Friday, December 5, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Gelar Rakorda, SMSI Bali Gandeng Bank Indonesia Sosialisasikan Transaksi Keamanan Data Digital

DENPASAR, The East Indonesia – Acara Rapat Koordinasi Daerah Serikat Media Siber Indonesia atau Rakorda SMSI Provinsi Bali dirangkaikan dengan Sosialisasi Cinta Bangga dan Paham Rupiah, QRIS, Keamanan Digital dan Perlindungan Konsumen dengan menghadirkan Narasumber dari Bank Indonesia, yang dipaparkan oleh Analis Yunior Fungsi Perizinan Sistem Pembayaran dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Laksono Kurniadi, Analis Yunior Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Perwakilan Bali Abdurrahman Zaki dan Administrator Perkasan Bank Indonesia Perwakilan Bali, Sri Arya Manik Bagus Subhaga.

Pada kesempatan tersebut, Analis Yunior Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Perwakilan Bali Abdurrahman Zaki mengapresiasi acara Rakorda Bali dijadikan momentum mencerdaskan media terkait pentingnya literasi digital yang bermanfaat bagi masyarakat guna meningkatkan ekonomi masyarakat Bali.

Terlebih lagi, masyarakat harus terus memperhatikan kemudahan bertransaksi yang perlu diimbangi dengan ketelitian, agar data pribadi tidak bocor dan PIN pribadi tidak mudah ditebak.

“Jangan membuat PIN dengan tanggal lahir, nomor telepon, termasuk nama ibu kandung dan nama lengkap. Itu jangan disimpan di tempat dicuri orang, seperti di dompet serta KTP kita jangan mudah disebarkan, agar jangan sampai itu terjadi orang berpura-pura menjadi kita,” tegasnya.

Untuk itu, keamanan data pribadi dimulai dari diri sendiri, sehingga harus dimengerti cara kerjanya, untuk bisa menjaga keamanan data digital.

Jika rekening digital pribadi dibobol, maka masyarakat diminta menghubungi bank terkait dengan menyampaikan kronologis dan tempat kejadian, supaya bank bisa membantu menganalisa terkait lokasi dibobolnya data tersebut.

“Apakah itu karena download aplikasi atau orang tahu data kita atau data kita hilang dan dipakai orang,” tambahnya.

Jika belum bisa diselesaikan di bank, masyarakat bisa melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kalau ada masalah terkait sistem pembayarannya bisa transfer uang terpotong, tapi belum masuk ke rekening tujuan, barulah ke Bank Indonesia (BI). Jadi, kami di sistem pembayaran, sedangkan sistem perbankan di OJK dan bank terkait,” urainya.

Sementara itu, Laksono Kurniadi selaku Analis Yunior Fungsi Perizinan Sistem Pembayaran dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Bali menyoroti keamanan data digital yang bersifat pribadi dalam bertransaksi, supaya kedepannya berjalan dengan kondusif.

Dilihat dari sisi teknologi sudah mumpuni, tapi diakui masyarakat seringkali terkecoh atas kiriman berkas file, yang ternyata berbahaya bagi keamanan data digital.

“Karena ada rasa kebutuhan disitu ada undangan malah kita buka APK. Padahal itu secara sistem kita aman,” kata Laksono Kurniadi.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya terus mengedukasi masyarakat terkait pentingnya keamanan data pribadi yang berangkat dari dirinya masing-masing.

“Kedepan, sosialisasi terus dilakukan untuk transaksi digital sekaligus dengan sistem keamanan,” paparnya.

Selain itu, juga dipaparkan Sosialisasi Cinta dan Bangga Paham Rupiah oleh Administrator Perkasan Bank Indonesia Perwakilan Bali, Sri Arya Manik Bagus Subhaga.

Disebutkan, Sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dilakukan, untuk
mengenali ciri-ciri keaslian dan menjaga uang rupiah, agar bisa tetap berdiri kokoh di NKRI.

“Pesan dari Bank Indonesia, kita harus mengangkat Cinta dan Paham Rupiah. Secara garis besar terdapat kata kunci dari masing-masing konsep Cinta, Bangga dan Paham Rupiah,” kata Bagus Subhaga.

Untuk Cinta Rupiah, masyarakat diminta harus bisa mengenali uang rupiah dengan melihat ciri-ciri keaslian uang rupiah, diantaranya dengan 3 D, yaitu dilihat dulu warna dasar uang dan benang pengaman dari pecahan 100 ribu hingga seribu uang kertas.

“Pecahan uang 100 ribu, 50 ribu dan 20 ribu itu benang pengaman disulam. Sementara pecahan 10 ribu hingga seribu benang pengamannya ditanam. Konsep mencintai rupiah ini pada akhirnya akan bermuara pada output sayangi rupiah kita, itu ada 5 J,” tegasnya.

Selain dilihat, 3 D berikutnya diraba uangnya di bagian depan dan bawahnya pada bagian tertentu terasa kasar, misalnya di bagian nominal, burung garuda dan gambar pahlawan.

Terakhir, untuk mengenali uang rupiah dengan cara diterawang pada bagian gambar uang rupiahnya.

“Itu arahkan ke fokus cahaya sehingga muncul gambar pahlawan,” tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat memiliki kemampuan mengenali keaslian uang rupiah sebagai pesan Cinta Rupiah.

Berikutnya, masyarakat juga harus Bangga pada rupiah, karena rupiah itu adalah simbol kedaulatan negara RI.

‘Kita wajib menggunakan rupiah sebagai alat transaksi yang sah di seluruh wilayah NKRI,” imbuhnya.

Patut diketahui, bahwa Rakorda Bali kali ini mengusung tema “Bergerak Bersama Majukan Media yang Mandiri” dengan melibatkan para pengurus dan anggota dari seluruh Kabupaten dan Kota di Bali.

“Ini adalah Rakorda SMSI pertama di Indonesia di tingkat provinsi dan keputusan Rakorda SMSI Bali ini akan menjadi rujukan untuk seluruh provinsi di Indonesia,” kata Ketua SMSI Provinsi Bali Emanuel Dewata Oja atau akrab disapa Edo, saat membuka secara resmi Rakorda SMSI Bali tahun 2025 di Gedung PWI Bali, Lumintang Denpasar, Bali, Selasa, 18 Pebruari 2025.

“Kita harus bergerak bersama. Kalau sendiri-sendiri, kurang efektif. SMSI sebagai organisasi media online terbesar di Indonesia bisa menjadi wadah untuk memperkuat manajemen dan profitabilitas media,” jelasnya.

Hingga saat ini, SMSI Bali memiliki sekitar 52 anggota dan tercatat sebagai konstituen resmi Dewan Pers.

“Organisasi ini terbuka bagi media online yang ingin bergabung, dengan syarat memiliki badan hukum dan legalitas yang lengkap,” pungkasnya.**

Popular Articles