ATAMBUA, The East Indonesia – Perjalanan pengabdian Jane Natalia Suryanto di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sebuah kisah inspiratif tentang keteguhan hati dan komitmen yang melampaui sekat-sekat politik.
Sosok yang akrab disapa Ibu Jane, Kak Jane, atau Sis Jane ini telah membuktikan bahwa niat baik untuk melayani rakyat bukan sekadar retorika musiman, melainkan tindakan nyata dan berkelanjutan.
Kegagalan meraih kursi di Senayan sebagai perwakilan Dapil NTT II pada Pemilu 2024, dan tantangan yang sama dalam kontestasi Pilgub NTT 2024 menuju Gedung Sasando, sedikit pun tak menggoyahkan niat tulusnya untuk terus berkarya.
Hal ini menunjukkan sebuah karakter kepemimpinan sejati: bahwa pelayanan publik tidak bergantung pada jabatan formal, melainkan pada kemauan untuk bertindak.
Di saat banyak figur mungkin memilih untuk mundur, Jane Natalia Suryanto justru semakin mengakar kuat di tengah masyarakat.
Melalui berbagai kegiatan sosial serta inisiatif nyata dalam pengembangan sektor pertanian dan peternakan, beliau terus melayani dan mendampingi masyarakat NTT, mengubah tantangan menjadi peluang untuk memberikan kontribusi yang lebih langsung dan bermakna.
Bukti sahih dari konsistensi usahanya terlihat jelas di “Kebun Jane” di Kabupaten Belu, wilayah perbatasan langsung antara RI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Pada Rabu, 10 Desember 2025, Panen Raya kembali dilakukan di Kebun Jane Belu menjadi saksi bisu keberhasilan pendekatannya.
Hasil panen yang melimpah baik dari pertanian tomat, lombok, semangka, jeruk, pepaya, sayuran, melon hingga pisang adalah capaian kolektif yang mendemonstrasikan potensi lokal dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Dedikasi Jane Natalia Suryanto adalah semangat yang tak pernah padam patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya dan menjadi inspirasi bagi pembangunan berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur.
Disela-sela Panen Raya di Kebun Jane Belu, Jane Natalia Suryanto saat diwawancarai awak media menjelaskan bahwa Kebun Jane Belu mulai tanam pada bulan Maret 2025 lalu dan dilakukan panen Perdana pada bulan September 2025.
“Hari ini kita melakukan Panen Raya karena sekarang ini adalah musim panen cabe, tomat, semangka dan juga berbagai jenis lainnya,” pungkasnya.
Ditambahkan, “Kedepannya saya mau menjadikan kebun Jane itu sebagai kebun inovasi, terus bisa berkolaborasi antara pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan darat.”
Ditanya terkait pemberdayaan masyarakat lokal di Kebun Jane Belu, Jane Natalia Suryanto mengatakan bahwa Kebun tersebut dibantu petani senior dan puluhan tenaga lokal termasuk ibu-ibu.
“Beberapa petani senior yang di sekitar sini kami bawa ke kebun Jane Belu untuk bekerja di sini karena sekarang ini jujur ekonomi juga agak sulit ya. Jadi banyak petani itu kesulitan di biaya untuk obat hama, pupuk dan sebagainya. Sehingga banyak yang gagal panen juga. Ketika kita memberdayakan petani itu kerja di kebun Jane, mereka kita gaji dengan baik pada setiap bulan sehingga juga mereka bisa hidup layak dan gaji lebih pasti. Total yang kerja di kita, sudah 50 orang termasuk mama-mama juga ibu-ibu yang kita berdayakan untuk membantu memetik cabe dan tomat,” ujar Sis Jane.
Jane Natalia Suryanto mengatakan bahwa hasil Panen yang ada di Kebun Jane Belu hampir seluruhnya diambil oleh pihak Timor Leste sehingga Panen yang ada di Kebun Jane Belu tentunya tidak mempengaruhi stabilitas harga pasar yang ada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT.
Sementara itu, Apsamso Kase selaku Supervaisor kebun Jane Belu mengatakan bahwa di Kebun Jane Belu saat ini ditumbuhi Tomat, Cabe Kecil, Cabe Besar, Cabe Keriting, Wortel, Sayur-sayuran, pisang, semangka, melon, jeruk hingga Duren.
“Disini ada tomat, ada cabe kecil, terus ada cabe besar, terus ada cabe keriting, terus terlepas dari hortikultural ada wortel dan sayuran, juga ada tanaman pisang dan ada semangka dan melon serta ada juga jeruk dan duren. Hanya duren belum terlalu banyak. kita baru mau coba kembangkan di sini. Semoga ke depan duren di sini berhasil sehingga tidak perlu kita mencari dari luar,” pungkasnya. (Ronny)


