6 Hektar Disediakan Untuk Program Pembangunan Rumah dari Presiden Prabowo di TTU, Tomas : Kabulkan Keluh Kesah Kami!

1028
Staf Ahli Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Muhamad Kuswandi saat sosialisasi di Lima Derok, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten TTU

ATAMBUA, The East Indonesia – Pemerintahan Republik Indonesia dibawah komando Presiden Prabowo Subianto melaksanakan Program 3 Juta Rumah yang mana untuk mengatasi backlog perumahan dan menyediakan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Karena itu, program ini diperjuangkan untuk masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga akan merasakannya.

Sebagai bagian dari program 3 juta rumah, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman akan membangun hunian bagi warga di atas lahan seluas 6 hektar yang terletak di Dusun Lima Derok, Desa Motadik, Kecamatan Biboki Anleu.

Di lahan 6 Hektar tersebut ditargetkan akan dibangun 400-an Rumah Layak Huni bagi masyarakat setempat di Kabupaten TTU.

Peristiwa ini menjadi sejarah kecil bagi masyarakat lokal, sekaligus menandai dimulainya keterlibatan langsung pemerintah pusat dalam penyediaan hunian yang layak dan terjangkau hingga ke daerah perbatasan negara.

Kegiatan sosialisasi dan kunjungan lapangan yang dihadiri langsung Staf Ahli Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Muhamad Kuswandi, ST., SH., MH di Dusun Lima Derok, Desa Motadik, pada Selasa, 24 Juni 2025 ini dihadiri ratusan warga dan tokoh masyarakat setempat.

Turut hadir Ketua Timorest Gab Mandiri Untas, Alberto M. Da Silva, yang selama ini konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat eks-Timor Timur di wilayah NTT.

Kedatangan para pejabat disambut secara adat melalui ritual Hase-Hawaka, dilanjutkan dengan tarian Likurai serta prosesi pengalungan selendang sebagai simbol penerimaan masyarakat adat terhadap tamu kehormatan.

Dalam sambutannya, Staf Ahli Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Muhamad Kuswandi menegaskan bahwa pembangunan perumahan bukan sekadar membangun rumah secara fisik, tetapi menciptakan kawasan pemukiman yang hidup, layak, dan produktif.

“Kita ingin masyarakat tidak hanya bisa tinggal, tapi juga bisa tumbuh ada akses ekonomi, pendidikan, dan sosial,” ujarnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa kebutuhan akan air bersih dan infrastruktur pendukung akan menjadi perhatian serius kementerian.

“Kalau air belum bisa keluar dari 30 meter, kita akan siapkan rekayasa teknisnya. Kami akan evaluasi semua aspek agar pembangunan ini berkelanjutan,” urainya.

Sementara itu, Ketua Timorest Gab Mandiri Untas, Alberto M. Da Silva menyampaikan bahwa kehadiran program ini adalah hasil dari perjuangan panjang.

“Kami telah bolak-balik Jakarta-NTT selama bertahun-tahun, dan hari ini kita menyaksikan benih dari kerja keras itu mulai tumbuh. Ini adalah rumah rakyat, dan rakyat layak mendapatkannya.”

Program 3 juta rumah merupakan janji kampanye Presiden Prabowo untuk mengatasi krisis perumahan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dengan masuknya TTU dalam daftar wilayah prioritas, masyarakat di wilayah perbatasan RI-RDTL kini mendapat perhatian yang lebih nyata.

Dalam kesempatan itu, Blasius Manek Halek akrab disapa Mahu selaku Ketua Lembaga Adat Desa Motadik sangat berterimakasih mewakili warga di Motadik lebih khususnya Dusun Lima Derok sangat berterimakasih atas kedatangan perwakilan Pemerintah Pusat untuk memberikan bantuan Perumahan Layak Huni bagi masyarakat di Kabupaten TTU pada umumnya.

Dirinya juga meminta perhatian khusus kepada warga di Dusun Lima Derok atas persoalan infrastruktur air maupun jalan.

“Kami berterimakasih atas kedatangan perwakilan Pemerintah Pusat. Semoga persoalan yang rumah yang selama ini kami hadapi bisa segera ditanggapi. Kami berharap kabulkan keluh kesah kami,” tutur Blasius Manek.

Diketahui acara ditutup dengan doa bersama dan harapan besar agar pembangunan ini tidak berhenti pada pertemuan pertama, tetapi terus tumbuh menjadi kawasan layak huni yang membanggakan.*** (Ronny)