Monday, December 1, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Banyak Protes Masyarakat, Pemprov Bali Jelaskan Spirit Keseimbangan SE Nomor 2021 Tahun 2020

DENPASAR, The East Indonesia – Pemerintah Provinsi Bali akhirnya memberikan penjelasan terkait dengan banyaknya protes dari masyarakat terkait Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 yang salah satunya pointnya adalah mewajibkan seluruh wisatawan yang akan masuk ke Bali di saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk melakukan swab test H-2 sebelum terbang ke Bali. Protes tersebut kebanyakan datang dari para pelaku pariwisata yang menerima banyak pembatalan. Sekda Bali Dewa Indra mengaku, Pemprov Bali telah menerima itu semua, kritikan, pendapat, pemikiran tersebut. “Kami menerima itu semua. Sebab kami sadar betul, jika hal itu dilakukan oleh warga yang sangat cinta kepada Bali. Kami menaruh semua usul, saran, kritik itu di atas segalanya,” ujarnya di Denpasar, Kamis (17/12/2020).

Terhadap berbagai masukan dan kritikan tersebut maka Pemprov Bali perlu memberikan pemahaman kepada seluruh warga masyarakat tentang spirit SE yang menuai banyak protes tersebut agar publik tahu spirit sesungguhnya dari SE tersebut. Ia mengatakan, SE tersebut mengandung dua spirit keseimbangan yakni pertama adalah keseimbangan antara ekonomi dan pariwisata di satu sisi dengan kesehatan di sisi yang lain.

“Kalau kita mau mendatangkan banyak wisatawan dan mengabaikan kesehatan maka kita akan membuka pintu Bali selebar-lebarnya. Ini sangat ekstrim. Tetapi juga ada ekstrim yang lain adalah bila kita hanya mementingkan kesehatan maka kita akan menutup rapat pintu pariwisata Bali. Pilihan kita adalah keseimbangan, kesehatan penting, pariwisata juga penting. Maka kita memperketat ledakan wisatawan lokal ini dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi kita memilih untuk tidak membuka seluas-luasnya, tetapi juga tidak menutup serapat-rapatnya pariwasat Bali,” ujarnya.

Pasti yang dipersoalkan cost atau kerugian yang ditimbulkan akibat berbagai pembatalan yang dikonversikan kepada rupiah. Pemerintah juga sudah menghitung untung ruginya. “Betul bahwa banyak orang datang ke Bali akan menghasilkan banyak uang. Namun bila akhirnya banyak orang sakit maka biaya yang dikeluarkan juga sangat besar. Apalagi sampai meninggal dunia. Nyawa orang itu tidak bisa dibayar,” ujarnya.

Spirit yang kedua adalah saat ini Bali sedang mempersiapkan pembukaan pariwisata dunia. Untuk mencapai hal itu maka berbagai persiapan dilakukan. Citra pariwisata Bali di tengah pandemi seperti ini adalah bagaimana konsitensi Bali dalam penanganan Covid19.

“Ini juga citra Bali sebagai destinasi terbaik dunia. Bila di saat kita sedang mempersiapkan hal ini, tiba-tiba terjadi lonjakan kasus positif maka rusaklah penanganan Bali selama ini yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Wisman ke Bali itu butuh sehat, butuh nyaman, butuh aman, butuh kepastian dan seterusnya. Jangan sampai di tengah persiapan ini Citra pariwisata Bali bukannya semakin baik, tetapi malah semakin buruk. Inilah dua spirit SE yang menuai banyak polemik dan kritik. Ia mengajak agar semua pihak sadar bahwa tidak ada satu niat pun pemerintah untuk meniadakan yang satu dan menonjolkan yang lain.

Penulis|Axelle Dae|Editor|Christovao Vinhas.

Popular Articles