Selangor – Kembalinya Mahathir Mohamad ke pemerintahan menyisakan cerita lama tentang bagaimana sepak terjangnya selama dua dekade lalu. Masa itu Mahathir dikenal sebagai pemimpin bertangan besi, tapi apa yang dilakukannya memang terbukti berhasil membawa Malaysia yang pada tahun 1981 sedang terpuruk dalam perekonomian menjadi berjaya. Kini Mahathir meminta masyarakat melupakan stigma yang disematkan padanya dan memberi kesempatan kepada jajaran pemerintahannya untuk bekerja lebih baik.
“Kami sudah menciptakan manifesto komprehensif. Tugas kami untuk memenuhi janji itu. Kami tidak ingin ada yang mengatakan, ‘Anda adalah orang yang jahat sebelumnya. Anda adalah diktator sebelumnya.’ Semuanya masa lalu. Ada banyak pekerjaan yang harus kami tuntaskan. Saya harap tidak ada yang menghantui prosesnya,” ujar Mahathir dalam pidato pertamanya setelah dilantik sebagai perdana menteri, Kamis (10/5).
Pernyataan itu disambut dengan gelak tawa karena sebelumnya, Mahathir membuka sesi tanya jawab dengan meminta agar para wartawan tak berebutan kemudian berkata, “Ingat, dulu saya adalah diktator.”
Dalam pernyataan publik pertamanya itu, Mahathir juga menjelaskan bahwa salah satu fokus utama di masa awal kepemimpinannya adalah bisnis dan investasi demi perkembangan ekonomi Malaysia yang sempat turun akibat korupsi pemerintahan sebelumnya.

“Saya tidak ahli dalam bidang ini, tapi saya punya jajaran yang hebat. Saya juga pertama kali dilantik menjadi perdana menteri pada 1981, ketika ekonomi Malaysia sedang terpuruk, tapi kita mampu membangkitkannya,” ucap Mahathir.
Harus diakui dibawah kepemimpinan Mahathir perekonomian Malaysia tumbuh rata-rata 6,1 persen, dengan slogan Malaysia jadi negara maju pada 2020 Mahathir melakukan pembangunan besar-besaran sehingga disebut Bapak Modernisasi.
Ketika ada pertanyaan tentang perang dagang antar negara yang saat ini ramai terjadi, Mahathir menyatakan bahwa pemerintahannya tidak akan ikut-ikutan.
“Kami ingin bersahabat dengan semua negara karena kami adalah negara dagang. Negara dagang perlu pasar. Kami tidak akan mengutik pasar kalian. Mereka yang ingin berperang, tapi kami tidak. Kami ingin melihat pasar,” katanya.(*)
(sumber : CNN Indonesia)


