“Banser dan Ansor Tak Akan Membiarkan Kami Sendirian dan Ketakutan…”

542
Ketua DPW Ansor Jawa Tengah Gus Sholah dan Pelaksana Tugas (plt) GP Ansor Kab. Semarang Muhammad Fahmi dan beberapa anggota Banser mengunjungi Gereja Kristus Raja Ungaran, untuk memberikan dukungan moril (doc. kompas.com)

Semarang – Pagi itu rasa waswas dan takut melanda sebagian umat yang hadir pada misa pertama di Gereja Kristus Raja Ungaran, Jalan Raya Diponegoro Nomor 101, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/5/2018).

Ibadah Minggu pagi memang berjalan khusuk sebagaimana biasanya. Namun, kabar tragedi bom Surabaya sudah menyebar ke sebagian jemaat. Mereka seolah tidak percaya bahwa tragedi itu benar-benar terjadi.

Merilis kantor berita Kompas.com, Romo Nata Wardaya Pastor Kepala Paroki Kristus Raja menuturkan “Kebetulan tadi belum mendengar beritanya, ya tenang-tenang saja. Tapi kemudian sesudah misa, ada yang melaporkan peristiwa itu, ya kami terkejut. Awalnya masih belum percaya, mudah-mudahan ini kabar bohong saja dalam hati saya.”

“Tapi, setelah membaca berita, baru kami percaya dan kami prihatin,” tandasnya.

Usai misa pagi, jemaat satu per satu pulang dengan membawa kegelisahannya masing-masing. Sebagian lagi masih bertahan di gereja untuk sekadar saling menguatkan dan mengabarkan perasaan iman mereka.

Beberapa petugas polisi kemudian datang, baik yang berseragam maupun berpakaian preman. Suasana tak berubah hingga beberapa saat setelah azan zuhur berkumandang dari Masjid Istiqomah yang ada di seberang gereja.

Pendar wajah Romo Nata Wardaya kemudian berubah cerah tatkala sekelompok anggota Banser tiba-tiba datang ke gereja. Ada di antara mereka adalah Ketua DPW GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly dan Pelaksana Tugas (Plt) GP Ansor Kabupaten Semarang Muhammad Fahmi.

Seperti bertemu saudara jauh, Romo Nata dan Romo Aloys Budi Purnomo Pr, Ketua Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Kom HAK-KAS) dan beberapa jemaat menyambut mereka dengan hangat. Tak hanya bersalaman, kedua Romo itu juga memberikan pelukan hangat kepada mereka satu per satu.

“Monggo, sugeng rawuh, selamat datang,” kata Romo Nata.

Kemudian pertemuan lintas iman pun berlanjut dengan perbincangan-perbincangan serius seputar tragedi bom Surabaya. Berkali-kali Ketua DPW GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly atau Gus Sholah menyampaikan kata-kata yang menguatkan saudara dari umat Nasrani ini.

Mendapat kunjungan dan ucapan empati dari saudara-saudara Ansor dan Banser ini, Romo Nata mengaku, Gereja merasa dikuatkan untuk bersama-sama melawan teror ini.

“Kawan-kawan Ansor dan Banser tidak membiarkan kami sendirian dan ketakutan dengan teror ini karena percaya ada teman-teman yang bisa bekerja sama dengan kami di dalam menghadapi situasi yang mencemaskan ini,” ungkapnya.

Romo Nata mengatakan, sebagai sesama anak bangsa, umat Nasrani dan elemen masyarakat lainnya telah sepakat untuk menjaga NKRI dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika-nya. Dengan bahu-membahu, kita akan diteguhkan, dikuatkan untuk bersama-sama melawan ketakutan ini.

“Nanti dalam kesempatan-kesempatan bertemu dengan umat, akan kita sampaikan. Kita jangan takut, kalau kita takut berarti tujuan teroris berhasil,” ujarnya.

Sholahudin Aly atau Gus Sholah mengatakan, kedatangan anggota Banser dan pengurus Ansor ini memang aksi spontan seusai mereka mengikuti Apel Kebangsaan dan Setia NKRI di Bandungan.

Kehadiran kawan Ansor dan Banser ke Gereja Kristus Raja Ungaran iniĀ  dimaksudkan untuk menyampaikan ucapan dukacita mendalam atas tragedi bom Surabaya yang terjadi Minggu pagi.

“Kami mengutuk keras kejadian itu karena ini, menurut saya, tindakan yang sangat keji. Bagaimana mungkin umat yang sedang beribadah diteror dengan bom,” kata Gus Sholah.

Selain menyampaikan ucapan dukacita, Gus Sholah juga memberikan semangat dan dukungan moral kepada umat Nasrani agar tidak takut dan waswas dalam menjalankan ibadah sebagaimana yang diyakini.

“Kita semuanya bersaudara. Mari kita bahu-membahu mengatasi kejahatan teror ini,” ujarnya.

Sebagai wujud dukungan terhadap umat Nasrani, lanjutnya, pihaknya juga siap membantu mengamankan gereja jika diperlukan. Meski demikian, baik Ansor maupun Banser mengembalikan kebijakan perbantuan keamanan tersebut kepada pihak kepolisian sebagai pihak yang paling berkompeten dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman masyarakat.

Gus Sholah menegaskan, jika diperlukan, Banser siap.

“Kemudian apabila memang dijumpai upaya-upaya teror dan ancaman-ancaman dan kemudian dari kepolisian memang memerlukan tenaga cadangan atau bantuan, Banser siap. Kami ada di mana-mana, dan siap membantu kapan pun,” ujarnya.

Pertemuan singkat tersebut diakhiri dengan doa yang dipanjatkan oleh Gus Sholah yang juga diamini oleh Romo Nata, Romo Budi, dan beberapa pengurus gereja.(*)

Doa bersama lintas agama (doc. kompas.com)

(sumber : kompas.com)