DENPASAR, The East Indonesia – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan, untuk sementara jumlah warga yang sudah mendapatkan vaksin boster di Bali merupakan yang tertinggi di Indonesia. “Dari data secara nasional maka Bali merupakan provinsi dengan capaian boster yang tertinggi di Indonesia. Data terakhir 19 April 2022 kemarin, boster di Bali sudah mencapai 58,45%,” ujarnya di Denpasar, Rabu (20/4/2022). Bali termasuk yang tertinggi karena mengerahkan seluruh sumber daya yang ada, mengerahkan banyak posko vaksin dan mengerahkan seluruh stakeholder terkait lainnya.
Dengan perolehan angka 58,45% tersebut maka bila dikonversi ke jumlah penduduk didapati sekitar 1,8 juta orang yang sudah di-boster. Sementara target untuk boster di Bali sebanyak 3.327.000 orang. Tinggal 1,1 juta orang dan akan dikebut dalam beberapa bulan ke depan ini. “Jadi Bali itu paling tinggi di Indonesia untuk booster. Pelaksanaan kita masif sekali. Bahkan selama bulan puasa tim kita dari TNI, Polri, BIN masuk sampai ke masjid-masjid, organisasi sosial masyarakat, kelompok masyarakat yang ada di desa dan kelurahan. Sehingga perolehan jumlah yang boster sangat cepat dan meningkat pesat,” ujarnya. Ia juga meminta kepada masyarakat yang akan mudik agar segera divaksin boster minimal 12 hari sebelum mudik. Vaksin boster bisa diakses dimana saja karena posko vaksin sangat banyak dan tersebar di seluruh Bali.
Menurut I Nyoman Gede Anom, Bali harus kebut vaksin boster. Sebab, target capaian boster di Bali harus 70% sebelum digelarnya KTT G-20 di Nusa Dua Bali pada Oktober 2022 nanti. “Pemerintah menargetkan 70% warga Bali harus sudah di-boster sebelum KTT G-20. Waktunya masih panjang. Kita diberi target 70%. Kalau bisa kita harus berupaya melebih target tersebu. Dan kalau bisa sebelum Oktober 2022 jumlah warga Bali yang sudah vaksin boster 100%. Kita akan berupaya maksimal untuk hal itu,” ujarnya. Target jangka pendek yakni sebelum Idul Fitri harus mencapai 65%. Hingga saat ini masih ada 3 kabupaten yang capaian vaksinasi boster masih di bawah 50%. Ketiga kabupaten yang dimaksud adalah Buleleng, Karangaem dan Jembrana. Di Buleleng dan Karangsem karena faktor luas wilayah dan kesibukan warga. Sebab banyak warga yang sudah boster di Denpasar karena masalah kerja sehingga belum terinput ke sistem. Sementara untuk Kabupaten Jembrana yang awalnya terjadi banyak penolakan karena alasan keyakinan namun karena sudah disosialisasikan oleh TNI, Polri, BIN, sehingga saat ini juara boster di Jembrana terus meningkat.
Penulis|Arnold Dhae


