Anaknya ‘Gagal’ Berangkat Magang ke Jepang dan Taiwan Orangtua Temui Bupati Flotim

390

DENPASAR, The East Indonesia – Kasus anak – anak remaja Flores Timur yang gagal berangkat magang ke Jepang dan juga gagal kuliah sambil kerja di Taiwan terus bergulir. Merasa tidak puas dengan kondisi yang dialami saat ini anak-anak ‘korban magang dan kuliah sambil kerja ini’ kemudian melakukan pengaduan ke Polresta Denpasar pada Selasa (18/8/2020). Laporan telah diterima dan anak- anak yang kini didampingi oleh kuasa hukum dari Divisi Hukum dan HAM PENA NTT – BALI ini akan terus mengikuti perkembangan kasus ini di Polresta Denpasar.

Laurens Diaz Riberu, salah seorang remaja ‘korban magang’ yang turut menyambangi Polresta Denpasar  menyampaikan laporannya mengungkapkan bahwa dia dan sejumlah temannya telah dimintai keterangan di Polresta Denpasar. Dan mereka telah menyampaikan fakta tentang apa yang dialami, dirasakan dan termasuk menyerahkan sejumlah bukti-bukti.

“Kita berharap proses ini berlangsung dengan baik dan kita mendapatkan kepastian dan keadilan atas apa yang dijanjikan oleh pihak LPK Dharma dan juga pihak-pihak terkait lainnya,”tutur Laurens.

Menurut Laurens selain dirinya dan teman-temannya yang sudah dimintai keterangan di Polresta Denpasar, pihak LPK Dharma juga kabarnya sudah juga dimintai keterangannya.

“Kita berharap seperti itu dan sesegera mungkin diproses terutama oknum-oknum di LPK Dharma yang selama ini memberikan janji-janji yang akan memberangkatkan kami untuk magang dan kuliah sambil kerja di Jepang dan juga Taiwan, bukan magang dan kuliah sambil kerja di STIKOM BALI lho…,” tegas Laurens.

Sementara di Flores Timur kabarnya orangtua yang anaknya sejak tahun 2018 masih di Bali, juga yang orangtua yang anaknya sempat berangkat ke Taiwan tapi kemudian mengalami kesulitan di sana dan memilih untuk pulang ke Flores Timur serta orangtua yang anak-anaknya direkrut di tahun 2019, rencananya Kamis (27/8) akan menemui DPRD Flotim dan Bupati Flotim, Antonius Gege Hadjon.

Menurut salah seorang orang tua anak yang gagal magang, Ruth Wungubelen ketika dikonfirmasi media ini mengungkapkan bahwa ada rencana pertemuan dengan DPRD dan Bupati Flotim hari ini. Namun DPRD telah membatalkan pertemuan tersebut namun orang tua masih berharap bisa bertemu Bupati Flotim hari ini.

Menurut mantan anggota DPRD flotim ini yang terkonfirmasi sekitar 20 an orang tua yang akan menemui Bupati Flotim, Antonius Gege Hadjon. Rencananya pertemuan akan dilaksanakan di Kantor Bupati, demikian pesan wa yang disampaikan oleh Ruth Wungubelen.

Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah anak asal Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT mengadu ke Polresta Denpasar, Selasa (18/8/2020). Anak-anak yang baru tamat di berbagai SMA di Flores Timur ini mengadukan nasibnya ke Polresta Denpasar karena sudah 2 tahun  belum bisa diberangkatkan ke Jepang dan Taiwan.

“Hingga saat ini tinggal kami 13 orang yang bertahan dan belum ada kejelasan kapan berangkat. Tapi yang bikin kami jadi marah, kami yang disini saja belum berangkat, sudah ada rekrutan baru lagi. Ini menjadi tanda tanya,” ujar Laurens.

Menurut Laurens, dirinya dan teman-temannya mengadukan nasib ke Polresta Denpasar untuk mencari keadilan. “Kami banyak ruginya, dua tahun terkatung-katung tidak jelas. Kuliah juga tidak. Bekerja juga tidak. Makanya banyak teman yang rugi dan memutuskan untuk pulang kampung,” ujarnya.

Ia meminta LPK Darma Bali bersama beberapa tenaga perekrut untuk bertanggungjawab atas nasibnya dan teman-temannya. Ia meminta para pihak untuk bertanggungjawab yakni LPK Darma Bali, STIKOm Bali dan Pemda Flotim. Sebab saat rekrut merupakan kerja sama antara ketiga lembaga tersebut. Kondisi saat ini semakin memprihatinkan. Dimana mereka hanya dijatah uang makan perminggu Rp 140 ribu rupiah. Itu artinya dalam sehari mereka hanya bisa makan seharga Rp 20 ribu.***

Editor – Christovao Vinhas