GOWA, The East Indonesia – Penguatan kemitraan secara berkelanjutan antara guru dan murid sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terus diupayakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui Gelar Karya KPTK, yang melibatkan 51 stan SMK negeri dan swasta, 5 stan mitra industri, serta 2 stan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 5 s.d. 6 Desember 2025 dengan mengusung tema “Memperkuat Transformasi Digital dan Ketahanan Pangan” ini menjadi ajang unjuk karya dan inovasi pada guru SMK sebagai praktik baik pelaksanaan program Upskilling dan Reskilling yang dilakukan Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) sepanjang tahun 2025.
“Kemitraan dengan berbagai jejaring usaha, industri, dan masyarakat sekitar mampu mentransformasikan ruang kelas menjadi ekosistem vokasi yang adaptif dan relevan terhadap dinamika kebutuhan industri dan dunia kerja termutakhir,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/12).
“Selamat atas karya inovatif yang telah digelar selama pelaksanaan Gelar Karya Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTK) tahun 2025. Hal tersebut jadi bukti nyata serta bagian penting dalam menopang inovasi,” imbuh Tatang.
Dalam laporannya, Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan upskilling dan reskilling yang menyasar kepada 939 peserta dari berbagai kalangan di wilayah Sulawesi Selatan. “Dengan rincian, terdiri atas 818 guru kejuruan bidang KPTK dan 42 kepala sekolah, 20 pengawas, serta 59 guru mata pelajaran kejuruan. Realisasi upskilling dan reskilling ini melebihi dari target awal kami, yakni 749 orang,” jelasnya.
Lismanto menambahkan, realisasi tersebut terdiri atas guru Bidang Kelautan sebanyak 302 orang, Bidang Perikanan 190 orang dan Bidang TIK sebanyak 327 orang. Peningkatan kompetensi lainnya yang sudah terlaksana adalah pelatihan bagi instruktur LKP sebanyak 38 orang. Selain itu, BPPMPV KPTK juga menyelenggarakan pengembangan kurikulum untuk 276 guru di 8 (delapan) provinsi.
Berangkat dari upaya yang telah di lakukan tersebut, maka Gelar Karya KPTK 2025 diselenggarakan sebagai etalase praktik baik program Upskilling dan Reskilling dari ruang kelas yang transformatif. Acara ini disambut antusias oleh para pengunjung. Pengunjung dapat melakukan aksi sosial donor darah, mengikuti gelar wicara di bidang KPTK, serta dihibur oleh penampilan band musik, komedi tunggal, dan permainan interaktif.
“Melebihi ekspetasi, lebih dari 10.000 pengunjung hadir serta merasakan manfaat dalam hal edukasi di bidang KPTK kepada murid serta guru pendamping tidak hanya sekolah menengah kejuruan (SMK), tetapi juga dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA),” urai Lismanto sumringah.
Lismanto turut menyampaikan apresiasi kepada mitra industri serta LKP yang juga memberikan kontribusi positif atas kesuksesan acara. “Kami terus mendorong adanya pengimbasan praktik baik kepada sekolah lain di sekitar tempat Ibu/Bapak guru yang telah mengikuti pelaksanaan upskilling dan reskilling dan Gelar Karya KPTK 2025. BPPMPV KPTK akan terus mengadakan pelatihan sejenis yang akan meningkatkan kompetensi guru yang tentunya mengacu kepada standar nasional maupun internasional,” jelasnya.
Perwakilan peserta Gelar Karya KPTK 2025, Obed Lepa Saba Kulla selaku guru Bidang Pengolahan Pertanian SMKN 1 Waibaku memberikan testimoninya. “Terima kasih kepada panitia yang telah memberikan fasilitasi selama pelaksanaan Gelar Karya KPTK 2025. Semangat serupa juga akan kami teruskan untuk memberikan pengimbasan praktik baik kepada rekan guru sejawat,” terangnya.
Berikutnya adalah Elizabeth Leonora Joris, guru mata pelajaran Produk, Kreatif, Inovasi, dan Kewirausahaan, SMK Negeri 8 Ambon. Ia menjelaskan tentang produknya yang bernama “bronsugo” artinya bronis, surimi, sagoe. Surimi merupakan hasil pengolahan ikan tuna yang kami peroleh saat program upskilling dan reskilling yang difasilitasi oleh BPPMPV KPTK di Ambon.
“Hasil olahan kami jadikan kekinian seperti bronis, dan dimsum supaya lebih disukai dan dinikmati anak-anak. Semua produk olahan makanan yang kami bawa seperti dimsum dan bronis habis semua dinikmati oleh pengunjung. Seru,” ucapnya bangga.
Realisasi upskilling dan reskilling juga ditampilkan secara apik dan interaktif yang disuguhkan oleh SMKN 1 Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan lewat proyek Internet of Things (IoT). “Proyek kami selain difasilitasi oleh BPPMPV KPTK, juga dibimbing langsung oleh mitra industri, PT Gamecomm Indonesia,” urai Jutawan Bakti, guru Jurusan Teknologi Komputer Jaringan, SMKN 1 Takalar.
Projek IoT yang ditampilkan oleh SMKN 1 Takalar merupakan smart car empat jenis, yaitu remote control, human follower, avoider, dan line follower. “Seru rasanya. Tadi saya mencoba smart car human follower, mobilnya bergerak mengikuti arah tangan saya,” ucap Tazkiah, murid kelas VIII dari SMPN 2 Pattallassang, saat mencobanya di stan.(*)

