ATAMBUA, The East Indonesia – Cuaca di Kota Atambua, Kabupaten Belu wilayah Perbatasan Negara beberapa hari sangat panas dan tidak lagi turun hujan.
Lahan sawah padi yang dikerjakan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua pun sudah terlihat mengering.
Mengantisipasi kegagalan tanam padi, Warga Binaan Lapas Atambua mengambil langkah untuk mengalirkan air ke persawahan dengan bantuan pompa air, pada Selasa, 4 Maret 2024.
Upaya mengaliri sawah dengan air dari kali/sungai dengan menggunakan pompa air tersebut diawasi langsung oleh Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Atambua, Andra Sukabir.
Andra Sukabir menjelaskan bahwa semangat WBP untuk mengolah lahan yang ditanaminya tidak surut saat musim kemarau saat ini.
“Tanaman padi berusia sekitar 3 bulan, kondisinya sudah marak dan sebelumnya sangat mengandalkan air hujan. Namun, saat ini sepertinya akan segera memasuki musim kemarau dan akan kering. Upaya mengaliri sawah dengan bantuan pompa air diharapkan membantu menjaga padi tetap subur,” pungkasnya.
WBP berinisial PM, mengakui dirinya tidak menganggur sambil menunggu selesai pidana melainkan mengerjakan hal positif yang berguna bagi diri sendiri dan negara.
“Dengan bertani kami semakin produktif, sebagai bekal kerja yang dapat kami kembangkan ketika benas nanti. Tidak hanya itu, kami juga mendapatkan premi serta turut berkontribusi pada PNBP,” ucap PM.
Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Bambang Hendra Setyawan, berharap pemberdayaan lahan sawah ini dapat mewujudkan kerja nyata yang produktif mendukung swasembada sesuai Astacita, Presiden, yang diimplementasikan melalui 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan.
Selanjutnya, sebagai upaya pembinaan kemandirian di bidang pertanian Laaps Atambua akan bekerja sama dengan program CSR pihak ketiga sehingga Pemasyarakatan dapat berperan dalam kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia. (Ronny)


