
ATAMBUA, The East Indonesia – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua, yang dikenal dengan nama UMKM La’Bua, turut meramaikan gelaran akbar Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro.
Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di bawah kepemimpinan Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena.
Acara ini berlangsung sukses di GOR Oepoi Kupang pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Acara dibuka secara langsung oleh Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) RI, Maman Abdurrahman.
Kehadiran Menteri Maman menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk membangun ekosistem usaha yang aman, inklusif, dan kompetitif bagi para pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia, termasuk di NTT.
UMKM La’Bua menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan kemandirian Lapas.
Keterlibatan UMKM La’Bua bertujuan mempromosikan hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kepada masyarakat se-NTT, menunjukkan bahwa WBP mampu berkarya dan menghasilkan produk berkualitas.
Produk yang ditampilkan UMKM La’Bua, meliputi aneka olahan Keripik Pisang, Singkong Cabe Hijau, Keripik Bawang, produk VCO, produk olahan sabun dengan bahan dasar daun kelor,serta kerajinan tangan, menarik perhatian dan laris manis.
Kepala Lapas (Kalapas), Bambang Hendra Setyawan, menjelaskan keterlibatan UMKM La’Bua dalam festival ini memiliki misi penting.
“Kami ingin membuktikan bahwa WBP memiliki potensi besar untuk berdaya dan berkontribusi melalui produk-produk berkualitas tinggi. Festival ini memberikan kesempatan bagi Warga Binaan untuk mendapatkan pengetahuan dan akses langsung terhadap layanan-layanan kemudahan usaha yang ditawarkan pemerintah, termasuk konsultasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual dan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR),” jelasnya.
Petugas Lapas Atambua, Eduwart Baba menjelaskan hasil karya WBP banyak diminati pengunjung.
“Terjualnya puluhan unit produk makanan ringan menunjukkan sambutan positif pasar terhadap kualitas produk La’Bua. Keberhasilan ini diharapkan menjadi dorongan kuat bagi WBP Lapas Atambua untuk terus berkarya, sekaligus menjadi inspirasi bagi UMKM lain di NTT,” terangnya.
Salah seorang WBP, Nita, mengaku senang ketika produk hasil olah tangannya banyak diminati.
“Rasanya bangga sekali melihat keripik kami ludes. Ini bukan sekadar makanan ringan, tapi simbol bahwa WBP mampu berkarya dan menghasilkan kualitas terbaik yang bisa bersaing. Kami ingin masyarakat melihat bahwa di balik tembok Lapas, ada talenta luar biasa,” ujarnya.
Diharapkan, partisipasi aktif ini akan menjadi dorongan kuat bagi kebangkitan ekonomi kreatif di Kabupaten Belu dan seluruh NTT, serta memberikan semangat baru bagi WBP untuk terus berkarya.
Untuk diketahui, pada kegiatan Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro tersebut, , Gubernur Melki Laka Lena menyampaikan apresiasi tinggi kepada Kementerian UMKM yang telah memilih Kupang sebagai tuan rumah.
Dirinya menilai festival ini menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem usaha mikro di NTT yang selama ini menjadi penyangga utama ekonomi daerah.
Disampaikan bahwa, tema “Legal, Terlindungi, Berdaya” adalah landasan pemerintah daerah untuk memfasilitasi transformasi UMKM dari informal menjadi formal.
Senada dengan itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan mendorong pelaku usaha agar semakin produktif dan memiliki kepastian hukum.
“Dengan legalitas usaha, akses pembiayaan dan fasilitas pemerintah akan lebih mudah. Kami ingin UMKM memiliki ketenangan dalam berusaha,” kata Riza.
Acara ini sukses menarik partisipasi masif dari lebih dari 1.000 pelaku UMKM se-NTT.(Rony)

