Tumbuh Kembangkan Kearifan Lokal, Freny dan Rina Ajak Masyarakat Gunakan “Susumeti” Sebagai Pakaian Adat Khas Belu

2779
Ketua Dekranasda, Freny Sumantri Taolin (kiri) dan Wakil Ketua Dekranasda Belu, Rinawati BR Perangin Angin (kanan) saat menggunakan pakaian adat khas Belu, "susumeti". Foto : Ist

ATAMBUA, The East Indonesia – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) sekaligus ketua Dekranasda Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin bersama Wakil Ketua TP PKK sekaligus Wakil Ketua Dekranasda Belu, Rinawati BR Perangin Angin mengajak seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Belu untuk menggunakan kembali perlengkapan pakaian adat khas Kabupaten Belu.

Perlengkapan pakaian adat khas Belu yang dimaksud adalah yang dikenal dengan istilah “susumeti”.

“Susumeti” ini merupakan tradisi berpakaian adat wanita secara lengkap dimana seorang wanita hanya berbalutkan tais (kain) dan selendang adat orang Belu.

Dalam menggunakan “Susumeti”, seorang wanita juga akan dilengkapi dengan mahkota perak, anting-anting, perhiasan leher dan dada serta perhiasan pinggang dan tangan.

Melihat saat ini, tradisi “susumeti” sudah hampir tidak dipergunakan oleh masyarakat luas, Ketua dan Wakil Ketua Dekranasda Belu ini memiliki tekad agar kekhasan dan keunikan pakian adat, “susmeti” ini perlu ditumbuh kembangkan di tengah masyarakat.

“Sebagai TP PKK dan Dekranasda, kami memiliki beberapa tugas penting. Sebagai dekranasda, tagline kami adalah Kenal, Cinta dan Lestarikan. Karena itu, kami juga mau mengangkat budaya warisan leluhur kita,” demikian kata Ketua TP PKK Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin saat diwawancarai awak media The East Indonesia, Kamis (25/08/2022).

Ditambahkan, “kami melihat saat ini penggunaan Susumeti sudah sangat jarang digunakan. Sehingga kami ingin mengajak masyarakat, ayo mulai sekarang kita menggunakan budaya leluhur kita, kearifan lokal yang kita punya”.

Istri Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH., FINASIM ini menjelaskan bahwa dengan memakai susmeti/susumeti diharapkan bisa menambah rasa cinta dan bangga terhadap budaya Kabupaten Belu.

“Saya sendiri sudah mulai menggunakannya pad pameran di Jakarta beberapa waktu lalu, yang kebetulan waktu itu saya menggunakan dari daerah kemak. Dan terbaru saya dan ibu Wakil Bupati gunakan susumeti saat upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia tingkat kabupaten Belu yang berlangsung di Lapangan Umum Atambua,” ujar Freny.

Dengan penggunaan Susmeti, Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda Belu ini berharap dapat menimbulkan dampak pemberdayaan ekonomi dikalangan masyarakat khususnya para perajin dan penenun.

“Saya ingin dimana pun kita selalu menggunakan tenun Belu, tais Belu. Disitu tentu saja pengrajin terlebih penenun akan merasakan manfaatnya. Untuk pemberdayaan ekonomi bagi kelompok penenun, pengrajin sehingga perekonomian di masyarakat Belu bisa meningkat dengan baik,” urai Freny Sumantri Taolin.

Terkait dengan itu, TP PKK dan Dekranasda Belu merencanakan untuk menyelenggarakan suatu kegiatan pakaian adat khas Belu, “susumeti”.

Anak mantan Bupati Belu periode 1988-1993, Ignatius Sumantri ini pun menginginkan agar masyarakat Belu khusus kaum wanita bisa memiliki rasa bangga dengan kebudayaan penggunaan susmeti khususnya lagi khas suku asal mereka di Kabupaten Belu.

“Mari kita bergandeng tangan bersama untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan di Belu. Ini adalah warisan leluhur, yang perlu kita tumbuh kembangkan dan dibanggakan. Kami ingin penggunaan susumeti ini digunakan seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Belu dalam acara tertentu,” pinta Freny Sumantri Taolin.(Rony)