Cap Go Meh, Ratusan Warga Ikuti Ritual Cisuak

729
tiga ratus orang mengikuti prosesi ritual Cisuak atau Tolak Bala pada hari Cap Go Meh di Klenteng Seng Hong Bio Singaraja, Rabu (12/2). Foto : Dok - Wis

SINGARAJA, The East Indonesia – Sedikitnya tiga ratus orang mengikuti prosesi ritual Cisuak atau Tolak Bala pada hari Cap Go Meh di Klenteng Seng Hong Bio Singaraja, Rabu (12/2) Siang. Ritual ini dipercaya bisa menghilangkan bala atau kesialan bagi warga yang shionya kurang beruntung di tahun shio ular kayu.

Dari pantauan dilapangan, tidak hanya warga tionghoa yang mengikuti prosesi tolak bala di klenteng TTID Seng Hong Bio. Ada puluhan umat lain yang juga mengikuti prosesi tolak bala ini. Mereka meyakini dengan ritual yang dilakukan akan mengurangi kesialan atau kekurang beruntungan yang akan terjadi selama tahun 2025 ini.

Seperti salah satunya Yoga, warga Bali yang percaya dengan ritual tolak bala ini. Ia yang lahir di shio babi ini mengikuti ritual tolak bala karena untuk mengurangi kekurangberuntungan selama tahun 2025 mendatang. Shio di tahun 2025 ini merupakan shio ular kayu, sehingga dirinya yang mengalami chiong (kurang beruntung) bisa terhindar dari malapetaka setelah mengikuti prosesi ritual tersebut.

“Saya lahir di shio ular, jadi saat ini merupakan tahun chiong. Saya percaya ritual ini bisa mengurangi malapetaka yang akan dihadapi kedepannya. Disini banyak warga selain warga tionghoa juga ikut, ya karena mereka percaya,” ucapnya.

Sementara itu Ketua TTID Seng Hong Bio-TTID Ling Gwan Kiong, Wira Sanjaya mengatakan setiap penanggalan 15 hari setelah Imlek, merupakan hari Cap Go Meh. Dimana hari ini digelar ritual Cisuak atau prosesi tolak bala bagi empat shio yang dianggap chiong di tahun shio ular kayu ini. Empat shio yang mengalami chiong yakni shio ular dan shio babi yang mengalami ching besar. Sedangkan dua shio yang mengalami chiong kecil yakni shio macan dan shio kera.

“Ya ada empat shio yang kurang beruntung di tahun ini. Shio ular dan babi yang alami chiong besar sedangkan shio macan dan kera chiong kecil. Dengan ritual ini paling tidak bisa menghindari malapetaka yang dialami dalam menghadapi shio ular kayu,” ungkapnya.

Wira Sanjaya menambahkan jika ada tiga ratus lebih warga yang mendaftar untuk mengikuti ritual ini. Tidak hanya warga Tionghoa saja yang mengikuti namun juga warga lain yang banyak mengikuti ritual ini.

“Sejak dulu jika setiap perayaan Cap Go Meh tidak hanya warga Tionghoa saja ikut prosesi ini namun juga umat lain juga ikut. Mereka percaya jika ritual ini bisa mengurangi malapetaka yang dihadapi jika mengalami ching di tahun tersebut. Ritual ini juga tidak dipungut biaya dan semuanya sudah disediakan oleh panitia,” tambahnya.(Wismaya)