi kami menuju Buleleng Maju Berkelanjutan, yakni mewujudkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan tanpa melupakan budaya dan lingkungan,” pungkasnya.*(Wismaya)