
ATAMBUA, The East Indonesia – Kawasan Food Estate (FE) Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu sempat dinilai gagal oleh publik.
Namun itulah perjalanan proses menuju sebuah kesuksesan.
Terbukti, kini kawasan FE Rotiklot ini pun pernah dikunjungi dan ditanam benih jagung secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Kamis (24/03/2022) tersebut sudah mulai mendapatkan hasil yang baik.
Bagaimana tidak, dari puluhan hektar luas efektif kawasan Food Estate Rotiklot, ada sekitar 20 hektar yang ditanam jagung dan dipanen langsung oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Kamis (11/08/2022).
Rata-rata hasil jagung yang akan dipanen berkisar 5,5 ton.
Turut mendampingi panen jagung tersebut, Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH., FINASIM; para pimpinan OPD Provinsi NTT, pimpinan OPD kabupaten Belu dan Pimpinan instansi vertikal di Kabupaten Belu serta tokoh masyarakat dan kelompok tani di kawasan FE Rotiklot.
Usai memanen secara simbolis, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat bersama rombongan mengelilingi sejumlah lahan yang sudah padat dengan tanaman jagung.
Dalam sempat wawancara dengan awak media, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang telah membangun Bendungan Rotiklot dengan daya tampungan mencapai 2 jutaan m³.
“Yang pertama saya menyampaikan terimakasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah hadir di Food Estate dimana bendungan Rotiklot dibangun, sehingga daerah ini bisa kita pakai untuk melakukan penanaman jagung,” tandasnya.
Gubernur NTT mengatakan bahwa dengan kolaborasi seperti ini antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa maka akan membuat masyarakat lebih maju.
“Tadi telah disampaikan oleh masyarakat bahwa dulu tempat ini menjadi tempat tanam jeruk dan gagal. Lalu dengan dibuat bendungan Rotiklot, mereka belajar untuk menanam jagung. Sempat gagal dan ada juga panen cuma 1 ton. Dan kita lihat hari ini rata-rata kita pastikan itu 5 sampai 6 ton, saya lihat kita rata-rata ada di 5 (ton) lebih. Ini adalah sebuah kemajuan. Yang sebelumnya cuma 1 ton sekarang menjadi 5 ton,” pungkasnya.
Viktor Laiskodat menerangkan bahwa untuk itu pupuk, benih, air menjadi prasyarat untuk bagaimana mendorong produktivitas jagung di tempat ini agar bisa bertumbuh.
“Sekali lagi terima kasih, lewat Kementerian Pertanian dan PUPR. Memang ini ada beberapa tempat yang belum sempurna. Tadi masyarakat mengeluh, nanti akan kita sampaikan kepada Pak Menteri PUPR lewat Balai Sungai untuk merapikannya dan nanti saat penyerahan itu sudah dalam keadaan sempurna,” ujarnya.
Secara khusus, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga berterima kasih dan memuji Bupati Belu atas kerja kerasnya sehingga masyarakat dapat memperoleh hasil panen jagung yang sudah mulai membaik.

“Terima kasih bapak Bupati Belu. Dan juga laporan masyarakat, Bupatinya selalu berada di sini terus mengawasi, ikut mendukung dan mendorong sehingga semuanya berhasil. Memang itu pekerjaan pemerintah harus begitu terus menerus datang mengecek mendorong, memfasilitasi, melatih, mendidik mendampingi, sehingga apa yang ingin kita capai itu dapat tercapai dengan baik,” pintanya.
Terkait dengan hasil panen yang ada, Gubernur NTT menjelaskan bahwa banyak offtaker yang siap melayani hal tersebut.
“Offtakernya sangat kuat, karena kita masih impor jagung. Bahkan kita masuk dalam bahaya, kenapa? Karena dunia tidak lagi mengimpor pangan, baik jagung maupun gandum. Sekarang ini banyak negara tidak mau impor. Karena itu Bapak Presiden perintahkan kepada kita, seluruh Gubernur, Bupati sampai pada tingkat Desa untuk mempersiapkan pangan dan energi secara baik,” ujar Laiskodat.
Sementara itu, terkait dengan sprinkel belum dimanfaatkan dengan baik, Gubernur NTT menyampaikan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PUPR untuk mereka mampu menyelesaikan dan memperbaiki beberapa bagian kecil. (Ronny)
