ATAMBUA, The East Indonesia – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua kembali menunjukkan hasil gemilang dari program pembinaan kemandirian.
Kali ini, karya tangan terampil dari dua orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) siap diserahkan kepada masyarakat setelah berhasil menyulap satu set sofa lama menjadi perabotan yang tampak mewah dan elegan, Senin, 6 Oktober 2025.
Bertempat di Bengkel Kerja, pengerjaan sofa tersebut berlangsung kurang lebih satu minggu oleh WBP yang didampingi oleh Petugas, Yohanis Betty.
Kepala Lapas (Kalapas) Atambua, Bambang Hendra Setyawan menjelaskan, sebelumnya sofa yang kusam kini tampil dengan nuansa klasik modern berwarna cokelat marun.
“proses restorasi ini jauh melampaui sekadar mengganti kain, WBP membongkar total, mulai dari pengecekan dan penguatan rangka kayu yang rapuh, penggantian busa agar kembali empuk dan nyaman, hingga tahap akhir pelapisan ulang dengan presisi tinggi,” pungkasnya.
KaLapas Atambua menyebutkan program pembinaan kemandirian mebeler ini adalah wujud nyata dukungan Lapas Atambua terhadap program kerja Presiden dengan semangat SetahunBerdampak.
“Kami ingin memastikan setiap WBP memiliki bekal keterampilan yang mumpuni, seperti keahlian restorasi sofa ini. Bekal ini adalah modal hidup halal mereka setelah bebas, sehingga stigma negatif dapat terkikis dan mereka bisa menjadi individu yang produktif dan mandiri di tengah masyarakat,” Ujarnya.
Salah seorang WBP, Vincen, mengungkapkan rasa bangganya atas hasil kerja yang memuaskan masyarakat.
“Saya senang sekali bisa berkarya nyata di sini dengan belajar keterampilan baru. Melihat sofa yang kami kerjakan bisa kembali cantik dan membuat ruang tamu orang lain indah, itu memberikan rasa bangga yang luar biasa. Saya bertekad, setelah bebas nanti, akan membuka bengkel kecil sendiri,” tuturnya.
Program ini diharapkan terus berkelanjutan, tidak hanya melayani kebutuhan Lapas dan instansi, tetapi juga semakin banyak menerima pesanan dari masyarakat luas sekaligus memperkuat citra Pemasyarakatan yang positif di tengah masyarakat. (Ronny)
