
ATAMBUA, The East Indonesia – Dinas Kesehatan Kabupaten Belu meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi NTT atas Inovasi dalam penanganan kasus Rabies melalui aplikasi Sistem Informasi Rabies Belu (SI RABI Belu).
Penghargaan ini diberikan sebab aplikasi SI RABI Belu masuk sebagai Top 10 dan Top 20 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOIN YANLIK) Provinsi NTT Tahun 2024.
Penghargaan dari Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto atas Inovasi dalam penanganan kasus Rabies melalui aplikasi Sistem Informasi Rabies Belu (SI RABI Belu) ini diserahkan di Hotel Aston Kupang, Sabtu 21 Desember 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Belu, drg . Maria Ansilla F. Eka Mutty yang dikonfirmasi mengatakan bahwa penghargaan yang diterima ini sebab Dinkes dianggap berhasil menangani kasus Rabies dengan baik sejak awal.
“Penghargaan pada Dinas Kesehatan terkait penanganan Kasus Rabies di Belu, yang mana Rabies sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Belu,” pungkasnya.
Dijelaskan bahwa setelah adanya kasus Rabies di Belu, Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM mengumpulkan semua stakeholder termasuk Forkopimda, untuk sama-sama mengatasi kasus Rabies baik pada Hewan Penyebab Rabies maupun pada korban gigitan Rabies dengan cara yang cepat dan bisa terupdate setiap harinya.
Kadis Kesehatan Belu ini juga menerangkan bahwa terkait aplikasi SI RABI Belu ini bermula dari gagasan dari Inovator yang adalah salah satu staf Dinkes Belu.
“Salah satu staf Dinas Kesehatan Belu yang merupakan Surveilance di bidang P2P yang bernama pak Nando, setelah berkoordinasi dengan kami, langsung menindaklanjuti dengan membuat aplikasi yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua orang terutama antara Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan agar cepat diambil tindakan untuk mengatasi kasus gigitan,” papar Ansilla.
Lanjutnya, “Inovasi ini diberi nama: SI RABI BELU. Terbukti bahwa dengan adanya sistem aplikasi ini, koordinasi dalam mengatasi Rabies bisa berjalan dengan baik dan menekan angka kematian akibat Rabies”.
SI RABI Belu masuk top 10 kompetisi pelayanan Publik di NTT sebab dinilai tidak saja bermanfaat secara internal bagi Dinkes melainkan berdampak luas pada masyarakat Belu dalam penanganan kasus Rabies.
“Inovasi harus berdampak bagi masyarakat, bukan sekedar inovasi bagi internal Dinas Kesehatan saja. Semoga akan semakin banyak lagi inovasi- inovasi lain yang bisa dilakukan oleh semua pihak terutama dari OPD Pemerintah demi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” pungkas drg. Ansilla Mutty.
