Sambut Hari Raya, Banteng Muda Bangah Gelar Lomba Tradisional Mekorot

261
Foto : Dok - Wismaya

SINGARAJA, The East Indonesia – Menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, Banteng Muda Bangah menggelar lomba tradisonal yang digandrungi kaula muda yakni Mekorot. Lomba ini merupakan yang pertama kali dilakukan sekaligus untuk melestarikan olah raga tradisional.

Lomba mekorot ini merupakan olah raga tradisional dimana layang-layang diadu di udara oleh kaula muda, dan istilah mekorot ini sangat familiar di telinga masyarakat Buleleng. Para pemuda adu ketangkasan untuk mengadu layangannya di udara dan bisa memutus layangan musuh.

Ketua Panitia sekaligus Ketua Banteng Muda Bangah, I Gede Eriawan alias Derry pada Kamis (1/5), mengatakan lomba mekorot digelar dalam menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan peserta sebanyak 8 tim dari Desa Panji Kecamatan Sukasada. Lomba dengan sistem gugur dan digelar selama tiga hari. Lomba inj baru pertama kali digelar dan untuk mengangkat lomba tradisional yang digandrungi oleh kaula muda.

“Ini baru pertama kali digelar lomba mekorot dalam skala lokalan. Kedepan kita Banteng Muda akan menggelar kembali dalam skala lebih besar. Kita menginginkan agar olah raga tradisional ini tetap eksis untuk generasi muda di Desa Panji,” ucap Derry.

Ia menambahkan antusias dari para peserta sangat tinggi karena mekorot ini hobby dari para pemuda Desa Panji bisa tersalurkan.

“Penghoby mekorot di Banjar Bangah sangat banyak, untuk menyalurkan hoby dari para pemuda maka kami menggelar lomba ini,” imbuhnya

Sementara itu Ketua Barak Panji Sakti Desa Panji, Gusti Agus Suputra Jaya mengapresiasi lomba mekorot ini. Karena bisa mengangkat kearifan lokal dan melestarikan tradisi yang ada di Desa Panji. Mekorot ini juga digelar untuk mengurangi kecanduan gatget dari generasi muda ke hal-hal yang lebih positif dan berinteraksi dengan sesama pemuda lainnya.

“Saya mensupport betul lomba perdana mekorot ini karena diera gempuran IT dan gatget, generasi muda bisa diarahkan kearah yang lebih mendedikasikan ke permainan tradisional seperti mekorot. Peserta juga sangat banyak dan riang gembira mengikuti lomba mekorot. Ini juga untum melestarikan tradisi yang memang dari dulu ada di Desa Panji,” ucapnya.

Gusti Agus Saputra menambahkan Desa Panji yang memiliki Tradisi Megoak-goakan dan sudah diakui UNESCO akan terus menggelorakan sesuatu yang unik dan mempertahankan tradisi desa. Kedepan lomba ini akan diupayakan bisa digelar dengan skala yang lebih luas lagi.

“Kita upayakan kedepan lomba bisa digelar dengan skala yang lebih besar. Ini upaya kita untuk melestarikan tradisi yang ada karena anak-anak muda harus mampu mempertahankan tradisi yang dimiliki meskipun dalam era globalisasi,” pungkasnya.(Wismaya)